Profil Industri Karet Remah Crumb Rubber di Kota Jambi

Tabel 18. Kualitas Sungai Batanghari di Kota Jambi Hasil Monitoring Tahun 2007 No. Parameter Satuan Baku Mutu Daerah Lokasi Sampling Hulu Hilir 1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Fisika Temperatur TDS TSS Warna Kekeruhan DHL Kimia pH Cyanide Nitrit Amonia DO Iron Fe Mangan Mn Copper Cu Chrom Flour Zinc Nitrat BOD5 COD Fosfat PO 4 Minyak Lemak C mgl mgl Pt.Co FAU µS - mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl mgl µgl Dev. 2 1000 50 - - - 6 – 9 0,02 0,06 0,5 6 0,3 0,1 0,02 0,05 0,5 0,05 10 2 10 0,2 1000 29,88 21,62 34,45 374,27 46,64 43,45 6,30 0,007 0,10 0,48 5,86 0,75 0,03 0,02 0,006 0,05 0,02 1,24 15,44 24,63 0,18 35 28,53 22,50 41,36 464,36 56,55 44,63 6,19 0,006 0,03 0,76 6,46 0,81 0,00 0,02 0,002 0,02 0,03 2,21 17,33 27,11 0,09 70,37 Sumber : BLH Kota Jambi, tahun 2007. Diantara beberapa aktifitas yang ada tersebut, kegiatan yang menghasilkan limbah cair setelah dilakukan pengolahan langsung dibuang keperairan sungai Batanghari, salah satunya adalah industri karet remah.

5.2. Profil Industri Karet Remah Crumb Rubber di Kota Jambi

Industri crumb rubber yang merupakan salah satu industri yang dalam proses produksinya membutuhkan banyak air. Kebutuhannya yang cukup besar terhadap air menyebabkan industri ini biasanya berada di sepanjang sungai agar dekat dengan sumber air yang dibutuhkannya. Air limbah yang dihasilkan dari proses produksi tersebut setelah melalui pengolahan biasanya dibuang kembali ke sungai. Apabila tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk industri karet maka akan menambah beban pencemaran bagi badan air yang menerimanya. Di Provinsi Jambi terdapat 8 delapan industri karet remah crumb rubber dan 5 lima diantaranya terletak di Kota Jambi dan berada di sepanjang sungai Batanghari. Industri ini termasuk salah satu industri andalan di Provinsi Jambi dengan sumbangan devisanya mencapai 412,2 juta US dolar pada tahun 2007. Tabel 19. Profil Industri Karet Remah Crumb Rubber di Kota Jambi No. Nama Perusahaan Alamat Usaha Tahun Berdiri Kapasitas Produksi Jumlah TK 1. 2. 3. 4. 5. PT. Hok Tong PT. Batanghari Tembesi PT. Djambi Waras PT. Remco Djambi PT. Angkasa Raya Kelurahan Sijenjang Kelurahan Sijenjang Kelurahan Tj. Johor Kelurahan Tj. Johor Kelurahan Arab Melayu 1973 1988 1988 1989 1992 1250 ton 2000 ton 5500 ton 1200 ton 2000 ton 207 org 270 org 385 org 285 org 320 org Berdasarkan hasil pemantauan penaatannya dalam upaya pengendalian pencemaran air selama tahun 2007 terlihat bahwa dari 5 lima industri karet remah crumb rubber yang ada di Kota Jambi hanya 1 satu industri yang dalam pengelolaan limbah cairnya memenuhi baku mutu yang ada, tapi masih ada bulan-bulan tertentu yang parameternya masih berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan. Sedangkan 4 empat industri lainnya masih belum menaati baku mutu yang ada Tabel 20. Untuk parameter yang dipantau yang belum memenuhi baku mutu yaitu parameter BOD, COD dan TSS. Baku Mutu yang digunakan sebagai acuan adalah baku mutu nasional