Penyakit Terbesar di Puskesmas Sijenjang
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Bulan Ju
m lah
P a
si en
Penyakit lain saluran nafas atas
Penyakit lainnya Gastritis
Penyakit lainnya Rhematik
Penyakit kulit alergi
Penyakit Kulit Infeksi
Gambar 28. Penyakit Terbesar di Puskesmas Sijenjang Tahun 2007
Penyakit Terbesar di Puskemas Tahtul Yaman
100 200
300 400
500 600
700
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Bulan Ju
m lah
P as
ien
Infeksi Akut Lain Saluran Nafas Atas
Penyakit Sistem Otot Jaringan Ikat
Penyakit kulit alergi Diare
Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Gambar 29. Penyakit Terbesar di Puskesmas Tahtul Yaman Tahun 2007
5.5.2. Persepsi Masyarakat
Keberadaan industri karet remah di sepanjang Sungai Batanghari dan sekitar pemukiman penduduk menimbulkan berbagai penilaian dan
persepsi masyarakat. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari 110 responden, ternyata ada 52 58 responden yang menyatakan setuju atas
keberadaan industri karet remah, 14 menyatakan tidak setuju dan 34 menyerahkannya kepada kebijakan pemerintah Gambar 30.
Pernyataan setuju yang mereka sampaikan didasarkan pada banyaknya keuntungan yang mereka peroleh, seperti terbukanya kesempatan
bekerja di industri tersebut, adanya keperdulian industri karet remah terhadap berbagai aktivitas masyarakat di sekitarnya. Pernyataan ini juga
sesuai dengan yang dikemukakan oleh para pemuka masyarakat yang ada di daerah tersebut. Pernyataan tidak setuju lebih banyak berasal dari
masyarakat yang merasa terganggu dengan dampak negatif yang ditimbulkan dari industri karet remah tersebut, baik berupa limbah cair, gas
dan limbah padatnya. Sedangkan yang menyerahkan kondisinya kepada kebijakan pemerintah adalah masyarakat yang tidak merasakan secara
langsung keuntungan maupun dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan industri tersebut.
Persepsi Masyarakat Terhadap Industri Karet Remah
52 14
34 Setuju
Tidak Setuju Terserah Pemerintah
Gambar 30. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Industri Karet Remah
5.5.3. Peranan Industri Karet Remah Crumb Rubber dalam Perekonomian
Kota Jambi
Struktur perekonomian Kota Jambi dianalisis berdasarkan Tabel IO Tahun 2007 klasifikasi 36 sektor terlihat pada Tabel 25 berikut:
Tabel 25. Sektor-sektor dalam Tabel IO Kota Jambi Updating Klasifikasi 36 Sektor Tahun 2007.
KODE IO SEKTOR
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan Karet Tanaman Perkebunan Lainnya
Pertenakan dan Hasil-hasilnya Kehutanan
Perikanan Pertambangan dan Penggalian
Industri Minyak dan Gas Bumi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
Industri Kertas dan Barang Cetakan Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Plastik
Industri Karet Remah Industri Semen dan Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar Besi dan Baja Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya
Industri Barang Lainnya Listrik
Air Bersih Kontruksi
Perdagangan Besar dan Eceran Hotel
Restoran Angkutan Jalan Raya
Angkutan Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan Angkutan Udara
Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jasa Real Estate
Jasa Perusahaan Jasa Pemerintahan Umum
Jasa Sosial Kemasyarakatan Jasa Hiburan dan Rekreasi
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sektor industri yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sektor industi karet remah. Guna melihat peranan dan kontribusinya terhadap
perekonomian Kota Jambi sehingga dapat dilihat bagaimana keuntungan strategis dari keberadaan industri ini dalam menunjang perekonomian Kota
Jambi.
Pada periode tertentu, jumlah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa di suatu negaradaerah akan mencapai jumlah tertentu. Jumlah
permintaan tersebut akan digunakan oleh sektor produksi dalam rangka kegiatan produksinya biasanya disebut permintaan antara. Permintaan
tersebut juga digunakan untuk memenuhi konsumsi akhir domestik konsumsi rumah tangga yayasan nirlaba, konsumsi pemerintah,
pembentukan modal dan perubahan stok. Selebihnya digunakan untuk ekspor baik untuk luar negeri maupun provinsi lainnya, khususnya analisis
untuk suatu provinsi Badan Pusat Statistik, 2008. Apabila dilihat dari sisi penawaran, barang dan jasa yang
ditawarkan di suatu negaradaerah, bisa juga berasal dari produksi luar negaradaerah tersebut atau bahkan dari luar negeri impor.
