Makrozoobenthos Komunitas Biota Perairan

Perbedaan tingkat pencemaran E. Coli terjadi pada bulan-bulan pengamatan. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya debit air dan kecepatan arus Sungai Batanghari yang dipengaruhi oleh musim. Terjadinya peningkatan jumlah faecal coliform pada sampel yang diambil saat musim turun hujan, tetapi banyaknya tidak dibatasi oleh kejadian hujan itu sendiri Shah et. al, 2007.

5.4.2. Makrozoobenthos

Makrozoobenthos merupakan salah satu kelompok biota yang hidup di dalam ekosistem sungai, terutama di dasar perairan yang mengalir Odum, 1993. Makrozoobenthos hidupnya relatif menetap dan tidak dapat menghindar dari kontak dengan bahan pencemar serta jangka hidupnya relatif lama. Selain itu karena organisme dasar perairan tersebut mempunyai habitat relatif tetap, maka perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi dan kelimpahannya. Oleh karena itu, makrozoobenthos merupakan organisme perairan yang sangat representatif untuk menduga pencemaran air. Hasil pengamatan komposisi jenis dan kelimpahan makrozoobenthos yang ditemukan pada perairan Sungai Batanghari, pada masing-masing stasiun ditemukan sekitar 7 – 12 kelas dan 22 species, dengan kelimpahan berkisar antara 5.052 – 39.259 individum 2 Lampiran 4. Organisme makrozoobenthos yang ditemukan pada perairan Sungai Batanghari secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari jenis- jenis yang ditemukan tersebut jenis yang paling banyak ditemukan adalah : 1 Tubificidae dari kelas Oligochaeta, 2 Chironomidae dari kelas Diptera dan 3 Naididae dari kelas Oligochaeta. Nilai Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos dari hasil pengamatan pada masing-masing stasiun berturut-turut adalah pada stasiun 1 0,37, stasiun 2 0,811, stasiun 3 1,441, stasiun 4 1,521, stasiun 5 1,34 dan stasiun 6 1,055. Berdasarkan Indeks Keanekaragaman tersebut terlihat bahwa dengan adanya industri tidak menimbulkan terjadinya pencemaran, karena pada lokasi yang belum ada industri stasiun 1 kondisi perairan sudah tergolong kedalam perairan yang tercemar berat Staub et al. dalam Wilh, 1975. Terjadinya pencemaran berat pada stasiun 1 diduga disebabkan oleh limbah penduduk dan comersial area pasar tradisional dan mall. Bila melihat jenis yang ditemui di stasiun 1 yaitu Limnodrilus hoffmeisteri dan Aulodrilus acutus yang termasuk dalam famili Tubificidae merupakan indikator telah mengalami pencemaran organik yang telah mempengaruhi kualitas air. Hal ini seperti dinyatakan Sastrawijaya 1991 makrozoobenthos dari jenis Tubificidae merupakan indikator pencemaran oleh limbah organik, kalau kondisi lebih baik maka hewan golongan cacing tersebut akan diikuti oleh larva Chironomous. Pencemaran limbah organik yang cukup pekat di stasiun 1 ini juga ditandai dengan adanya jenis Nais communis dari famili Naidididae yang relatif tinggi. Pada stasiun 2 tingkat pencemarannya masih tergolong ke dalam perairan yang tercemar berat, karena nilai indeks keanekaragamannya sebesar 0,811 dan didukung oleh jenis yang ditemukan yaitu Limnodrilus hoffmeisteri dari famili Tubificidae jumlahnya relatif lebih tinggi dibandingkan stasiun 1 dan ditemukan juga jumlah yang lebih banyak Polypedilum scalaenum dari famili Chironomidae yang menunjukkan kondisi perairan yang lebih baik dibandingkan stasiun 1. Penurunan pencemaran terjadi pada stasiun 3 dari pencemaran berat pada stasiun 2 menjadi tercemar sedang dengan nilai indeks keanekaragaman 1,441, hal ini ditandai dari jenis Tubificidae yang relatif lebih kecil dan Chironomidae yang ditemukan relatif lebih banyak dibandingkan di stasiun 2, berarti pencemaran organik yang terjadi di stasiun 3 relatif ringan dan telah ada proses pemulihan menuju pada perairan yang lebih baik. Pencemaran yang terjadi pada stasiun 4, 5 dan 6 termasuk dalam kriteria perairan yang tercemar sedang, dengan nilai indeks keanekaragaman stasiun 4 1,521, stasiun 5 1,34 dan stasiun 6 1,055. Namun bila melihat jenis yang ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih tinggi seperti Tubificidae, Naididae dan Chironomidae, meskipun pencemaran yang terjadi tergolong sedang, namun dari jenis yang ditemukan pencemaran yang terjadi tidak hanya tergolong ke dalam pencemaran organik tetapi termasuk juga ke dalam kategori pencemaran yang diakibatkan oleh suhu tinggi, akumulasi logam berat dan oksigen terlarut yang rendah. Hal ini terlihat dari kondisi perairan pada ke tiga stasiun tersebut yang memiliki suhu tinggi dan konsentrasi oksigen terlarut yang rendah. Hasil perhitungan indeks keseragaman jenis E dari setiap stasiun pengamatan diperoleh kisaran antara 0,111 – 0,454. Nilai indeks keseragaman pada masing-masing stasiun dari stasiun 1 sampai stasiun 5, terjadi peningkatan yang berfluktuasi pada setiap stasiun