yaitu Keputusan MENLH No. 511995 Lampiran B-VI. Karena baku mutu yang ditetap oleh Provinsi Jambi dalam SK. Gubernur No. 84 Tahun 1996 lebih longgar dibandingkan dengan baku mutu nasional. Kualitas air limbah yang tidak memenuhi baku mutu yang berlaku terkait dengan kinerja IPAL dan kualitas bahan baku yang diterima industri. Bahan baku yang diterima guna proses produksi masih berkualitas rendah sehingga menghasilkan banyak kotoran berupa tatal dan serpihan kayu yang mengakibatkan tingginya kebutuhan air guna proses pencucian dan juga menambah beban kerja IPAL karena ikut masuk ke IPAL tidak tersaring. Lahan industri yang sebagian besar terbatas menyebabkan adanya ketidakseimbangan kapasitas IPAL yang tersedia dengan limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Kontribusi pencemaran air limbah dari industri crumb rubber itu sendiri terhadap sungai Batanghari dapat dilihat dari beban pencemarannya. Berdasarkan hasil analisis beban pencemar yang dihasilkan oleh industri crumb rubber, parameter COD memberikan kontribusi tertinggi sebesar 132,7 tonbulan. Diikuti oleh parameter BOD 5 sebesar 70,6 tonbulan dan selanjutnya TSS sebesar 67,4 tonbulan. Sedangkan parameter yang memberikan kontribusi terkecil yaitu Amonia sebesar 7,5 tonbulan Tabel 21. Tingginya beban pencemaran dari industri crumb rubber dipengaruhi oleh tidak efisiensinya penggunaan air dan kinerja IPAL yang tidak optimal. Tidak efisiensinya penggunaan air disebabkan karena bahan baku yang diterima sangat beragam tingkat kebersihannya, terutama bahan baku yang diterima dari petani tingkat kebersihannya sangat rendah. Di satu sisi penggunaan air yang banyak akan mempengaruhi debit air limbah yang dihasilkan yang berimplikasi terhadap peningkatan beban pencemaran air limbah yang dihasilkannya pula. Kinerja IPAL yang tidak optimal disebabkan dalam proses pencucian bahan baku pada industri crumb rubber akan dihasilkan air limbah yang bercampur dengan kotoran seperti pasir, tanah, tatal, sampah dan lain-lain yang dapat menghambat dan memberatkan kinerja IPAL. Tabel 20. Hasil Pemeriksaan Limbah Karet Remah Crumb Rubber di Kota Jambi Tahun 2007 No. Nama Perusahaan Parameter Satuan Baku Mutu Bulan Ket. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des 1. PT. Djambi Waras BOD Mgl 60 56 51 41 62 67 63 63 37 92 28 49 136 Ada IPAL COD Mgl 200 104 91 87 108 132 102 146 113 127 52 77 260 TSS Mgl 100 66 59 54 89 33 70 82 49 104 40 55 138 NH 3 -N Mgl 15 8,6 8,6 5,7 5,6 4,9 8,7 7,3 6,2 7,8 7,0 6,3 9,8 pH - 6 – 9 6,5 6,5 6,8 6,6 6,8 6,5 6,1 6,3 6,2 6,1 5,5 5,5 2. PT. Batanghari Tembesi BOD Mgl 60 27 64 66 109 162 89 206 - 114 55 - 159 Ada IPAL COD Mgl 200 47 130 121 183 320 152 414 - 209 83 - 362 TSS Mgl 100 30 65 19 5,0 249 6 6 - 9,0 6,0 - 12 NH 3 -N Mgl 15 1,9 3,1 15,9 4,6 8,4 - 8,8 2,4 - 11,12 pH - 6 – 9 6,5 6,5 5,0 5,8 6,6 5,8 5,7 - 4,9 4,7 - 5,2 3. PT. Remco BOD Mgl 60 59 75 146 101 112 54 111 74 105 104 83 133 Ada IPAL COD Mgl 200 115 147 320 217 181 89 240 172 186 202 232 240 TSS Mgl 100 102 114 223 123 178 80 112 62 168 172 153 177 NH 3 -N Mgl 15 