Berdasarkan tabel 25 dapat dilihat bahwa sektor industri karet remah sektor 14 mengalami surplus yang relatif besar. Output yang
dihasilkan pada sektor ini pada Tahun 2007 mencapai Rp 125.459 juta. Dari jumlah permintaan penawaran sebesar angka tersebut di atas digunakan
untuk memenuhi konsumsi domestik permintaan antara oleh sektor produksi sebesar Rp 1.631 juta dan digunakan sebagai permintaan akhir
domestik Rp 18.899 juta, untuk ekspor Rp 106.560 juta. Semua permintaan tersebut dipenuhi oleh produksi domestik. Besarnya output yang dihasilkan
dari sektor industri karet remah untuk ekspor membuat sektor ini merupakan salah satu sektor unggulan yang menghasilkan devisa tertinggi bagi Provinsi
Jambi. Di mana pada Tahun 2007, devisa yang dihasilkan dari sektor industri karet remah ini mencapai 412,2 juta US dolar.
Dilihat dari kontribusi outputnya terhadap perekonomian Kota Jambi, sektor industri karet remah ini hanya menduduki peringkat 16 sebesar
Rp 125.459 juta atau 1,14 dari total output perekonomian Kota Jambi. Hal ini dikarenakan komoditi sektor ini dari input primernya bahan baku
didatangkan dari daerah lainnya di sekitar Kota Jambi. Sedangkan Kota Jambi sendiri tidak memiliki perkebunan karet. Di sisi lain, permintaan dari
output sektor ini lebih besar untuk memenuhi permintaan dari luar negeri ekspor.
Tabel 26. Struktur Permintaan dan Penawaran Menurut Sektor Ekonomi Kota Jambi Updating
Tahun 2007 Juta Rupiah
Sektor Permintaan
Antara Permintaan Akhir
Jumlah Permintaan
Impor Output
Domestik Penawaran
Domestik Ekspor
01 39.575
54.358 1.467
55.824 55.824
55.824 02
03 04
21.957 40.932
6.582 47.514
47.514 47.514
05 06
1.899 4.505
10.525 15.031
15.031 15.031
07 85.415
190.129 269.509
459.639 459.639
459.639 08
09 364.608
910.991 247.655
1.158.646 1.158.647
1.158.647 10
1.067 4.771
13.528 18.299
18.299 18.299
11 41.032
138.732 257.449
396.180 396.180
396.180 12
4.242 5.996
13.964 19.960
19.960 19.960
13 4.038
4.410 3.080
7.491 7.491
7.491
14 1.631
18.899 106.560
125.458 125.459
125.459
15 17.827
18.136 17.345
35.481 35.481
35.481 16
17 3.847
7.098 4.561
11.659 11.659
11.659 18
3.968 5.511
32.289 37.800
37.800 37.800
19 100.990
321.176 321.176
321.176 321.176
20 4.935
67.604 67.604
67.604 67.604
21 117.374
898.380 898.380
898.380 898.380
22 1.211.892
2.015.527 465.049
2.480.576 2.480.576
2.480.576 23
30.793 117.102
12.893 129.995
129.994 129.994
24 24.797
157.139 2.596
159.734 159.734
159.734 25
501.327 1.241.373
495.657 1.737.030
1.737.030 1.737.030
26 43.341
212.251 61.935
274.186 274.186
274.186 27
32.586 282.315
76.252 358.567
358.567 358.567
28 69.021
105.956 7.778
113.734 113.734
113.734 29
38.800 96.938
15.599 112.537
112.537 112.537
30 247.837
381.160 22.901
404.061 404.061
404.061 31
151.675 226.588
119 226.707
226.708 226.708
32 1.643
1.931 9.793
11.724 11.724
11.724 33
198.747 1.134.748
1.134.748 1.134.748
1.134.748 34
29.798 131.832
131.832 131.832
131.832 35
10.022 15.242
15.242 15.241
15.241 36
5.657 27.026
41 27.067
27.066 27.066
Jumlah 3.412.341
8.838.754 2.155.129
10.993.883 10.993.882
10.993.882
Pada Tahun 2007, sektor industri karet remah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.758 orang. Sedangkan upah gaji yang diterima oleh tenga kerja sektor
ini sebesar Rp 6.187.144 per orang atau 40,17 dari total upah gaji tenaga kerja semua sektor yang sebesar Rp 15.399.705,6 Tabel 27 dan 28.
