2.4.3. Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri mengandung bahan organik dan anorganik yang dapat larut dalam air, sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan warna pada air. Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan
buangan atau air limbah dari kegiatan industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air. Bahan
buangan industri yang bersifat organik dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan seringkali menimbulkan bau yang sangat
menyengat hidung. Mikroba di dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein, secara degradasi menjadi bahan yang mudah
menguap dan berbau. Timbulnya bau akibat proses penguraian bahan organik yang dilakukan oleh mikroba. Bau pada air dapat dipakai sebagai salah satu
indikator terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. Apabila air mempunyai rasa kecuali air laut maka hal itu berarti telah
terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga
telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dalam air.
2.4.4. Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut.
Endapan dan koloid serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang
berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloid. Endapan sebelum
sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air bersama-sama dengan koloid. Endapan dan koloid yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis,
akibatnya kehidupan mikroorganisme jadi terganggu.
2.4.5. Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan yang berasal dari kegiatan industri yang dibuang ke perairan, baik sungai,
danau maupun laut. Bila bahan-bahan pencemar berada dalam jumlah yang banyak berarti mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada
perkembangbiakan mikroorganisme tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Pada umumnya industri pengolahan
bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
Parameter mikrobiologi, seperti bakteri Eschericia coli E.coli, termasuk parameter baku mutu air. Keberadaan E.coli dalam perairan
menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran akibat tinja manusia. Sebagai salah satu species bakteri Eschericiae, E. coli tergolong enterobacteriaceae,
berbentuk batang dengan diameter 0,5 μ dan panjang 1 – 3 μ, serta tumbuh
optimal dalam suasana aerob dan anaerob pada suhu 37
o
C atau 15
o
C – 45
o
C dengan pH 7. Dalam saluran pencernaan, E. coli berkembang biak dan
mengalami proses alamiah seperti mutasi dari tidak patogen menjadi patogen atau sebaliknya. Salah satu faktor virulensi penting E. coli, berupa
Enterotoxigenic E. coli ETEC adalah kemampuan merangsang sel-sel
mukosa usus untuk mengekskresikan air dan garam-garam elektrolit secara berlebihan sehingga menyebabkan diare dan dehidrasi Hasutji, 1995.
2.4.6. Meningkatnya Radioaktivitas Air