9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Guru sebagai tenaga professional, harus menjujung tinggi prinsip-prinsip profesionalitas di atas. Sebab Guru memiliki keahlian dalam bidang akademis yang
ditandai dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang berwenang dan terakreditasi oleh pemerintah. Guru yang telah memiliki sertifikat
mengajar, dinyatakan sebagai ahli dalam bidang akademis tertentu, memiliki hak untuk mengajar dalam lembaga atau satuan pendidikan. Secara akademis, Guru
professional memiliki keahlian atau kecakapan akademis atau dalam bidang ilmu tertentu; cakap mempersiapkan penyajian materi pembuatan silabus; program
tahunan, program semester yang akan menjadi acuan penyajian; melaksanakan penyajian materi; melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; serta
mampu memperlakukan siswa secara adil dan secara manusiawi.
102
2. Kompetensi Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Salah satu ciri sebagai profesi, Guru harus memiliki kompetensi yang dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan dan harus dikuasainya. Kompetensi merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Definisi kompetensi dikutip dari beberapa pakar ilmu pendidikan
sebagai berikut: a.
Menurut Dadi Permadi dan Daeng Arifin, menyebutkan: Kompetensi adalah kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
102
http:informasismpn9cimahi.wordpress.com20100606prinsip-profesionalitas-guru, diakses tanggal 27 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan bebagai potensi yang dimilikinya.
103
b. Hoyyima Khoiri, mendefinisikan kompetensi adalah suatu gambaran yang
utuh tentang potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat
diaktualisasikan dan diwujudkan melalui tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
104
c. Fachruddin Saudagar, mendefinisikan kompetensi adalah sejumlah
kemampuan yang harus dimiliki Guru untuk mencapai tingkatan Guru profesional.
105
d. Broke dan Stone, mendefinisikan kompetensi adalah descriptive of qualitative
nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful artinya kompetensi Guru merupakan gambaran kaulitatif tentang hakikat perilaku
Guru yang penuh arti.
106
e. Ondi Soandi dan Aris Suherman, mendefinisikan kompetensi adalah seluruh
kemampuan Guru yang dipersyaratkan guna melaksanakan profesinya agar mencapai hasil yang memuaskan.
107
f. Secara yuridis, kompetensi didefinisikan dalam Pasal 1 angka 10 UUGD yaitu
Seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Berdasarkan definsi kompetensi dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah seluruh kemampuan Guru baik pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati yang diwajibkan dalam mengelola pembelajaran baik bagi peserta didik untuk menciptakan mutu peserta
didik yang menguasai ilmu pengetahuan dan berkhlak mulia sehingga dapat diharapkan bagi pencapaian pembangunan nasional.
Kompetensi Guru diatur dalam UU Sisdiknas, pengaturannya terdapat pada Pasal 35 ayat 1 dinyatakan, “Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
103
Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. cit., hal. 61.
104
Hoyyima Khoiri, Op. cit., hal. 37.
105
Fachruddin Saudagar, Op. cit., hal. 31.
106
Broke dan Stone, dalam E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Rosdakarya, 2007, hal. 25.
107
Ondi Soandi dan Aris Suherman, Op. cit., hal. 57.
Universitas Sumatera Utara
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala”. Menurut Pasal ini, yang menjadi Standar Nasional Pendidikan di Indonesia salah satu unsurnya adalah kompetensi kelulusan peserta didik. Oleh sebabnya,
kompetensi Guru perlu diperhitungkan dalam hal ini. Maka dalam Pasal 61 ayat 1 UU Sisdiknas dipersyaratkan sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
Dalam Pasal 61 ayat 3 kemudian diatur mengenai sertifikat kompetensi itu diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 67 ayat 1 dinyatakan bahwa “Perseorangan, organisasi, atau
penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, danatau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling
lama sepuluh tahun danatau pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah”. Ketentuan pidana ini menegaskan bahwa dalam perolehan gelar
akademik termasuk sertifikat kompetensi untuk Guru diancam dengan sanksi pidana dan denda.
