Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

kondensor. Pada setiap perlakuan dilakukan pengukuran laju destilat dan pengambilan sampel setiap jam selama penyulingan. Rancangan perlakuan pada tahapan ini adalah sebagai berikut : P1 : Tekanan 1 bar P2 : Tekanan 2 bar P3 : Tekanan 3 bar Pada tahap ini, laju alir uap hanya diukur dari jumlah destilat yang keluar dari kondensor per satuan waktu. Laju ini hanya menjadi respon dari masuknya uap dari boiler ke ketel setiap waktu.

c. Menentukan disain proses penyulingan minyak akar wangi melalui

peningkatan tekanan dan laju alir uap bertahap Disain proses penyulingan minyak akar wangi ditentukan oleh trend laju recovery minyak yang tersuling pada penelitian pendahuluan selama 9 jam waktu penyulingan. Gambaran pola recovery minyak inilah yang nantinya menjadi dasar untuk menaikkan tekanan. Peningkatan tekanan dibagi menjadi 3 tahap, dengan asumsi bahwa minyak akar wangi memiliki komponen dengan titik didih tinggi, sedang, dan rendah. Idealnya tahapan peningkatan tekanan lebih banyak agar data yang diperoleh lebih baik. Namun keterbatasan waktu dan biaya menyebabkan penelitian ini dibuat menjadi lebih sederhana. Kisaran tekanan dan penentuan waktu untuk masing- masing tahap penyulingan yang akan digunakan pada penelitian ini ditentukan berdasarkan trend laju recovery minyak hasil penelitian pendahuluan.

d. Penyulingan minyak akar wangi dengan tekanan dan laju alir uap

bertahap Penelitian Utama Data-data kondisi operasi hasil penyulingan konstan pada penelitian pendahuluan dijadikan dasar untuk disain proses penyulingan pada tahap ini. Pada tahap ini dilakukan peningkatan tekanan dan laju alir uap secara bertahap selama 9 jam penyulingan. Perlakuan-perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu tekanan uap secara bertahap dan laju alir uap. Sedangkan laju alir uap yang akan digunakan yaitu 1 literjamkg bahan, 1.5 literjamkg bahan, dan 2 literjamkg bahan. Rancangan perlakuan pada tahapan ini adalah sebagai berikut : V1 : Laju uap 1 literjam kg bahan. V2 : Laju uap 1.5 literjam kg bahan. V3 : Laju uap 2 literjam kg bahan. V4 : Laju uap 1 literjam kg bahan ; laju uap 1.5 literjam kg bahan ; laju uap 2 literjam kg bahan meningkat bertahap sesuai dengan peningkatan tekanan. Pengaturan laju alir uap dilakukan dengan mengatur jumlah uap yang masuk ke ketel dan mengatur besar kecilnya bukaan katup pada leher angsa dekat kondensor. Pengecekan dilakukan dengan mengukur jumlah destilat yang yang keluar dari kondensor per satuan waktu. Pada setiap perlakuan dan kenaikan tekanan diamati kondisi operasi seperti suhu penyulingan, suhu destilat, laju distilat, tekanan boiler, dan lain-lain. Minyak akar wangi yang diperoleh dari setiap penyulingan dipisahkan menjadi tiga fraksi yaitu fraksi 1 hasil tekanan 2 bar, fraksi 2 hasil tekanan 2.5 bar, dan fraksi 3 hasil tekanan 3 bar.

e. Menganalisis kualitas minyak akar wangi

Semua sampel yang didapat hasil penyulingan konstan dan bertahap dianalisa sifat fisik dan kimia. Analisa sifat fisik dan kimia meliputi bobot jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam etanol 95, bilangan asam, bilangan ester dan bilangan ester setelah asetilasi. Prosedur analisa dimuat pada Lampiran 3.

f. Menganalisis distribusi komponen penyusun minyak akar wangi

Penentuan komponen minyak akar wangi dilakukan melalui analisa GC MS Gas Chromatohrapy Mass Spectrometry. Analisa ini dilakukan hanya pada sampel perlakuan tekanan bertahap dengan laju uap 2 literjam kg bahan dan perlakuan tekanan dan laju uap meningkat bertahap.