4,8 2,9 5,4 3,87 7,6 1,8 0,8 1,5 4,0 3,7 1,7 7,6 pH - 6 – 9 6,1 6,3 5,6 6,4 6,1 6,2 5,9 6,1 6,1 5,6 5,4 6,1 4. PT. Angkasa Raya BOD Mgl 60 62 133 178 103 69 138 132 280 106 49 213 122 Ada IPAL COD Mgl 200 136 243 333 183 127 345 229 407 236 86 651 215 TSS Mgl 100 114 203 249 182 131 268 181 298 164 66 344 164 NH 3 -N Mgl 15 10, 3 0,7 1 7,5 8,8 8,9 9,6 3,6 10,5 5,1 4,1 11,2 6,3 pH - 6 – 9 6,5 6,3 5,6 6,5 6,5 6,3 6,8 6,9 6,2 5,9 6,2 5,6 5. PT. Hok Tong BOD Mgl 60 104 67 143 145 158 279 - 125 107 164 31 174 Ada IPAL COD Mgl 200 170 116 206 225 209 357 - 224 233 186 80 265 TSS Mgl 100 16 71 9,0 32 30 14 - 116 15 62 49 10 NH 3 -N Mgl 15 2,6 1,6 6,5 7,1 13,4 8,06 - 11,3 8,1 5,2 1,0 11,0 pH - 6 – 9 5,9 6,2 5,2 7,7 6,2 5,3 - 5,3 5,1 5,6 6,2 5,1 Sumber : BLH Kota Jambi, Tahun 2007 Tabel 21. Beban Pencemaran Industri Karet Remah Crumb Rubber yang masuk ke Sungai Batanghari Tahun 2007 dalam tonbulan Parameter Djambi Waras Batanghari Tembesi Remco Angkasa Raya Hok Tong Total BP BOD 5 COD TSS NH 3 -N 15,6092 29,3118 17,5787 1,8123 15,2555 29,3352 5,9077 0,8160 8,2471 16,6866 11,8610 0,3255 19,1722 38,5949 28,5949 1,0476 12,3462 18,7296 3,4968 0,6256 70,6 132,7 67,4 7,5 Sumber : Data Limbah Cair Industri di BLH Kota Jambi Tahun 2007 diolah Parameter BOD 5 , COD, TSS dan Amonia yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pencemaran berasal dari PT. Angkasa Raya dan yang memberikan sumbangan terkecil berasal dari PT. Remco. Hal ini disebabkan oleh tingginya kapasitas produksi PT. Angkasa Raya tidak diimbangi dengan kapasitas IPALnya sehingga IPAL yang ada tidak mampu bekerja secara optimal. Di samping itu keterbatasan lahan juga merupakan kendala bagi industri untuk membangun IPAL sesuai dengan kapasitas limbah cair yang dihasilkannya dari proses produksi. Bila dilihat dari parameter limbah cair yang dipantau pada PT. Djambi Waras, cukup menaati baku mutu yang ada. Hal ini dikarenakan beberapa tahun terakhir PT. Djambi Waras ikut dalam PROPER sehingga pemantauan limbah yang dilakukannya lebih rutin. Berdasarkan total BOD 5 yang dihasilkan dapat dihitung equvalensinya dengan jumlah penduduk. Menurut Konsitratna 1989 dalam Sulardiono 1997, 1 satu orang penduduk menghasilkan limbah BOD sebesar 12,6 grorghari. Dari nilai BOD 5 sebesar 70,6 tonbulan itu setara dengan penduduk sebanyak 186.852 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa industri crumb rubber yang ada perlu diperhatikan tingkat pencemarannya karena telah menyumbang beban pencemaran BOD 5 sebesar 39,68 dari jumlah penduduk Kota Jambi Tahun 2007 sebesar 470.902 jiwa. Di samping limbah cairnya yang menimbulkan permasalahan terhadap perairan Sungai Batanghari, limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi industri crumb rubber ini juga menimbulkan permasalahan karena sebagian besar industri masih membuang dan menumpukannya dipinggir badan sungai atau di pemukiman penduduk. Sehingga memperparah kondisi Sungai Batanghari, karena berpotensi meningkatkan proses sedimentasi dan mencemari perairan.

5.3. Status Kualitas Air Sungai Batanghari