Instansi Yang Berwenang Menyelenggarakan Sertifikasi Guru Dalam

dibuktikan dengan dokumen tertulis apalagi pihak yang berkompeten memberikan bukti tertulis tersebut dapat diajak bekerja sama oleh guru yang bersangkutan. Hal ini merupakan suatu tindakan yang tidak fair dalam pengumpulan dokumen portofolio.

E. Instansi Yang Berwenang Menyelenggarakan Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan UU Sisdiknas menentukan secara umum penyelenggara pendidikan dengan menggunakan istilah tenaga kependidikan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 angka 5 UU Sisdiknas yaitu “Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”. Kemudian tenaga kependidikan dipertegas dalam UUGD yang digunakan istilah penyelenggara pendidikan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 angka 5 UUGD yaitu “Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal”. Pasal 1 ayat 3 Permendiknas 2007 menentukan sertifikasi bagi Guru dalam jabatan diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi PT yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Penentuan Perguruan Tinggi sebagai penyelenggara sertifikasi Guru dalam jabatan menurut Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 pada Pasal 11 ayat 1 ditentukan bahwa ”Sertifikasi diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri”. Kemudian pada ayat 3 ditegaskan “Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara penyelenggara sertifikasi dapat didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program studi terakreditasi yang relevan dengan bidang studimata pelajaran Guru yang di sertifikasi”. Berdasarkan Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011, dibuka peluang kerja sama antar Perguruan Tinggi yang memiliki program studi terakreditasi. Ketentuan sertifkasi ini berlaku bagi Guru non pendidikan agama dalam jabatan. 121 Beberapa tugas dan wewenang Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi Guru dalam jabatan yang ditetapkan dalam Permendiknas No.18 Tahun 2007 sebagaimana Pasal 3 menentukan: 1 Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan memberi Nomor Pokok Mahasiswa peserta sertifikasi. 2 Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib melaporkan setiap perubahan berkenaan dengan mahasiswa peserta sertifikasi kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 3 Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib melaporkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat sertifikat pendidik kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PMPTK untuk memperoleh Nomor Registrasi Guru. Sertifikasi Guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan awalnya diatur dalam Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tetapi setelah dikeluarkan Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan, maka Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 dinyatakan tidak berlaku lagi sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 14 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010. Perlu diketahui bahwa dalam Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tidak menggunakan istilah sertifikasi Guru dalam jabatan akan tetapi digunakan adalah Program 121 www.sertifikasiguru.org, diakses tanggal 28 April 2011. Universitas Sumatera Utara Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan khusus yang diberikan melalui lembaga penyelenggara sertifikasi menekankan kepada Guru adalah sebagai Profesi. Pasal 1 angka 2 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 menentukan dengan menggunakan istilah Program Profesi Guru PPG. Pasal 1 angka 2 dituliskan: Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik. Mengenai lembaga penyelenggara, Pasal 1 angka 3 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Pasal 1 angka 3 berbunyi: ”Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program PPG pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Tujuannya adalah untuk menghasilkan Guru profesional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik; dan mampu melakukan penelitian dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan Pasal 2. Program PPG diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri. Persyaratannya ditentukan dalam Pasal 3 ayat 2 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Memiliki program studi kependidikan strata satu S-1 yang: a. Sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan; b. Terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN- PT dengan nilai minimal B; c. Memiliki dosen tetap sekurang-kurangnya 2 dua orang berkualifikasi doktor S3 dengan jabatan akademik paling rendah Lektor, dan 4 empat orang berkualifikasi Magister S2 dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala berlatar belakang pendidikan sama danatau sesuai dengan program PPG yang akan diselenggarakan; d. Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada angka 3 minimal salah satu latar belakang pendidikannya adalah bidang kependidikan. 2. Memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan untuk menunjang penyelenggaraan program PPG; 3. Memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif; 4. Memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi paling rendah B dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan PPL; 5. Memiliki laporan evaluasi diri dan penjaminan mutu berdasar fakta, sekurang- kurangnya 2 dua tahun terakhir. Pasal 3 ayat 3 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 menegaskan, dalam hal belum ada program studi yang terakreditasi atau dalam hal belum ada program studi yang sesuai dengan mata pelajaran di satuan pendidikan dasar dan menengah, Menteri dapat menetapkan perguruan tinggi penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya yang relevan dengan program studi tersebut. Apabila tidak ada LPTK yang menyelenggarakan program studi tertentu yang diperlukan, Menteri dapat menetapkan LPTK sebagai penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggifakultas yang memiliki program studi yang sama dengan bidang studi tersebut dan terakreditasi paling rendah B. Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG didasarkan atas hasil evaluasi dokumen usulan dan verifikasi lapangan yang dilakukan oleh tim yang Universitas Sumatera Utara ditugaskan Direktur Jenderal sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010. Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG dilakukan oleh Menteri untuk jangka waktu 3 tiga tahun. LPTK penyelenggara program PPG dievaluasi secara berkala oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal. Universitas Sumatera Utara

BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN SERTIFIKASI GURU BERBASIS

PORTOFOLIO BERDASARKAN UNDANG-UNDANG A. Latar Belakang Sertifikasi Guru Alasan-alasan, tujuan dan manfaat diberikannya sertifikasi terhadap Guru diuraikan dalam sub bab ini. Guru adalah pendidik dan teladan bangsa. Tanpa adanya Guru, maka tidak akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa. Karena itu predikat Guru selama ini lekat dengan kata ”Pahlawan”. Gelar kepahlawanan Guru, selalu diikuti dengan sebutan ”tanpa tanda jasa” atau ”Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Karena Guru, selama ini tidak banyak mendapatkan penghargaan selayaknya dalam sistim sosial di Indonesia. Guru adalah orang tua kedua yang menjadi panutan dan teladan bagi setiap muridnya. 122 Sementara kesejahteraan Guru-Guru di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain sangat jauh dari standar gaji. Khusus untuk Guru-Guru yang berada di wilayah terpencil bisa dikatakan hampir ada yang tidak menerima gaji. Kurang adilnya perlakuan pemerintah bagi para Guru di daerah terpencil dan di daerah perkotaan, tetapi semangat juang para guru di daerah terpencil untuk membuat semua orang bisa membaca tidak patah hanya tidak adanya gaji yang memadai. Oleh 122 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Op. cit., hal. 11. Seorang guru yang baik tidak akan mungkin mengajarkan hal yang buruk kepada anak didiknya. Semua ilmu yang diajarkan seorang guru akan sangat bermanfaat dan berguna untuk menghantarkan seseorang untuk mencapai cita-cita dan harapannya. Universitas Sumatera Utara