36 Iklim di kota Medan baik itu mengenai suhu, kelembaban dan curah hujan
tidak mengganggu terhadap usaha-usaha pengembangan dan kegiatan sehari-hari di dalam kota Medan tersebut.
3.3 Usaha Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan
Dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan maka pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan menetapkan kebijakan-kebijakan
dalam melakukan usaha-usaha pengembangan kepariwisataan di kota Medan yaitu : 1.
Pengembangan dan pembinaan lingkungan objek wisata dengan cara mendorong usaha-usaha pariwisata dalam meningkatkan mutu produk
pariwisata, menyederhanakan perizinan tanpa birokrasi yang berbelit-belit, memperluas pintu masuk wisatawan dan memperlama kunjungan wisatawan
dengan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. 2.
Pengembangan daerah tujuan wisata diusahakan dengan menjaga keseimbangan dalam memanfaatkan kekayaan alam dan budaya asli setempat.
3. Peningkatan sumber daya manusia yang melayani jasa pelayanan di bidang
pariwisata dengan mengadakan penataran-penataran atau seminar-seminar serta kursus-kursus tentang cara menangani hal-hal yang berkenaan dengan
kepariwisataan. 4.
Menciptakan suatu kondisi yang stabil dan aman sehingga wisatawan akan merasa aman untuk datang ke Kota Medan.
37 Pemerintah juga memiliki strategi dalam pengembangan kepariwisataan di
Kota Medan yang biasa disebut dengan “Estrada” yaitu : 1.
Menyusun strategi kebijaksanaan pengembangan di Kota Medan. 2.
Membuat studi analisis dan market analis tentang pariwisata di Kota Medan. 3.
Mengadakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan pengembangan pariwisata di Kopta Medan.
4. Menyusun strategi promosi pariwisata Di Kota Medan.
5. Mengadakan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
masyarakat pariwisata. 6.
Menjalin kerja sama dengan masyarakat pariwisata dengan memperkokoh Tri Pilar Pariwisata yaitu : Pemerintah, usaha-usaha pariwisata dan massa media
yang ada. Hal-hal tersebut di atas telah dilakukan untuk perkembangan industri
pariwisata di Kota Medan yang memiliki potensi yang cukup baik sebagai penambah devisa.
3.4 Klasifikasi Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan
Dalam UU No.9 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam
bahasa inggris disebut attraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik.
38 Beberapa pengertian objek wisata adalah :
• Menurut PP No. 24 1979, objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, cara hidup manusia, seni dan budaya, sejarah bangsa, keadaan alam
yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. • Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW.102 MPT-87, objek wisata
adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dapat dibangun sehingga memiliki daya tarik dan diusahakan sebagai tempat
yang dikunjungi wisatawan.
Menurut UU No. 9 1990 pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam :
1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
3. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
Objek dan daya tarik wisata dibedakan dalam dua jenis yaitu : 1.
Objek wisata dan daya tarik wisata yang bersifat tidak tetap, seperti : festival- festival, upacara-upacara adat, keagamaan, perayaan-perayaan olahraga, tari-
tarian, seni musik dan sebagainya. 2.
Objek dan daya tarik yang bersifat tetap, seperti : pemandangan alam, flora dan fauna, pantai, laut, taman-taman, bangunan-bangunan tua, monumen-
monumen, peninggalan bersejarah, danau, sungai dan sebagainya.
39 Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu objek wisata adalah :
o Something To See
Adalah adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan. o
Something To Do Adalah adanya kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dan dapat
menyenangkan wisatawan tersebut. o
Something To Buy Adalah adanya sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan. Yoeti, 1993
Beberapa objek wisata di kota Medan yang dapat dilakukan dalam city sight seeing tour adalah sebagai berikut :
Daftar Objek Wisata di Kota Medan No.
Nama Objek Jenis Objek
1. Istana Maimoon
Sejarah 2.
Masjid Raya Bangunan
3. Pekan Raya Sumatera Utara
Bangunan 4.
Taman Morina Rekreasi
5. Balai Budaya
Pusat Kesenian 6.