setelah ada aktivitas industri. Nilai indeks keseragaman setiap stasiun hasil pengamatan sebagai berikut: stasiun 1 0,111, stasiun 2 0,289, stasiun 3 0,454, stasiun 4 0,424, stasiun 5 0,387 dan stasiun 6 0,305 Tabel 24. Weber 1973 menyatakan bahwa, suatu komunitas biota, seluruh jenisnya stabil juka nilai indeks keseragamannya berkisar antara 0,5 – mendekati 1, semakin kecil nilai indeks keseragaman suatu komunitas biota 0,5 – mendekati 0, semakin tidak merata penyebarannya jumlah individunya pada setiap jenis. Dari hasil analisis indeks keseragaman E makrozoobenthos di lingkungan Sungai Batanghari di stasiun 1, 2, 5 dan stasiun 6 menunjukkan bahwa sebaran antara jenis tidak merata. Distribusi makrozoobenthos terlihat dari morpologi permukaan tempat hidupnya, jumlah oksigen yang ada dan hubungan saling memangsa, selain perubahan kelimpahan yang bersifat musiman mungkin disebabkan oleh kompetisi dalam tempat atau makanan Reinicke, 2000. Di samping itu juga dipengaruhi oleh perubahan yang cepat pada sedimen dan masuknya unsur hara di perairan sungai yang terbuka. Berarti juga bahwa comersial area, pemukiman penduduk, lahan pertanian dan industri crumb rubber pada masing-masing stasiun tersebut telah menyebabkan adanya tekanan terhadap komunitas biota di sekitarnya, seperti dikemukakan Purwanto 2000 nilai indeks keseragaman yang mendekati nol merupakan indikator adanya pengaruh atau tekanan dari aktifitas sekitar perairan. Tabel 24. Taxa, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominasi Makrozoobenthos pada Masing- masing Stasiun di Perairan Sungai Batanghari. JumlahIndeks Stasiun Pengambilan Contoh 1 2 3 4 5 6 Taxa 10 7 9 12 11 11 Individu 12.770 8.785 6.356 39.259 5.052 5.793 Keanekaragaman H’ 0,37 0,811 1,441 1,521 1,34 1,055 Keseragaman E 0,111 0,289 0,454 0,424 0,387 0,305 Dominasi D 0,914 0,749 0,491 0,455 0,579 0,706 Pada stasiun 3 dan 4 menunjukkan sebaran antara jenis yang relatif lebih merata dibandingkan dengan stasiun yang lainnya, hal ini dapat dilihat dari indeks keseragamannya yang mendekati nilai 0,5. Ini juga berarti bahwa pada stasiun tersebut dalam keadaan yang relatif lebih seimbang sehingga kurang terjadinya persaingan terhadap tempat dan makanan, dengan kata lain karena kondisi stasiun 3 dan 4 tidak ada tekanan terhadap biota yang ada di sekitar stasiun tersebut. Hal ini dimungkinkan oleh tidak adanya aktifitas lain yang memberikan tekanan, kecuali hanya industri crumb rubber saja. Nilai indeks dominasi D pada perairan Sungai Batanghari berturut-turut adalah stasiun 1 0,914, stasiun 2 0,749, stasiun 3 0,491, stasiun 4 0,455, stasiun 5 0,579 dan stasiun 6 0,706 Tabel 24. Nilai indeks dominasi yang mendekati nol 0 berarti tidak ada jenis yang mendominasi, tetapi jika nilai indeks dominasi mendekati satu 1 berarti ada jenis yang dominan muncul Simpson dalam Wilhm, 1975. Berdasarkan indeks dominasi tersebut, maka pada stasiun 1, 2 dan 6 ada jenis-jenis tertentu yang mendominasi sehingga mengakibatkan nilai indeks dominasinya mendekati angka satu 1. Sedangkan pada stasiun 3, 4, dan 5 tingkat dominasinya sedang. Di duga dari keenam stasiun tersebut, perairannya mengandung bahan yang bersifat toksik seperti kadar logam berat dalam sedimen secara langsung ataupun tidak langsung menekan jenis makrozoobenthos yang berada di perairan sehingga hanya jenis yang mampu beradaptasi dengan gangguan yang ada saja yang mampu bertahan, sedangkan bagi jenis yang tidak mampu bertahan dengan gangguan yang ada maka jenis tersebut akan tersingkir atau menghilang. Jenis bentos lebih banyak terpapar oleh perubahan-perubahan lingkungan dan oleh karena itu struktur komunitasnya menunjukkan bahwa jenis ini mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungannya Kalagou et. al, 2006. Dari hasil uji korelasi spearman antara kualitas air dengan indeks keseragaman menunjukkan korelasi yang nyata pada tingkat α = 0,05 Lampiran 5. Di mana korelasinya negatif, penurunan kualitas air akan menyebabkan peningkatan keseragaman dari komunitas makrozoobenthos. Sedangkan indeks diversitas dan dominasi menunjukkan korelasi yang tidak nyata. Hal ini dikarenakan tidak adanya korelasi langsung antara kualitas air dengan indeks-indeks tersebut. Hubungan indeks komunitas bentik dan kualitas air menunjukkan bahwa Disolved Oxygen DO dan temperatur mempengaruhi keanekaragaman komunitas bentiknya Kagalou et. al, 2006. Perubahan komunitas makrozoobenthos ditunjukkan oleh interaksi yang kompleks antara variabel-variabel lingkungan. Meskipun begitu, faktor yang sangat penting mempengaruhi distribusi jenis makrozoobenthos adalah kecepatan arus berhubungan dengan temperatur air, tinggi air, tidak adanya penambahan dan subrat dasar, khususnya jumlah pasir dan kerikil Elexová dan Némethowá, 2003.

5.4.3. Ikan