2.2. Standar Mutu Minyak Akar Wangi
Senyawa-senyawa penyusun minyak akar wangi berpengaruh besar terhadap sifat fisik dan kimia yang dimilikinya. Sifat ini menentukan mutu dan juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti asal daerah, jenis tanaman, umur panen, metode dan peralatan penyulingan yang digunakan. Oleh karena itu, sifat fisik dan
kimia minyak akar wangi yang berasal dari beberapa negara produsen berbeda satu sama lainnya. Perbedaan sifat minyak akar wangi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5. Tabel 5. Sifat fisik dan kimia minyak akar wangi beberapa negara produsen
Jawa Karakteristik
Mutu Baik Mutu Ringan
Reunion Haiti
Bobot jenis pada 15
o
0,9926– 1,0444 0,9852–1,0015
0.99–1.02 0.999–1.014
Putaran optik + 20
o
30’ s.d + 46
o
0’ +14
o
25’ s.d + 24
o
10’ +14
o
0’ s.d + 37
o
0’ +22
o
0’ s.d + 31
o
44’ Indeks bias pada 20
o
1,5189–1,5306 1,5223–1,52612
1.515– 1.529
1.5198–1.5250 Bilangan asam
8,4–40,1 7,5–14,9
4.5–17 7.5–16.8
Bilangan ester 5,6–24,6
6,5–14,9 5–20
8.4–52.3 Bilangan ester setelah
asetilasi 103,7–151,2
98–119,5 119–145
124–264 Kelarutan dalam
alkohol 80 Larut dalam 1–
2 vol. Kadang- kadang berubah
warna sampai keruh dengan
jumlah alkohol lebih banyak.
Tidak seluruhnya larut.
Bercampur sempurna
dengan alkohol 90; pada kasus
tertentu berubah warna jika
diencerkan. Larut dalam
1-2 vol alkohol
80, dengan
warna sedikit
suram sampai
keruh Larut dalam 0.5
vol. alkohol 90, kadang
buram cloudy jika
pengenceran dilanjutkan.
Kadang juga larut dalam 1
vol. alkohol 80.
Sumber : Guenther 1990
Tinggi rendahnya mutu minyak akar wangi ditentukan oleh ciri-ciri fisik dan kimianya. Ciri-ciri fisikokimia yang menjadi parameter mutu minyak akar wangi
antara lain warna, aroma, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan ester, bilangan ester setelah asetilasi, kelarutan dalam alkohol, dan total kandungan
vetiverol dalam senyawa aromatik. Minyak akar wangi Indonesia yang akan diperdagangkan harus memenuhi
standar mutu dan persyaratan mutu berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 06-2386-2006, seperti yang tercantum pada Tabel 6.
Tabel 6. Standar mutu minyak akar wangi menurut SNI 06-2386-2006
No. Jenis Mutu Satuan
Satuan Syarat Mutu
1. Warna
- Kuning muda sampai coklat
kemerahan 2.
Bau -
Khas akar wangi 3.
Bobot jenis 20
o
20
o
C -
0,980 – 1,003 4.
Indeks bias pada 20
o
- 1,520 – 1,530
5. Bilangan asam
- 10 - 35
6. Kelarutan dalam etanol 95
- 1:1 jernih, dan seterusnya jernih
7. Bilangan ester
- 5 – 26
8. Bilangan ester setelah asetilasi
- 100 – 150
9. Vetiverol total
Minimum 50
Sumber : SNI 2006
Untuk perdagangan internasional standar yang diacu adalah ISO International Organization for Standardization 4716:2002, seperti tercantum
pada Tabel 7. Tabel 7. Standar mutu minyak akar wangi menurut ISO 4716:2002
Syarat Mutu No.
Jenis Mutu Satuan Reunion
Haiti
1. Warna
Coklat hingga merah kecoklatan
Coklat hingga merah kecoklatan
2. Bau
Khas akar wangi Khas akar wangi
3. Bobot jenis 20
o
20
o
C 0,99 – 1,015
0,986 – 0,998 4.
Indeks bias pada 20
o
1,5220 – 1,5300 1,521 – 1,526
5. Bilangan asam
Maks. 35 Maks. 14
6. Kelarutan dalam etanol 80 pada 20
o
C Maks. 1 : 2
Maks. 1 : 2 7.
Bilangan ester 5 - 16
5 – 16 8.
Putaran optik pada 20
o
C +19 – +30
+22 – +38 9.
Bilangan karbon 44 – 68
23 - 59 Sumber : ISO 2002
2.3. Penyulingan Minyak Akar Wangi