Tabel 27. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Kota Jambi Tahun 2007.
Peringkat Sektor
Penyerapan TK
Persentase
1 Perdagangan besar dan eceran
49.034 34,4
2 Jasa pemerintahan umum
16.409 11,5
3 Konstruksi
11.882 8,3
4 Industri makanan, minuman dan tembakau
8.948 6,3
5 Angkutan jalan raya
8.777 6,2
6 Pertambangan dan penggalian
7.522 5,3
7 Angkutan udara
4.854 3,4
8 Tanaman bahan makanan
4.417 3,1
9 Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
4.347 3,0
10 Jasa real estat
3.603 2,5
11 Bank dan lembaga keuangan lainnya
3.257 2,3
12 Angkuta laut, sungai, danau penyeberangan
3.022 2,1
13 Restoran
2.417 1,7
14 Listrik
2.329 1,6
15 Komunikasi
1.990 1,4
16 Industri karet remah
1.758 1,2
17 Jasa sosial kemasyarakatan
1.561 1,1
18 Jasa penunjang angkutan
1.413 1,0
19 Hotel
1.033 0,7
20 Peternakan dan hasil-hasilnya
740 0,5
Sumber : Tabel IO Kota Jambi Updating Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen diolah
Tabel 28. Upah Gaji Sektor Perekonomian Kota Jambi Tahun 2007 juta rupiah.
Peringkat Sektor
Upah Gaji Persentase
1 Jasa pemerintahan umum
723.423 32,9
2 Perdagangan besar dan eceran
387.005 17,6
3 Konstruksi
220.005 10,0
4 Angkutan jalan raya
154.905 7,1
5 Industri makanan, minuman dan tembakau
146.788 6,7
6 Bank dan lembaga keuangan lainnya
87.636 4,0
7 Angkutan udara
85.591 3,9
8 Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
64.930 3,0
9 Pertambangan dan penggalian
56.892 2,6
10 Angkuta laut, sungai, danau penyeberangan
36.063 1,6
11 Restoran
35.913 1,6
12 Jasa real estat
30.147 1,4
13 Komunikasi
29.191 1,3
14 Jasa sosial kemasyarakatan
26.105 1,2
15 Jasa penunjang angkutan
16.379 0,7
16 Listrik
11.360 0,5
17
Industri karet remah 10.877
0,5
18 Air bersih
10.295 0,5
19 Hotel
10.232 0,5
20 Industri semen dan galian bukan logam
8.279 0,4
Sumber : Tabel IO Kota Jambi Updating Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen diolah
Nilai tambah bruto NTB merupakan balas jasa terhadap penggunaan faktor-faktor yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak
tak langsung. Total nilai tambah bruto perekonomian Kota Jambi mencapai Rp 5.676.482 juta.
Nilai tambah bruto sektor industri karet remah sebesar Rp 31.163 juta bersumber upah gaji sebesar Rp 10.877 juta 34,90, surplus usaha sebesar Rp
18.912 juta 60,69, penyusutan sebesar Rp 891 juta 2,86 dan pajak tak langsung sebesar Rp 483 juta 1,55.
Nilai tambah tersebut belum memperhitungkan tenaga kerja yang bekerja di sektor yang bersangkutan Tabel 29. Dengan membagi nilai tambah bruto
dengan jumlah penggunaan tenaga kerja akan diperoleh produktivitas rata-rata tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja industri karet remah menduduki peringkat
19 dari sektor-sektor yang ada yaitu sebesar 17,73. Sektor bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki produktivitas tertinggi sebesar 78,90. Hal ini tidak
berarti apa-apa tetapi hanya menunjukkan bahwa sektor industri karet remah termasuk sektor yang padat tenaga kerja labor intensive sementara sektor bank
dan lembaga keuangan lainnya lebih sedikit menggunakan tenaga kerja atau padat modal capital intensive.
