Penyulingan dengan Peningkatan Tekanan Bertahap dan Laju Alir Uap Konstan

4.5. Penyulingan dengan Peningkatan Tekanan Bertahap dan Laju Alir Uap Konstan

Penyulingan dengan tekanan bertahap menggunakan variasi laju alir uap 1, 1.5, dan 2 lj kg bahan menghasilkan recovery minyak berbeda satu sama lain Gambar 13. Penyulingan dengan laju alir uap 1 lj kg bahan hanya mampu merecovery sekitar 76,60 minyak. Sementara recovery minyak pada laju 1,5 lj kg dan 2 lj kg bahan berturut-turut sebesar 83,05 dan 90,42. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan laju yang lebih tinggi 2 lj kg bahan dihasilkan recovery minyak yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan laju yang lebih rendah. Menurut Guenther 1990, uap dengan kecepatan tinggi menimbulkan perbedaan tekanan dalam ketel suling, sehingga uap mencegah stagnasi pada bagian bahan yang padat. Oleh karena itu peningkatan laju alir uap akan mempercepat pengeluaran minyak dari dalam bahan tanaman Deny 2001. 20 40 60 2 4 6 8 10 Waktu, jam R e c o v e ry , V1 = 1 ljkg V2 = 1.5 ljkg V3 = 2 ljkg Gambar 13. Recovery minyak pada penyulingan tekanan bertahap dengan laju alir uap konstan selama 9 jam. Penyulingan dengan peningkatan tekanan bertahap dan laju alir uap konstan yang bervariasi juga memberikan recovery minyak yang berbeda pada setiap tahapannya. Pada tekanan 2 dan 2,5 bar, penyulingan dengan menggunakan laju alir uap 2 lj kg bahan masih menghasilkan jumlah minyak paling tinggi yaitu 39,58 dan 38,02. Namun saat tekanan dinaikkan menjadi 3 bar, penggunaan laju uap 2 lj kg bahan menghasilkan minyak paling sedikit 12,81. Hal ini diduga minyak yang masih terkandung dalam bahan merupakan minyak yang 2 bar 2,5 bar 3 bar 76.60 90.42 83.05 memiliki titik didih tinggi dengan jumlah yang semakin berkurang dan hampir habis. Hal yang menarik adalah recovery minyak pada penyulingan dengan laju 1.5 lj kg yang lebih banyak daripada penyulingan dengan laju 1 lj kg ketika tekanan dinaikkan menjadi 3 bar. Walaupun recovery minyak yang dihasilkan keduanya pada tekanan 2 dan 2.5 bar hampir sama, namun perbedaan laju uap yang digunakan dapat mendorong minyak keluar lebih banyak. Hasil kajian Moestafa et al. 1991 pada akar wangi juga menunjukkan bahwa penggunaan laju uap yang lebih besar menghasilkan minyak yang lebih banyak. Dimana penyulingan pada laju 0,6 kg uapjam diperoleh minyak 2.47 dan pada laju penyulingan 0,5 kg uapjam dihasilkan minyak 2.17.

4.6. Penyulingan dengan Peningkatan Tekanan dan Laju Alir Uap Bertahap