Pengaturan kompetensi khusus kepada Guru dirujuk kepada UUGD dimana dalam Pasal 1 angka 10 UUGD didefinisikan kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Profesi Guru
Universitas Sumatera Utara
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 ayat 1 UUGD yang salah satu syaratnya
pada huruf d memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Kompetensi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 UUGD merupakan suatu
kewajiban untuk memenuhinya dalam Pasal 8 UUGD dinyatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Ada 4 empat jenis kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam Pasal 10 ayat 1 ditegaskan bahwa Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi Guru harus berkelanjutan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 huruf b UUGD. Hal ini menjadi beban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
Guru yang sudah berstandar kompetensi yang disebutkan dalam Pasal 24 ayat 1 UUGD dan dilangsungkan secara merata ayat 2 untuk menjamin keberlangsungan
pendidikan sesuai dengan kewenangan. Pasal 32 UUGD diatur mengenai pembinaan dan pengembangan Guru
meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier meliputi empat jenis kompetensi yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Dalam hal pembinaan dan pengembangan kompetensi Guru, Pasal 34 menegaskan:
Universitas Sumatera Utara
1 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi Guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, danatau masyarakat.
2 Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib membina dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi Guru. 3
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian Guru pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, danatau masyarakat.
Berdasarkan Pasal 10 ayat 1 UUGD telah disebutkan di atas bahwa kompetensi Guru meliputi 4 empat jenis kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman Guru terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Pedagogik termasuk ilmu yang bersifat teoritis dan praktis yang berhubungan dengan ilmu-ilmu lain misalnya ilmu sosial, psikologi, metodologi
pembelajaran, sosiologi, dan filsafat.
108
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Karakteristik kepribadian Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan sumber daya
manusia. Sehingga dapat dikatakan kepribadian Guru yang baik menentukan kepribadian peserta didik yang baik pula demikian sebaliknya.
109
Kompetensi
108
Hoyyima Khoiri, Op. cit., hal. 38.
109
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Op. cit., hal. 35-38.
Universitas Sumatera Utara
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi semacam ini meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan
profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh Guru yang
profesional.
110
Kompetensi sosial adalah kemampuan Guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama Guru,
orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini berkaitan erat dengan kemampuan Guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
sekolah dan masyarakat tempat Guru tinggal sehingga peranan dan cara Guru berkomunikasi di masyarakat berbeda dengan orang yang bukan Guru. Kompetensi
sosial meliputi: terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, bersikap simpatik, bekerja sama dengan pihak sekolah, pandai bergaul dengan kawan
sekerja dalam mitra pendidikan, dan mempu memahami dunia sekitarnya.
111
Guru dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui menjadikannya sebagai profesi. Tentu hal itu harus mempersyaratkan adanya
kompetensi Guru sebagaimana dijelaskan empat macam kompetensi di atas. Keempat macam kompetensi itu dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, namun dalam
110
Ibid., hal. 48.
111
Ibid., hal. 64. lihat juga: Hoyyima Khoiri, Op. cit., hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
praktiknya sesungguhnya keempat jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisahkan akan tetapi telah menyatu dalam peran Guru.
112
Guru dalam mengembang kompetensinya sekaligus mengemban tanggung jawabmoral yakni setiap Guru berkewajiban menghayati dan mengamalkan Pancasila
dan bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila itu serta nilai-nilai dalam UUD 1945 kepada generasi muda yakni siswa-siswi atau peserta didik yang akan tumbuh
menjadi penerus pembangunan bangsa Indonesia. Demikian sangat penting kompetensi Guru ini, menurut Oemar Hamalik, kompetensi Guru penting sebagai:
113
a. Alat seleksi penerimaan Guru;
b. Acuan dalam rangka pembinaan Guru;
c. Acuan dalam rangka penyusunan kurikulum;
d. Acuan terhadap hasil belajar siswa atau peserta didik;
e. Kriteria profesional.
Kompetensi itu dipandang sangat penting sebagai bagian atau komponen dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi Guru dalam melaksanakan
profesinya sebab profesi Guru bukan urusan mudah bahkan untuk menjadi Guru sekolah formal membutuhkan kerja keras melalui studi pada universitas tertentu
memerlukan waktu yang lama, biaya, dan kerja keras, jadi tidak mudah dan tidak sembarangan orang dapat berperan sebagai Guru melainkan harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai pendukung dan penunjang dalam pelaksanaan profesi. Guru yang tidak memiliki kompetensi dimaksud, mustahil akan terwujud pelaksanaan
kegiatan proses pendidikan di sekolah-sekolah. Kompetensi tersebut menjadi modal
112
Oemar H. Malik, Op. cit., hal. 34.
113
Ibid., hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
dasar Guru dalam membina dan menididik peserta didik sehingga tercapai mutu pendidikan yang diharapkan bersama sebagaimana diamanahkan dalam UU
Sisdiknas, UUGD, PP No.19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan, dan peraturan perundang-undangan lainnya terkait dengan pendidikan nasional.
114
3. Perlindungan Hukum Terhadap Profesi Guru Dalam Menjalankan Tugas