BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dari permasalahan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaturan sertifikasi Guru berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait
dengan sertifikasi Guru meliputi UU Sisdiknas, PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, UU No.14 Tahun 2005 UUGD, Permendiknas
Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. UU Sisdiknas menegaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar dan memiliki kemampuan. Tujuannya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang terangkum dalam
PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar Guru sebagai pendidik dimaksud dalam UUGD yaitu Guru harus profesional yang
harus dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Perolehan sertifkat pendidik ditegaskan dalam Permendiknas No.18 Tahun 2007 bagi Guru dalam jabatan
dilakukan melalui uji kompetensi yang mempersyaratkan lulusan strata satu dan diploma. Peraturan perundang-undangan terkait dengan sertifikasi Guru dimaksud
selain meningkatkan mutu pendidikan nasional yang berstandar, juga untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kesejahteraan Guru sehingga dengan demikian Guru menjadi
profesional dalam menjalankan tugasnya.
2. Pelaksanaan pemberian sertifikasi guru berbasis portofolio tetap mengacu kepada
undang-undang yang dilakukan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian terhadap kualifikasi akademik; pendidikan dan pelatihan; pengalaman mengajar;
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; penilaian dari atasan dan pengawas; prestasi akademik; karya pengembangan profesi; keikutsertaan dalam forum
ilmiah; pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Penilaian terhadap
portofolio untuk menciptakan guru profesional sebagaimana dimaksud dalam UUGD dan UU Sisdiknas. Portofolio harus diwujudkan berupa bukti fisik
dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas sebagai guru. Pada praktiknya portofolio tersebut
sering tidak lengkap sehingga harus dinyatakan tidak lulus oleh asesor dan harus menjalani PLPG. Hal tersebut menunjukan bahwa Guru yang disertifikasi tidak
dibarengi dengan perubahan pada kinerjanya. Karena pelaksanaan pemberian sertifikasi berbasis portofolio merupakan fase transisi untuk mengumpulkan
portofolio masing-masing Guru, sehingga mengakibatkan tugas-tugas sebagai Guru dalam mengajar kurang diperhatikan persoalan kualitas terhadap peserta
didik.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran