sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk berenang ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya. Pencemaran air dapat
merupakan masalah regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar Darmono, 2001.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya Anonimous, 2001. Berdasarkan pengertian ini, masalah pencemaran air terkait dengan tiga hal penting, yaitu: 1 unsur yang
masuk atau dimasukkan ke dalam air, 2 kualitas dan penurunan kualitas air, serta 3 peruntukkan air.
Sedangkan menurut Kristanto 2004, pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Harsanto 1995, mengatakan bahwa air dikatakan tercemar jika mengalami hal-hal berikut :
a. Air mengandung zat, energi dan atau komonen lain yang dapat merubah
fungsi air sesuai peruntukkannya, atau disebut parameter pencemaran. b.
Kandungan parameter pencemaran di dalam air telah melampaui batas toleransi tertentu atau disebut baku mutu hingga menimbulkan gangguan
terhadap pemanfaatannya. Dengan kata lain air tidak sesuai dengan peruntukkannya.
2.3.2. Pencemaran Air Sungai
Hampir setiap hari sungai di seluruh dunia menerima sejumlah besar aliran sediment baik secara alamiah, buangan industri, buangan limbah rumah
tangga, aliran air permukaan, daerah urban dan pertanian. Terkadang sebuah sungai mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan
pencemar yang sangat besar Darmono, 2001; Mahida, 1986. Perairan sungai
apabila menerima bahan-bahan asing dari luar dapat menyebabkan berubahnya kualitas air, sehingga hidrobiota yang hidup didalamnya
mengalami gangguan, maka sungai tersebut dikatakan tercemar. Tiga penyebab utama tercemarnya suatu badan air Environmental
Agency, 1962, yaitu: a.
Peningkatan konsumsi atau penggunaan air sehubungan dengan peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat, dengan konsekuensi
meningkatnya air limbah yang mengandung berbagai senyawa atau materi tertentu.
b. Terjadinya pemusatan penduduk dan industri diikuti dengan peningkatan
buangan yang tertampung di perairan sehingga daya pemulihan diri perairan itu terlampaui. Akibatnya perairan menjadi tercemar dengan
tingkat yang semakin berat. c.
Kurangnya atau rendahnya investasi sosial ekonomi budaya untuk memperbaiki lingkungan, seperti investasi untuk system sanitasi dan
perlakuan lainnya. Pada sungai yang besar dengan arus air yang deras, sejumlah kecil
bahan pencemar akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut
yang diperlukan oleh kehidupan air dan biodegradasi akan cepat diperbarui. Tetapi, proses pengenceran, degradasi dan nondegradasi pada arus sungai
yang lambat tidak dapat menghilangkan polusi limbah oleh proses penjernihan alamiah. Hal ini juga mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut. Proses
biodegradari tidak efektif untuk mengurangi degradasi polutan atau nonbiodegradasi polutan dari beberapa bahan kimia DDT, PCB, beberapa
bahan isotop radioaktif, dan komponen merkuri, akibatnya kandungan bahan polutan menjadi berlipat ganda dalam jaringan biologi magnifikasi biologi
jika bahan tersebut memasuki rantai makan Darmono, 2001. Menurut Manan 1997, masalah kualitas air sungai terutama
disebabkan oleh kandungan sedimen dalam air sungai akibat terjadinya erosi pada bagian DAS, terutama dibagian hulu. Di Indonesia banyak sungai yang
telah mencapai taraf pencemaran yang merugikan, khususnya sungai-sungai
yang alirannya melalui daerah perkotaan daerah padat penduduk dan wilayah perindustrian Saeni, 1989. Penurunan kualitas air terutama
disebabkan oleh limbah domestik, limbah industri, kegiatan pertambangan dan limbah pertanian.
2.4. Indikator Pencemaran Air