Komposisi input industri karet remah lebih banyak berasal dari impor. Berdasarkan asumsi proporsionalitas yang menyatakan bahwa total input yang
dibutuhkan sama dengan total output yang dihasilkan oleh suatu sektor, maka untuk menghasilkan satu satuan output industri karet remah dibutuhkan 0,188 satuan input
antara dan 0,248 satuan input primer, sisanya sebesar 0,564 satuan merupakan impor. Tingginya penggunaan impor untuk menghasilkan output sektor ini
dikarenakan sebagian besar input antaranya berasal dari sektor perkebunan karet. Sedangkan Kota Jambi tidak memiliki lahan perkebunan karet. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut Kota Jambi mendatangkannya dari daerah kabupaten sekitarnya. Dengan kata lain sektor industri karet remah ini merupakan sektor penunjang
perekonomian di daerah kabupaten sekitarnya yang memiliki lahan perkebunan karet. Hal ini sesuai dengan tujuan Kota Jambi yang ingin mengembangkan Kota
Jambi sebagai kota industri dan jasa yang berbasis pada pengembangan industri hasil pertanian.
Dilihat dari keterkaitan sektor industri karet remah ini ke depan forward linkage
dan keterkaitan ke belakang backward linkage dalam perekonomian Kota Jambi, sektor ini memiliki nilai keterkaitan output langsung ke depan sebesar
0,0431 menunjukkan bahwa setiap peningkatan permintaan akhir output sektor industri karet remah sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan output
sektor lain yang terkait langsung dengan industri ini sebesar 0,0431 satuan. Nilai keterkaitan ini menunjukkan kemampuan sektor bersangkutan
mendorong perkembangan sektor-sektor lain melalui penyediaan output yang digunakan sebagai bahan baku produksi sektor lain. Semakin tinggi nilai keterkaitan
output ke depan berarti semakin besar kemampuan suatu sektor mendorong pertumbuhan sektor lainnya, demikian juga sebaliknya. Ini berarti bahwa sektor
industri karet remah tidak dapat dijadikan sektor basis dalam memicu pertumbuhan perekonomian Kota Jambi.
Tabel 29. Nilai Tambah Bruto NTB dan Produktivitas Sektor Perekonomian Kota Jambi Tahun 2007
Peringkat Kode
NTB Penyerapan
TK Produktivitas
Peringkat Produktivitas
1 Perdagangan besar dan eceran
1.232.834 49.034
25,14 18
2 Jasa pemerintahan umum
760.964 16.409
46,37 10
3 Angkutan jalan raya
622.132 8.777
70,88 2
4 Industri makanan, minuman dan tembakau
583.166 8.948
65,17 4
5 Pertambangan dan penggalian
375.463 7.522
49,92 6
6 Konstruksi
365.271 11.882
30,74 17
7 Bank dan lembaga keuangan lainnya
260.226 3.257
79,90 1
8 Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
235.218 4.347
54,11 5
9 Angkutan udara
179.154 4.854
36,91 16
10 Jasa real estat
176.063 3.603
48,87 7
11 Listrik
154.147 2.329
66,19 3
12 Angkuta laut, sungai, danau penyeberangan
133.782 3.022
44,27 12
13 Restoran
97.855 2.417
40,49 14
14 Komunikasi
81.040 1.990
40,72 13
15 Jasa penunjang angkutan
63.163 1.413
44,70 11
16 Jasa sosial kemasyarakatan
59.434 1.561
38,07 15
17 Hotel
48.461 1.033
46,91 9
18 Tanaman bahan makanan
45.152 4.417
10,22 20
19 Peternakan dan hasil-hasilnya
35.427 740
47,87 8
20 Industri karet remah
31.163 1.758
17,73 19
Sumber : Tabel IO Kota Jambi Updating Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen diolah
Tabel 30. Keterkaitan Output Ke Depan dan Ke Belakang Sektor Perekonomian Kota Jambi Tahun 2007
Kode Sektor Perekonomian
Keterkaitan ke Belakang Keterkaitan ke Depan
Langsung Lgs tdk
lgs Langsung
Lgs tdk lgs
01 Tanaman bahan
makanan 0,1116 0,887106
0,0781 0,851624
02 Perkebunan karet
0,0000 0,763867 0,0000
0,763867 03
Tanaman perkebunan lainnya 0,0000
0,763867 0,0000
0,763867 04 Peternakan
dan hasil-hasilnya
0,1673 0,955596 0,0638
0,827044 05 Kehutanan
0,0000 0,763867 0,0000
0,763867 06 Perikanan
0,1151 0,895726 0,0092
0,772034 07
Pertambangan dan penggalian 0,1337
0,906538 0,2610
1,009285 08 Industri
migas 0,0000 0,763867
