Berdasarkan hasil pengukuran ini dapat dikatakan bahwa telah terjadi penurunan kelas peruntukkan air. Di mana Sungai Batanghari tidak
dapat lagi digolongkan dalam peruntukkan air kelas I sebagai sumber air bersih, tetapi telah berada pada peruntukkan kelas IV yang hanya bisa
digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya tersebut. Di
mana, aktivitas manusia seperti pertanian, pembukaan hutan dan limbah industri dan domestik yang mengakibatkan penurunan kualitas air oleh
perubahan karakteristik limpasan, peningkatan larutan tersuspensi dan unsur hara pada air permukaan Soldner et. al, 2004.
Merujuk pada kegunaan Sungai Batanghari sebagai sumber air bersih utama masyarakat Kota Jambi, maka untuk mengembalikannya
kepada peruntukkan kelas satu perlu dilakukan pengelolaan. Sehingga fungsi air secara ekologi, ekomoni dan sosial tetap dapat dipertahankan. Untuk itu,
pengelolaan air perlu dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan penduduk dan rencana
pembangunan sektoral.
5.4. Komunitas Biota Perairan
5.4.1. Escherichia coli
Hampir di semua badan air terdapat bakteri-bakteri yang jenisnya tertentu. Ada ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat
tersendiri. Sebagian besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia dan ada juga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
lingkungan hidup Alaert dan Santika, 1987. Perhatian pada penelitian adalah terhadap bakteri yang dapat menunjukkan adanya pencemaran
indikator organisme yaitu bakteri Escherchia coli E. Coli merupakan petunjuk yang efisien karena bakteri tersebut terdapat dalam feces.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena kadar E. Coli pada perairan sungai Batanghari terjadi peningkatan di stasiun 2 kemudian
menurun di stasiun 3, dan meningkat kembali di stasiun 4 hingga stasiun 6. Kadar E. Coli pada setiap stasiun pengamatan telah melampaui ambang
batas maksimum yang dianjurkan yaitu rata-rata kandungan bakteri E. Coli sekitar 100 MPN100 ml, berarti perairan Sungai Batanghari telah terjadi
pencemaran fecal dan ada kemungkinan air tersebut mengandung bakteri patogen.
Keberadaan E. Coli di perairan dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia. Curah hujan, temperatur, pH, salinitas Shibata et. al, 2004,
Oksigen terlarut Kerner, 2000, phospor, dan padatan tersuspensi Benndorf et. al
, 2000; Kirschner et. al, 2009 yang mempengaruhi perkembangannya di dalam suatu perairan.
Kebiasaan penduduk yang membuang feces di perairan Sungai Batanghari telah menyebabkan penurunan derajat kesehatan masyarakat,
terutama masyarakat yang sehari-hari menggunakan air sungai bagi kepentingan rumah tangga.
Nilai E.Coli Perairan Sungai Batanghari
1000 2000
3000 4000
5000 6000
STS1 STS2
STS3 STS4
STS5 STS6
S t a s iun
Agustus September
Oktober
Gambar 19. E. Coli di Perairan Sungai Batanghari pada Tiap-tiap Stasiun selama Bulan Agustus – Oktober 2008
Dilihat dari uji statistik terhadap parameter E. Coli dapat dijelaskan bahwa untuk masing-masing stasiun tidak terdapat perbedaan yang nyata,
sedangkan untuk masing-masing bulan pengamatan terdapat perbedaan yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencemaran Sungai Batanghari
oleh E. Coli untuk masing-masing stasiun pengamatan adalah sama.
BM PP 822001
Perbedaan tingkat pencemaran E. Coli terjadi pada bulan-bulan pengamatan. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya debit air dan
kecepatan arus Sungai Batanghari yang dipengaruhi oleh musim. Terjadinya peningkatan jumlah faecal coliform pada sampel yang diambil saat musim
turun hujan, tetapi banyaknya tidak dibatasi oleh kejadian hujan itu sendiri Shah et. al, 2007.
5.4.2. Makrozoobenthos