di segala aspek kehidupan khususnya menyangkut moralitas, sosial, budaya, dan ekonomi kerakyatan.
86
C. Pengaturan Tentang Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
1. Guru Sebagai Tenaga Profesional
Guru merupakan profesi yang sama tuanya dengan peradaban manusia. Profesi Guru mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan perkembangan
peradaban manusia dari satu era ke era selanjutnya. Suatu pekerjaan dapat disebut profesi jika:
87
a. Memiliki fungsi dan signifikansi dengan kebutuhan masyarakat;
b. Memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus;
c. Didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Diperkuat dengan kode etik dan organisasi profesi; dan
e. Ada penghargaan, gaji, insentif yang memadai sebagai kompensasi.
Kendala guru sebagai profesi pada praktiknya di lapangan, masih terdapat kendala yakni belum terpenuhinya pengusaan kompetensi, mutu pendidikan, dan
penghargaannya pun masih rendah.
88
Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
86
Ibid., hal. 204.
87
http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2017120-guru-sebagai-profesi, diakses tanggal 26 April 2011.
88
Ibid. Posisi dan peran guru dalam kancah pendidikan nasional adalah masalah yang tidak pernah tuntas untuk dibahas. Di dalamnya tersimpan berbagai hal yang penuh kontroversi. Masalah
tersebut memang begitu menarik untuk diperbincangkan, tetapi banyak sisi yang begitu sensitif untuk didiskusikan. Simak saja, misalnya, beberapa pertanyaan berikut. Apakah posisi dan peran guru begitu
sentral dalam menentukan mutu dan keberhasilan pendidikan nasional? Kalau memang sentral, apakah tugas itu merupakan tugas profesional yang tidak dapat dikerjakan oleh siapa saja? Kalau tugas itu
Universitas Sumatera Utara
yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 39 ayat 2 UU Sisdiknas yang disebutkan
dalam pasal tersebut bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan Guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Pengakuan kedudukan Guru sebagai tenaga profesional mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen UUGD yang diundangkan pada tanggal 30 Desember 2005 sebagai berikut:
89
a. Mengangkat martabat guru;
b. Menjamin hak dan kewajiban guru;
c. Meningkatkan kompetensi guru;
d. Memajukan profesi serta karier guru;
e. Meningkatkan mutu pembelajaran;
f. Meningkatkan mutu pendidikan nasional;
g. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru antar daerah dari segi jumlah,
mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi; h.
Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah; dan i.
Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan visi dan misi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga
profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sejalan dengan fungsi
menuntut persyaratan profesional tertentu, apakah guru diakui sebagai sebuah profesi yang patut dihargai sebagaimana layaknya sebuah profesi penting dalam upaya mencerdaskan bangsa? Beberapa
pertanyaan tersebut mengundang banyak opini baik dari kalangan eksekutif, legislatif, akademisi, maupun dari kalangan masyarakat umum.
89
Penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Universitas Sumatera Utara
Guru tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru dalam melaksanakan tugasnya harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya. Selain itu, perlu juga diperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran strategis Guru yang meliputi penegakan hak dan
kewajiban guru sebagai tenaga profesional, pembinaan dan pengembangan profesi guru, perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja.
90
Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Profesi dalam arti lain adalah suatu jabatan atau pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
91
Dari kata profesi muncul istilah profesional yang artinya adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan dan memenuhi
hidupnya dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
92
Profesionalisasi diterjemahkan adalah suatu proses perolehan jabatan Guru yang
90
Ibid.
91
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Loc. cit.
92
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Op. cit., hal. 94.
Universitas Sumatera Utara
dinilai dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengakuan jabatan Guru menjadi suatu profesi.
93
Profesional menurut Pasal 1 angka 4 UUGD adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Mengkaji Guru sebagai profesi, perlu diperhatikan ciri-ciri profesi secara sederhana tentang. Ciri-ciri profesi adalah:
94
a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat. Sebagai
contoh, dokter disebut profesi karena memiliki fungsi dan signifikasi sosial untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat. Demikian juga Guru,
memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik anak-anak generasi muda bangsa melalui pendidikan formal;
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel atau dapat dipertanggungjawabkan;
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu a systematic body of
knowledge. d.
Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut. Pengawasan
terhadap penegakan kode etik dilakukan oleh organisasi profesi yang bersangkutan.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada
masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial atau material.
Masing-masing kriteria profesi saling berkaitan. Artinya jika salah satu kriteria tidak dapat terpenuhi, hilang, atau salah, maka suatu pekerjaan itu tidak dapat
dikategorikan sebagai profesi. Berikut dikemukakan beberapa ciri-ciri profesi
93
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Op. cit., hal. 14.
94
http:kus1978.wordpress.com20080509guru-sebagai-profesi-dan-standar- kompetensinya, diakses tanggal 26 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
menurut para ahli yang harus dipenuhi oleh seseorang profesional. Kriteria tersebut adalah:
95
a. Menurut Glenn Langford, kriteria profesi meliputi:
1. Upah;
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan;
3. Memiliki tanggung jawab dan tujuan;
4. Mengutamakan layanan;
5. Memiliki kesatuan;
6. Mendapat pengakuan dari orang lain atas pekerjaan yang digelutinya.
b. Menurut Moore, profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Seseorang profesional menggunakan waktu sepenuhnya untuk melakukan
pekerjaannya; 2.
Terikat oleh panggilan hidup. Artinya pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku;
3. Merupakan anggota organisasi profesional yang formal;
4. Menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan
spesialisasi atau pendidikan yang sangat khusus; 5.
Terikat dengan syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan pengabdian;
6. Memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi.
c. Greenwood, menyarankan bahwa profesi dibedakan dari non profesi karena
memiliki unsur-unsur yang esensial yaitu: 1.
Suatu dasar teori sistematis; 2.
Kewenangan authority yang diakui oleh masyarakat; 3.
Kode Etik yang mengatur hubungan dari orang-orang profesional dengan klien dan teman sejawat;
4. Kebudayaan profesi yang terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma.
d. Komisi Kebijaksanaan Amerika Serikat menyebutkan kriteria profesi di
bidang pendidikan meliputi: 1.
Profesi didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang dikhususkan; 2.
Profesi mengejar kemajuan dan kemampuan para anggotanya; 3.
Profesi melayani kebutuhan para anggotanya akan kesejahteraan dan pertumbuhan profesional;
4. Profesi memiliki norma etis;
5. Profesi mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah di bidangnya mengenai
perubahan kurikulum, struktur organisasi pendidikan, persiapan profesional dan sebagainya;
6. Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi.
95
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. cit, hal. 16-17.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ciri-ciri profesi di atas, Guru atau pendidik mengemban tugas mulia dapat dikatakan sebagai tenaga profesional yang memiliki kaidah-kaidah
sebagaimana profesi lainnya seperti Dokter, Akuntan, Advokat dan lain-lain. Tampak jelas bahwa Guru memiliki karakteristik tersebut di atas, meskipun ada beberapa
karakteristik yang belum sepenuhnya terpenuhi. Menjadi guru yang profesional, Guru juga harus memiliki kompetensi yang tinggi. Untuk dapat memiliki kompetensi
seperti itu maka Guru harus memiliki disiplin ilmu yang diperoleh dari lembaga pendidikan. Disiplin ilmu itu antara lain adalah pedagogi membimbing anak.
Kode etik profesi Guru yang dibuat oleh Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI tetapi penegakannya belum berjalan. PGRI di masa lalu terlalu dekat dengan
politik sehingga kurang bergerak sebagai organisasi profesi. Pernah ada kegiatan Konvensi National Council for Social Studies NCSS di Amerika Serikat. Organisasi
ini memang organisasi profesi murni yang bidang kegiatannya menyangkut urusan profesi. Organisasi ini punya peranan penting dalam memberikan masukan
penyempurnaan kurikulum social studies IPS, inovasi tentang strategi dan metode pembelajaran IPS, media dan alat peraga, dan hal-hal yang terkait dengan profesi
Guru IPS. Apabila PGRI dalam menjadi induk bagi organisasi-organisasi Guru mata pelajaran di Indonesia, alangkah idealnya.