0,0000 0,763867
09 Industri makanan, minuman dan tembakau
0,3394 1,144305
0,6196 1,563215
10 Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki
0,2175 1,014863
0,0054 0,768576
11 Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
0,2722 1,068240
0,1128 0,862994
12 Industri kertas dan barang cetakan
0,1868 0,975609
0,0189 0,781910
13 Industri pupuk, kimia dan barang dari plastik
0,3278 1,126345
0,0267 0,787026
14 Industri karet remah
0,1878 0,983336
0,0431 0,797220
15 Industri semen dan galian bukan logam
0,3042 1,092866
0,0252 0,790082
16 Industri logam dasar besi dan baja
0,0000 0,763867
0,0000 0,763867
17 Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya
0,2941 1,104355
0,0092 0,773640
18 Industri barang lainnya
0,2871 1,083770
0,0084 0,773667
19 Listrik
0,2946 1,093011
0,3499 1,145003
20 Air bersih
0,2916 1,092105
0,0261 0,789379
21 Konstruksi
0,2990 1,094017
0,3042 1,094003
22 Perdagangan besar dan eceran
0,3787 1,170730
3,3195 4,082923
23 Hotel
0,3067 1,108415
0,0717 0,836469
24 Restoran
0,2772 1,073382
0,0699 0,846556
25 Angkutan jalan raya
0,4017 1,238423
0,5843 1,459572
26 Angkuta laut, sungai, danau penyeberangan
0,2829 1,080980
0,1639 0,920821
27 Angkutan udara
0,2662 1,056243
0,0971 0,860298
28 Jasa penunjang angkutan
0,2924 1,075175
0,2066 0,963567
29 Komunikasi
0,1557 0,922960
0,1686 0,941270
30 Bank dan lembaga keuangan lainnya
0,2003 0,964511
0,3971 1,382481
31 Jasa real estat
0,1316 0,905027
0,2704 1,114209
32 Jasa perusahaan
0,2014 0,977176
0,0085 0,772298
33 Jasa pemerintahan umum
0,2557 1,057646
0,1249 1,122923
34 Jasa sosial kemasyarakatan
0,2705 1,071853
0,0809 0,842674
35 Jasa hiburan dan rekreasi
0,2452 1,032510
0,1019 0,854584
36 Jasa perorangan dan rumahtangga
0,1602 0,927849
0,0294 0,793320
Sumber : Tabel IO Kota Jambi Updating Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen diolah
Sektor industri karet remah memiliki keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan yang relatif cukup besar dengan nilai 0,7972. Angka
keterkaitan output langsung dan tidak langsung daya kepekaan ini mempunyai makna yang lebih luas dalam menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam suatu
perekonomian. Angka keterkaitan sebesar 0,7972 pada sektor industri karet remah menunjukkan sektor ini mempunyai keterkaitan ke depan secara langsung dan tak
langsung yang cukup kuat untuk mendorong sektor di depannya yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung. Setiap peningkatan satu satuan
permintaan akhir output sektor industri karet remah akan meningkatkan output sektor lain yang menggunakan sektor ini sebesar 0,7972 satuan.
Ditinjau dari keterkaitan output langsung ke belakang maka sektor industri karet remah menempati peringkat yang sangat rendah yaitu 23 dengan nilai
keterkaitan sebesar 0,1878. Kecilnya nilai keterkaiatan output langsung ke belakang yang dibawah satu menunjukkan sektor ini sedikit sekali membeli dari sektor
produktif dalam negeri lainnya. Setiap peningkatan permintaan akhir output sektor industri karet remah sebesar satu satuan akan meningkatkan kebutuhan input sektor
lain yang terkait langsung sebesar 0,1878 satuan termasuk sektor industri karet remah itu sendiri.
Keterkaitan output ke belakang langsung dan tak langsung daya penyebaran sebesar 0,9833 menunjukkan jika memperhitungkan sektor penyedia
input yang tidak terkait langsung dengan sektor industri karet remah maka sektor ini mampu menarik pasar input yang lebih besar. Ini berarti bahwa keberadaan industri
karet remah penting bagi sektor-sektor di hulunya seperti perkebunan karet sehingga keberadaannya dibutuhkan untuk mendorong sektor-sektor hulu bangkit.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah Provinsi Jambi yaitu Program Revitalisasi Perkebunan Karet.
5.6. Strategi Pengelolaan Sungai Batanghari yang Berwawasan Lingkungan