29 ayat 1 yaitu ”Guru yang bertugas di daerah khusus memperoleh hak yang meliputi kenaikan pangkat rutin secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa
sebanyak 1 satu kali, dan perlindungan dalam pelaksanaan tugas”.
D. Pengaturan Sertifikasi Bagi Guru Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Sertifikasi Guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada Guru. Sertifikat pendidik dimaksud diberikan oleh penyelenggara sertifikasi kepada para
Guru yang telah memenuhi standar profesional. Sasaran terakhirnya yakni menciptakan Guru yang profesional, yakni Guru-Guru yang benar-benar mampu
menekuni profesi yang diembannya secara baik untuk meningkatkan sistim pendidikan nasional.
115
Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UUGD.
Sertifikasi Guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi Guru juga mengandung makna
suatu proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengetahui penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
116
Melalui sertifikasi Guru, menurut Dadi Permadi dan Daeng Arifin, selain meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Guru, juga berpengaruh terhadap
115
Muhammad Zen, Op. cit., hal. 15.
116
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Op. cit., hal. 33-34.
Universitas Sumatera Utara
peningkatan kesejahteraan Guru melalui peningkatan gaji Guru. Hal yang melatarbelakangi adanya sertifikasi Guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
117
Guru-Guru dalam memenuhi persyaratan dalam proses sertifikasi disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk memenuhi portofolio diantaranya sertifikat sebagai
peserta, penyelenggara atau pembicara di sebuah forum seminar, diskusi, konferensi, tulisan ilmiah yang pernah dipublikasikan di media, partisipasinya dalam berbagai
kegiatan di masyarakat, di organisasi tertentu, menjadi pembimbing karya ilmiah, penguji karya ilmiah, penasehat OSIS, dan lain-lain yang kesemuanya itu dapat
dibuktikan dengan bukti fisik berupa surat pengakuan dari yang berhak mengeluarkannya.
118
Pasal 1 angka 11 UUGD ditentukan pengertian ”sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen”. Sertifikat pendidik adalah bukti
formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik wajib dimiliki oleh Guru diatur dalam Pasal 8 UUGD
terlebih dahulu harus melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat Pasal 9.
Peserta sertifikasi Guru berlaku bagi siapa saja tidak terkecuali baik PNS maupun bukan PNS, asalkan memenuhi persyaratan. Pasal 11 berbunyi:
1. Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan.
117
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. cit., hal. 83.
118
Jamal Ma’mur Asmani, Op. cit., hal. 195-196.
Universitas Sumatera Utara
2. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Menyelenggarakan sertifikasi kepada Guru-Guru merupakan komitmen pemerintah cq Kementerian Pendidikan Nasional untuk mengimplementasikan
amanah UU Sisdiknas dan UUGD. Pada tanggal 30 Desember 2005 UUGD mulai diberlakukan yang merupakan kebijakan universal untuk meningkatkan kompetensi
Guru lewat kebijakan keharusan Guru memiliki kualifikasi Strata 1 dan D-IV serta memiliki sertifikat pendidik atau sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini, Guru
disejahterakan dengan memperoleh tambahan gaji yang disebut dengan tunjangan profesi sebesar satu bulan gaji pokok.
119
Wibowo, mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
120
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan;
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan; 3.
Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melaksanakan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten;
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan; 5.
Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
119
Hoyyima Khoiri, Op. cit., hal. 14.
120
Mungin Eddy Wibowo, ”Standardisasi, Sertifikasi, dan Lisensi Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan di Surabaya tahun 2004, hal.
19.
Universitas Sumatera Utara
Pendidik dimaksud di atas adalah Guru sedangkan tenaga kependidikan adalah orang perguruan tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, danatau pendidikan menengah, serta untuk
menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan. Tugas dan kedudukan Guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi perlu dikukuhkan dengan pemberian sertifikat pendidik. Dalam melaksanakan
tugasnya, Guru harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Selain itu, dalam Penjelasan Umum UUGD, dinyatakan keharusan memperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran strategis Guru yang meliputi:
1. Penyelenggaraan sertifikasi pendidik berdasarkan kualifikasi akademik dan
kompetensi; 2.
Pemenuhan hak dan kewajiban Guru sebagai tenaga profesional yang sesuai dengan prinsip profesionalitas;
3. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan,
pemindahan, dan pemberhentian Guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensi yang dilakukan secara merata,
objektif, dan transparan untuk menjamin keberlangsungan pendidikan; 4.
Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi Guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian para Guru;
Universitas Sumatera Utara
5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap Guru
dalam pelaksanaan tugas profesional; 6.
Peningkatan peran organisasi profesi untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat Guru dalam pelaksanaan tugas sebagai tenaga
profesional; 7.
