Tabel 6. Standar mutu minyak akar wangi menurut SNI 06-2386-2006
No. Jenis Mutu Satuan
Satuan Syarat Mutu
1. Warna
- Kuning muda sampai coklat
kemerahan 2.
Bau -
Khas akar wangi 3.
Bobot jenis 20
o
20
o
C -
0,980 – 1,003 4.
Indeks bias pada 20
o
- 1,520 – 1,530
5. Bilangan asam
- 10 - 35
6. Kelarutan dalam etanol 95
- 1:1 jernih, dan seterusnya jernih
7. Bilangan ester
- 5 – 26
8. Bilangan ester setelah asetilasi
- 100 – 150
9. Vetiverol total
Minimum 50
Sumber : SNI 2006
Untuk perdagangan internasional standar yang diacu adalah ISO International Organization for Standardization 4716:2002, seperti tercantum
pada Tabel 7. Tabel 7. Standar mutu minyak akar wangi menurut ISO 4716:2002
Syarat Mutu No.
Jenis Mutu Satuan Reunion
Haiti
1. Warna
Coklat hingga merah kecoklatan
Coklat hingga merah kecoklatan
2. Bau
Khas akar wangi Khas akar wangi
3. Bobot jenis 20
o
20
o
C 0,99 – 1,015
0,986 – 0,998 4.
Indeks bias pada 20
o
1,5220 – 1,5300 1,521 – 1,526
5. Bilangan asam
Maks. 35 Maks. 14
6. Kelarutan dalam etanol 80 pada 20
o
C Maks. 1 : 2
Maks. 1 : 2 7.
Bilangan ester 5 - 16
5 – 16 8.
Putaran optik pada 20
o
C +19 – +30
+22 – +38 9.
Bilangan karbon 44 – 68
23 - 59 Sumber : ISO 2002
2.3. Penyulingan Minyak Akar Wangi
Penyulingan distilasi merupakan proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan
titik uapnya Ketaren 1985. Proses penyulingan umum digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri dari tanaman.
Guenther 1990 menyebutkan ada tiga cara penyulingan yang umum digunakan, yaitu penyulingan dengan air water distillation, penyulingan dengan
air dan uap water and steam distillation, dan penyulingan dengan uap steam distillation. Pada penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling kontak
langsung dengan air mendidih. Pada penyulingan dengan menggunakan uap dan
air, bahan diletakkan pada rak-rak atau saringan berlubang, sehingga bahan tidak mengalami kontak langsung dengan air yang digunakan untuk menghasilkan uap.
Tekanan yang dihasilkan dalam ketel suling untuk kedua cara ini biasanya sekitar 1 atm. Penyulingan dengan menggunakan uap, pada dasarnya hampir sama
dengan penyulingan menggunakan uap dan air. Perbedaannya adalah uap panas yang digunakan berasal dari ketel uap yang terpisah dari ketel suling. Tekanan
uap dalam ketel suling dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi bahan. Pemilihan metode penyulingan sangat menentukan keberhasilan dan
efisiensi proses penyulingan. Penyulingan dengan uap langsung memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan penyulingan air dan penyulingan air–uap, tetapi
membutuhkan peralatan yang lebih komplek dan mahal Risfaheri Mulyono 2006. Ketaren 2004 merekomendasikan penyulingan uap untuk bahan yang
mengandung minyak bertitik didih tinggifraksi berat yang lebih stabil terhadap panas seperti nilam, akar wangi, cendana, dan pala, karena dapat mempersingkat
waktu penyulingan.
Proses Penyulingan
Penyulingan menggunakan air water distillation, air dan uap kukus, dan uap steam distillation umum digunakan untuk mendapatkan minyak akar wangi
Tabel 4. Proses penyulingan tersebut terdiri dari beberapa mekanisme penting yang dapat membantu dalam memahami fenomena yang terjadi selama proses.
Mekanisme penyulingan menggunakan air disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme proses penyulingan minyak atsiri dengan air water distillation Azlina 2005
a. Difusi