Tabel 10. Perbandingan mutu minyak hasil penelitian dan penyulingan rakyat
Standar Mutu Parameter
Penelitian Penyulingan
Rakyat Indonesia
Reunion Haiti
• Warna
Kuning – coklat
kemerahan Coklat tua
gelap Kuning muda -
coklat kemerahan
Coklat - merah
kecoklatan Coklat -
merah kecoklatan
• Bobot jenis
2020
o
C 0,997 – 1,001
0,9882 – 0,9870
0,980 – 1,003 0,99 –
1,015 0,986 –
0,998 •
Indeks bias pada 20
o
C 1,5228 –
1,5267 1,5178 –
1,5221 1,520 – 1,530
1,5220 – 1,5300
1,521 – 1,526
• Bilangan asam
10 26,82 –
51,17 10 - 35
Maks. 35 Maks. 14
• Kelarutan dalam
etanol 80 pada 20
o
C 1:1
1:1 1:1
Maks. 1 : 2 Maks. 1 : 2
• Bilangan ester
4,86 – 20,69 3,17 – 17,82
5 – 26 5 - 16
5 – 16 •
Vetiverol total asetilasi
46,01 – 70,28 -
Min 50 -
- •
Kadar vetiverol GC
13,45 – 22,84 4,44 – 6,31
- -
-
Sumber : Mulyono et al.2007, SNI 2006, ISO 2002.
4.8. Distribusi Komponen Minyak Akar Wangi
Komponen penyusun minyak akar wangi diidentifikasi dengan metode GC-MS. Analisa ini dilakukan untuk setiap fraksi pada minyak hasil penyulingan
tekanan bertahap dengan laju alir uap 2 lj kg bahan dan laju alir uap bertahap. Hasil yang diperoleh berupa dugaan komponen, waktu retensi, dan persen area
komponen minyak akar wangi. Identifikasi komponen minyak akar wangi hasil GCMS ini berdasarkan pendugaan dengan menggunakan referensi data base
WILEY275. Komposisi minyak akar wangi hasil penyulingan tekanan bertahap dengan laju alir uap 2 lj kg bahan diperlihatkan pada Gambar 17. Sedangkan
komposisi minyak akar wangi hasil penyulingan tekanan dan laju alir uap bertahap disajikan pada Gambar 18.
Berdasarkan spektrum massa komponen-komponen minyak akar wangi, terdapat 8 komponen yang diduga sebagai sidik jari minyak akar wangi.
Komponen-komponen tersebut antara lain: khusimene, khusimone, cyclopropan emethanol, 4-1-cyclohexenyl-2-trimethylsilylmethyl-1-buten-3-yne, beta gamma
nootkatone, khusenic acid, 4-fluoro-4’-methoxybiphenyl dan nootkatone. Spektrum massa hasil GCMS dibandingkan dengan spektrum massa minyak akar
wangi asal Garut pada penelitian Abraham 2002, komponen-komponen yang tersebut adalah : Cycloporopan emethanol sebagai trisiklovetiverol; 4-1-
cyclohexenyl-2-trimethylsilylmethyl-1-buten-3-yne sebagai
β-vetivon; beta
gamma nootkatone sebagai α-vetivone; dan 4-fluoro-4’-methoxybiphenyl sebagai vetiver alkohol.
Secara umum Gambar 17 dan 18 menunjukkan bahwa komposisi komponen penyusun minyak akar wangi dipengaruhi oleh tekanan. Kedua gambar
memperlihatkan kesamaan pola peak pada setiap fraksi. Peningkatan tekanan gambar a, b, dan c mengakibatkan peak dengan luas area besar bergeser ke
kanan. Pergeseran pola peak antar fraksi menunjukkan komponen dengan waktu retensi rendah keluar lebih banyak pada tekanan rendah, begitupula sebaliknya.
Waktu retensi pada gambar hasil GC MS menunjukkan titik didih setiap komponen. Sehingga komponen yang terdeteksi di awal memiliki titik didih lebih
rendah daripada komponen yang terdeteksi di akhir. Tabel 11 menyajikan luas area masing-masing komponen dalam minyak akar wangi pada masing-masing
fraksi. Tabel 11. Distribusi luas area GCMS minyak akar wangi
Area V3
V4 Komponen
Titik didih
oC Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3 Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3
Khusimene 100
1,18 0,26
- 1,27
0,51 -
Khusimone 100
3,22 1,97
- -
2,14 -
Trisiklovetiverol 110
17,21 17,12
13,45 16,84
22,84 16,76
β-vetivone 110
1,35 2,66
2,60 1,11
2,45 2,43
α-vetivone 110
3,15 6,03
7,29 2,65
5,16 5,92
Khusenic acid 158
0,29 10,79
34,45 3,25
8,51 31,15
Vetiver alkohol -
- 0,42
0,70 -
- 0,99
Nootkatone 120
- -
1,73 -
- 1,59
Gambar 17. Hasil Gas Chromathography minyak akar wangi perlakuan V3 a fraksi 12 bar 2 jam; b fraksi 2 2.5 bar 3 jam; c fraksi 3
3 bar 4 jam a
b
c
1 2
3
5 6
7 4
1. Khusimene 2. Khusimone
3. Trisiklo vetiverol 4. β-vetivone
5. α-vetivone 6. Khusenic acid
7. Vetiver alkohol
3
4 5
7 8
6
3. Trisiklo vetiverol 4. β-vetivone
5. α-vetivone 6. Khusenic acid
7. Vetiver alkohol 8. Nootkatone
1 2
3
4 5
6
1. Khusimene 2. Khusimone
3. Trisiklo vetiverol 4. β-vetivone
5. α-vetivone 6. Khusenic acid
a
b
c Gambar 18. Hasil Gas Chromathography minyak akar wangi perlakuan V4
a fraksi 12 bar 2 jam; b fraksi 2 2.5 bar 3 jam; c fraksi 3 3 bar 4 jam
1 3
4 5
6
1. Khusimene 3. Trisiklo vetiverol
4. β-vetivone 5. α-vetivone
6. Khusenic acid
1 2
3
5 6
4
1. Khusimene 2. Khusimone
3. Trisiklo vetiverol 4. β-vetivone
5. α-vetivone 6. Khusenic acid
3
4 5
7 8
6
3. Trisiklo vetiverol 4. β-vetivone
5. α-vetivone 6. Khusenic acid
7. Vetiver alkohol 8. Nootkatone
4.9. Model Kinetika Penyulingan Minyak Akar Wangi