Penguatan kesetaraan antara Guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan Guru yang
bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat; 8.
Penguatan tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak
dan kewajiban Guru sebagai tenaga profesional; dan 9.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban Guru.
Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional merupakan bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, kepegawaian, ketenagakerjaan, keuangan, dan pemerintahan daerah. Sehubungan
dengan hal itu, diperlukan pengaturan tentang kedudukan Guru dalam UUGD sebagai tenaga profesional.
Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan untuk angkatan tahun 2010, didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan selanjutnya disebut Permendiknas
Universitas Sumatera Utara
No.18 Tahun 2007. Sedangkan untuk sertifikasi Guru dalam jabatan untuk angkatan 2011 belum dilaksanakan sudah dikeluarkan peraturannya yakni Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan selanjutnya disebut Permendiknas No.11 Tahun 2011.
Guru dalam jabatan adalah Guru PNS dan non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah,
maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Sertifikasi guru dalam jabatan dinyatakan dalam Pasal 1 Permendiknas
No.18 Tahun 2007 berbunyi: 1
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dalam jabatan.
2 Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diikuti oleh guru dalam
jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana S1 atau diploma empat D-IV.
3 Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh
Pemerintah.
Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk pengumpulan portofolio Guru. Ditegaskan dalam Pasal 2 Permendiknas
No.18 Tahun 2007 yaitu: 1
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik.
2 Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio. 3
Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat 2 merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian:
a. Terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
b. Kualifikasi akademik;
c. Pendidikan dan pelatihan;
Universitas Sumatera Utara
d. Pengalaman mengajar;
e. Perencanaan dan pelaksanaan pem belajaran;
f. Penilaian dari atasan dan pengawas;
g. Prestasi akademik;
h. Karya pengembangan profesi;
i. Keikutsertaan dalam forum ilmiah;
j. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan
k. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
4 Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 mendapat sertifikat pendidik. 5
Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat: a.
Melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai lulus; atau
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan
ujian. sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.
6 Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat 5 huruf b mencakup kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. 7
Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 5 huruf b mendapat sertifikat pendidik.
8 Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat 5 huruf b diberi kesempatan untuk mengulang ujian m ateri pendidikan dan pelatihan yang belum lulus.
Salah satu dasar pada bagian menimbang untuk dikeluarkannya Permendiknas No.18 Tahun 2007 bahwa tugas pemerintahan dalam program sertifikasi bagi Guru
tidak boleh berhenti dengan alasan belum ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi bagi guru. Permendiknas No.18 Tahun 2007
dibuat dalam rangka mengisi kekosongan hukum pelaksanaan program sertifikasi bagi Guru dalam jabatan perlu menetapkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan, agar lebih jelas pelaksanaannya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 pada Pasal 1 angka 1
didefinisikan bahwa “Sertifikasi bagi guru dalam jabatan selanjutnya disebut Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada Guru yang bertugas
Universitas Sumatera Utara
sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, dan Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan”. Pengertian sertifikasi
Guru dalam jabatan menurut Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 lebih khusus disebutkan siapa-siapa saja yang harus diberikan sertifikasi berbeda dengan
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 yang menegaskan bahwa sertifikasi bagi Guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dalam jabatan.
Pasal 2 ayat 1 Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 menegaskan bahwa sertifikasi bagi Guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Mengenai uji kompetensi pada tahap pertama tidak dikenal dalam Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 akan tetapi disebutkan dalam
Pasal 2 ayat 1 bahwa sertifikasi dilaksanakan melalui: penilaian portofolio; pendidikan dan latihan profesi Guru; pemberian sertifikat pendidik secara langsung;
atau pendidikan profesi Guru. Uji kompetensi dalam Permendiknas Nomor 18 Tahun 2011 justru ditekankan pada peserta sertifikasi bagi Guru dalam jabatan yang tidak
lulus sertifikasi tahap pertama. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 6 ayat 3 Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 yaitu “Guru dalam jabatan yang belum
memenuhi syarat kelulusan akademik penilaian portofolio mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru yang diakhiri uji kompetensi”.
Penting diketahui hal yang menonjol diatur dalam Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 ini yakni ditekankan kepada pengumpulan portofolio sebanyak-
banyaknya. Portofolio atau bukti fisik secara tertulis yang menayatakan prestasi Guru yang pernah dilakukannya. Secara logika mudah untuk membuat prestasi guru yang
Universitas Sumatera Utara
dibuktikan dengan dokumen tertulis apalagi pihak yang berkompeten memberikan bukti tertulis tersebut dapat diajak bekerja sama oleh guru yang bersangkutan. Hal ini
merupakan suatu tindakan yang tidak fair dalam pengumpulan dokumen portofolio.
E. Instansi Yang Berwenang Menyelenggarakan Sertifikasi Guru Dalam