dengan mutu yang lebih baik serta waktu yang dibutuhkan lebih singkat, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
Pada subbab sebelumnya telah ditetapkan bahwa penelitian utama menggunakan tekanan berkisar antara 2-3 bar. Dengan asumsi bahwa minyak akar
wangi memiliki komponen dengan titik didih tinggi, sedang, dan rendah, maka penggunaan tekanan disesuaikan menjadi tiga tahap. Oleh karena itu tekanan yang
digunakan adalah 2, 2.5, dan 3 bar. Sedangkan waktu untuk menaikkan tekanan adalah pada jam ke 2 dan ke 5.
4.4. Penyulingan dengan Peningkatan Tekanan Bertahap Tanpa Pengaturan Laju Alir Uap
Minyak akar wangi yang dihasilkan dari penyulingan dengan peningkatan tekanan bertahap tanpa pengaturan laju alir uap memperlihatkan pola yang lebih
baik dengan jumlah recovery yang lebih besar dibandingkan pada tekanan konstan 2 dan 3 bar. Akumulasi recovery minyak untuk penggunaan tekanan bertahap
tanpa pengaturan laju alir uap yaitu 92,58. Nilai ini lebih besar dibanding penyulingan konstan 2 dan 3 bar yaitu 88.88 dan 90.37.
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Waktu jam A
k u
m u
la s
i re
c o
v e
ry 2 bar
3 bar Tek Bertahap
Gambar 11. Recovery minyak tersuling pada tekanan bertahap tanpa pengaturan laju alir uap dan tekanan konstan
Gambar 11 memperlihatkan bahwa peningkatan tekanan 2, 2.5, dan 3 bar secara bertahap mampu mendorong minyak keluar lebih banyak jika
dibandingkan pada penggunaan tekanan konstan. Sakiah 2006 melakukan
2 bar 2,5 bar
3 bar
92.58 90.37
88.88
penyulingan minyak pala dengan peningkatan tekanan 0, 0.5, dan 1.5 bar selama 10 jam dapat meningkatkan rendemen lebih tinggi 15.30 untuk biji pala dan
16.73 untuk fuli pala dibandingkan dengan penyulingan pada penggunaan tekanan konstan 0 bar selama 10 jam 14.20 untuk biji pala dan 15.41 untuk
fuli pala. Laju alir uap rata-rata yang diperoleh pada penyulingan tekanan bertahap
tanpa pengaturan laju alir berkisar 2.4-3.0 lj kg. Nilai ini lebih tinggi dibanding pada penyulingan dengan tekanan konstan 3 bar yaitu 2.2-2.6 lj kg Gambar 12.
Hal ini dikarenakan laju uap yang masuk ke ketel ditentukan oleh kemampuan boiler untuk mensuplai uap. Pada perangkat penyulingan yang tidak dilengkapi
dengan alat kontrol tekanan PRV Pressure Reducing Valve, maka pengaturan tekanan ditentukan dari besar kecilnya bukaan valve pada kondensor. Pembukaan
katup ini juga mempengaruhi laju alir uap yang masuk ke ketel.
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 3.5
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Waktu jam
L a
ju s
te a
m lj
k g
b h
n
3 bar Tek. Bertahap
Gambar 12. Laju alir uap terhadap waktu pada penyulingan tekanan bertahap tanpa pengaturan laju
Recovery minyak yang tinggi akibat penggunaan laju uap yang lebih besar juga dihasilkan oleh Milojevic et al. 2008 pada biji juniper. Rendemen 1.42
diperoleh dari penyulingan biji juniper pada laju 11.7 mlmenit sedangkan pada laju 0.13 mlmenit diperoleh rendemen 0.65 Milojevic et al. 2008.
2 bar 2,5 bar
3 bar
V =2.90 V =2.71
V =2.69
4.5. Penyulingan dengan Peningkatan Tekanan Bertahap dan Laju Alir Uap Konstan