96
Ciri profesi dalam hal adanya imbalan finansial dan material yang memadai, gaji Guru di Indonesia pada saat ini telah lebih baik jika dibandingkan dengan gaji
Guru pada tahun 60-an sampai pada masa orde baru. Gaji Guru di Amerika Serikat
96
NCCS, http:www.socialstudies.orgstandards, diakses tanggal 27 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
pernah memprihatinkan yakni pada tahun 1864 Guru-Guru di Illionis digambarkan dengan citra yang memprihatinkan dilihat dari kesejahterannya yang sering disebut
dengan ”has little brain andless money” artinya ”punya otak kosong dan kantong melompong”. Dewasa ini, gambaran Guru di Amerika Serikat tidaklah demikian lagi,
karena kebanyakan Guru di Amerika rata-rata merupakan tamatan perguruan tinggi, yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tetapi juga ekonomi dan sosial.
97
Meningkatkan kesejahteraan Guru suatu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga Guru-Guru dapat memfokuskan diri dalam bidang profesinya
sebagai Guru jadi tidak ada alasan lain bagi Guru-Guru untuk tidak bekerja secara profesional apabila gajinya sudah ditingkatkan. Gaji guru tidak boleh tidak memang
harus memadai, setara dengan profesi lainnya, jika tidak bisa lebih tinggi. Dalam hal pemberian penghargaan kepada Guru, aspek kesejahteraan dapat dipandang sebagai
salah satu bentuk penghargaan secara materi, di samping bentuk penghargaan nonmateri, seperti pemberian piagam penghargaan berdasarkan prestasi kerja Guru
yang dapat dibanggakan. Dengan demikian tidak tepat lagi digunakan istilah kepada Guru dengan ”pahlawan tanpa tanda jasa”.
98
Pekerjaan Guru dikatakan sebagai profesi mencerminkan bahwa Guru harus menjalankan kode etik profesi Guru Indonesia dengan berpedoman kepada kode etik
yaitu:
99
97
http:mrajayukboy.blogspot.com200904guru-sebagai-profesi_02.html, diakses tanggal 27 April 2011.
98
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. cit, hal. 21.
99
Zainal Aqib, Op. cit., hal. 9-10.
Universitas Sumatera Utara
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila; b.
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional; c.
Guru berusaha memeroleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan;
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar; e.
Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan;
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya; g.
Guru memelihara hubungan profesi, semanagat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial;
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian; dan i.
Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Secara tegas ditentukan dalam Pasal 1 angka 1 UUGD bahwa yang dimaksud dengan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Kedudukan Guru sebagai tenaga profesional dapat dirujuk kepada Pasal 2 UUGD yang dinyatakan sebagai berikut:
1 Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2 Pengakuan kedudukan Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dari kedudukan Guru sebagai tenaga profesional
100
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 di atas ditentukan dalam Pasal 4 UUGD yang
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran Guru sebagai agen pembelajaran
101
dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Tujuannya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 UUGD untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Profesi Guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip profesionalitas sebagaimana prinsip-prinsip yang
ditentukan dalam Pasal 7 ayat 1 UUGD sebagai berikut: 1.
Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; 2.
Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas; 4.
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5.
Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6.
Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; 7.
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
100
Penjelasan Pasal 2 ayat 1 UUGD. Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
101
Penjelasan Pasal 4 UUGD. Guru sebagai agen pembelajaran learning agent adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi
belajar bagi peserta didik.
Universitas Sumatera Utara
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Guru sebagai tenaga professional, harus menjujung tinggi prinsip-prinsip profesionalitas di atas. Sebab Guru memiliki keahlian dalam bidang akademis yang
ditandai dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang berwenang dan terakreditasi oleh pemerintah. Guru yang telah memiliki sertifikat
mengajar, dinyatakan sebagai ahli dalam bidang akademis tertentu, memiliki hak untuk mengajar dalam lembaga atau satuan pendidikan. Secara akademis, Guru
professional memiliki keahlian atau kecakapan akademis atau dalam bidang ilmu tertentu; cakap mempersiapkan penyajian materi pembuatan silabus; program
tahunan, program semester yang akan menjadi acuan penyajian; melaksanakan penyajian materi; melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; serta
mampu memperlakukan siswa secara adil dan secara manusiawi.
102
2. Kompetensi Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005