Perumusan Masalah Deskripsi Ikan Lele Dumbo

Tabel 1. Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2005 – 2006 No Jenis Usaha 2005 2006 1 Budidaya perikanan air tawar Ton 7.593,00 23.020,50 2 Perairan umum Ton 187,00 120,50 3 Ikan hias Ribuan ekor 72.524,00 75.382,67 4 Pembenihan Ribuan ekor 703.098,00 708.594,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor 2006 Kegiatan budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Bogor, salah satunya terdapat di Kecamatan Ciseeng. Di Kecamatan Ciseeng ini terdapat beragam komoditas ikan yang dibudidayakan, mulai dari budidaya ikan hias hingga jenis ikan konsumsi. Untuk jenis ikan konsumsi, lele dumbo adalah komoditas yang banyak dibudidayakan. Di Kecamatan Ciseeng ini, kegiatan pendederan merupakan kegiatan yang banyak dipilih untuk budidaya komoditas lele dumbo. Kegiatan pendederan menjadi pilihan, karena tingkat kesulitan pemeliharaan yang rendah serta waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pendederan ini relatif singkat bila dibandingkan dengan kegiatan pembesaran. Waktu pemeliharaan kegiatan pendederan ikan lele dumbo yang singkat, membuat modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan perputaran uang juga berlangsung cepat. Di sisi lain, walau pun kegiatan pendederan ikan lele dumbo ini relatif mudah, tetapi tetap melibatkan penggunaan beberapa faktor produksi. Hal inilah yang membuat alokasi penggunaan input secara efisien sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu aspek penting dalam budidaya komoditas perikanan adalah tersedianya input secara kontinu dalam jumlah yang tepat. Prinsip efisiensi dalam penggunaan berbagai input merupakan hal yang amat penting untuk diterapkan, karena menyangkut jumlah output yang akan dihasilkan. Dengan kata lain prinsip efisiensi bagi pembudidaya ialah proses penggunaan input secara tepat dengan tujuan memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal. Permasalahan atau kendala yang sering dihadapi pembudidaya, yaitu adanya keterbatasan dalam penggunaan input faktor produksi yang disebabkan terbatasnya jumlah modal usaha yang dimiliki, pengelolaan yang masih sederhana, serta keterampilan yang dimiliki pembudidaya masih rendah. Keterampilan yang masih rendah yang dimiliki pembudidaya, dapat dilihat dari masih minimnya pengetahuan para pembudidaya tentang hubungan antara alokasi input yang digunakan terhadap kuantitas serta kualitas dari output yang dihasilkan. Hal ini kemungkinan dapat membuat proses produksi yang dilakukan menjadi tidak efisien dan pada akhirnya membuat tingkat keuntungan yang diperoleh pembudidaya menjadi tidak maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1 Bagaimana kondisi aktual usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 2 Bagaimana alokasi penggunaan input yang optimal agar tercapai tingkat keuntungan yang maksimal. 3 Bagaimana sesungguhnya kondisi finansial usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 4 Bagaimana prospek pengembangan usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1 Mengetahui kegiatan usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 2 Mengetahui alokasi input yang optimal dalam usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 3 Mengetahui tingkat keuntungan dan kelayakan usaha dari kegiatan pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. 4 Mengetahui peluang pengembangan usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan - Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2 Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo. 3 Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para pembudidaya untuk pengembangan usaha. 4 Sebagai sumber data dan informasi serta bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Lele Dumbo

Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin H 1984 adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Subordo : Siluroidea Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias gariepinus Gambar 1. Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus Ikan lele dumbo atau disebut juga Lele Afrika merupakan jenis ikan lele yang berasal dari Kenya dan memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan jenis lele lokal. Beberapa keunggulan lele dumbo bila dibandingkan dengan lele lokal menurut Prihartono E; J Rasidik; dan U Arie 2002 diantaranya adalah : 1 Lele dumbo dapat tumbuh lebih cepat , pada umur 24 minggu lele dumbo dapat mencapai berat 180-200 gr, sedangkan lele lokal hanya 40-50 gr. 2 Lele dumbo dapat mencapai ukuran lebih besar, lele lokal biasanya hanya mencapai berat sekitar 300 gr, sedangkan lele dumbo dapat mencapai berat 2-3 kg 3 Lele dumbo lebih banyak kandungan telur, satu induk betina lele dumbo dapat bertelur 8.000-10.000 butir, sedangkan lele lokal hanya 1.000-4.000 butir. 4 Pakan tambahan bermacam-macam, lele dumbo dapat diberi pakan tambahan seperti kotoran ayam dan bangkai, sedangkan lele lokal tidak suka. Secara fisik lele dumbo tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan lele lokal. Beberapa ciri lele dumbo diantaranya bagian badan bulat tinggi dan memipih ke arah ekornya, tidak bersisik, badannya mengeluarkan lendir, bentuk kepala gepeng dan simetris, memiliki patil yang tidak beracun, mulutnya lebar tidak bergigi serta memiliki sepasang sungut mandibular dan sepasang sungut maksilar. Perbedaan lele dumbo bila dibandingkan dengan lele lokal selain ukuran tubuhnya yang lebih besar ialah warna kulit lele dumbo berwarna keunguan dengan bintik besar yang menyerupai corak loreng-loreng pada baju tentara. Selain itu gerakan lele dumbo lebih lincah bila dibandingkan dengan lele lokal Prihartono E; J Rasidik; dan U Arie 2002 Menurut Hernowo A dan R Suyanto 2003, salah satu sifat lele dumbo adalah suka meloncat ke darat terutama pada malam hari. Munculnya sifat ini karena lele merupakan hewan yang aktivitas hidupnya dilakukan pada malam hari atau biasa disebut hewan nokturnal. Sifat ini akan lebih tampak pada saat lele dumbo mencari makan, itulah sebabnya lele dumbo akan lebih suka berada di tempat yang gelap dibandingkan dengan berada di tempat yang terang. Sifat lain dari lele dumbo ialah memilki kebiasaan mencari makan di dasar perairan bottom feeder yang menyebabkan air kolam tampak keruh. Ditinjau dari jenis makanannya, pakan alami lele adalah binatang renik yang hidup di dasar mau pun di dalam air seperti cacing, jentik-jentik nyamuk, larva serangga, anak-anak siput, dan kutu air. Lele juga dapat bersifat kanibal, yaitu memakan sesama ikan yang ukurannya lebih kecil bila kekurangan pakan Hernowo A dan R Suyanto 2003.

2.2 Pendederan Ikan Lele Dumbo