Museum Sumatera Utara Budaya
7. Museum Bukit Barisan
Budaya 8.
Museum World Wild Life Rahmadsyah Galerry Fauna
9. Asam Kumbang
Taman Buaya 10.
Kebun Binatang Rekreasi Fauna
Sumber : Dinas Pariwisata Tingkat II Medan
40 Objek wisata kota Medan yang sudah di masukkan dalam paket wisata oleh
biro perjalanan wisata di Medan adalah sebagai berikut : 1.
Istana Maimoon Kira-kira 3 km dari Kantor Pos Besar Medan, yang dibangun oleh Sultan
Makmun Al-Rasyid pada tanggal 28 Agustus 1888, dan dibuka pada tanggal 18 Mei 1891 yang kemudian sebagai pusat administrasi sampai perang dunia
ke-II. 2.
Masjid Raya Letaknya 200 meter dari Istana Maimoon, masjid ini merupakan salah satu
peninggalan Sultan Deli di Sumatera Utara setelah Istana Maimoon, yang dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Makmun Al-Rasyid dan untuk pertama
kali digunakan pada tanggal 19 September 1909. 3.
Desa Asam Kumbang Merupakan suatu peternakan buaya yang terletak di daerah Sunggal, ±10 km
dari pusat kota. Di tempat ini terdapat ±2.000 ekor buaya hidup yang di pelihara dalam kolam.
4. Museum Militer
Museum Militer di Jalan Zainul Arifin Menawarkan pemandangan yang berbeda. Tidak lagi mengandalkan pesona arsitektur, museum ini memiliki
koleksi meriam serta berbagai senjata, termasuk senjata dari jaman perang kemerdekaan.
41 5.
Kuil Sri Marriamman Hanya beberapa ratus meter dari Museum Militer, anda bisa melihat sebuah
candi Hindu bernama Sri Marriamman yang dibangun tahun 1884 untuk pemujaan salah satu dewa mereka. Kuil yang berwarna cerah ini adalah satu-
satunya peninggalan Hindu yang masih dalam keadaan baik dan terawat. 6.
Museum Sumatera Utara Museum Sumatera Utara yang berada di Jalan HM. Joni. Museum ini
didirikan 20 tahun yang lalu untuk menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya Batak dan suku-suku lain yang mendiami Sumatera Utara. Seperti
kebanyakan museum, Museum Sumatera Utara memiliki bangunan yang luas, informatif, dan tertata secara baik. Ada banyak koleksi yang bercerita tentang
tanah Sumatera Utara dari zaman pra sejarah hingga saat ini. Beberapa koleksi penting Museum Sumatera Utara adalah beberapa batu kubur bertulis arab
dari abad 8 masehi dan sebuah patung Budha terbuat dari batu yang ditemukan di sekitar Pecinan kota Medan.
7. Gereja Katedral
Gereja yang berada di jalan pemuda no.1 ini pada awal berdirinya tahun 1879, Gereja Katedral Medan adalah sebuah gubuk beratap daun rumbia dan ijuk
tempat beribadat puluhan umat Katolik yang mayoritas suku India-Tamil dan Belanda. Melihat perkembangan jumlah umat yang pada tahun 1884 sudah
berjumlah 193 orang, maka sejak tahun itu sudah dipikirkan bagaimana
42 memperbaiki dan memperbesar gubuk beratap daun rumbia dan ijuk tersebut.
Barulah pada tahun 1905, ketika umat Katolik sudah berjumlah 1200
orang, pembangunan Gereja yang sekarang ini mulai dilaksanakan. Pembangunan gereja pada tahun 1905 tersebut diprakarsai dan dilaksanakan
oleh para Pastor Ordo Jesuit yang bekerja di Medan. Gereja Katedral ini pada waktu itu dibangun dengan dinding batu, beratap seng dan sebagian masih
beratap daun rumbia dan ijuk serta diresmikan pada bulan Nopember tahun itu juga.
8. Rahmat Gallery
Sekitar 5 km dari pusat kota tepatnya di jalan S. Parman no.309 medan terdapat tempat dimana bisa melihat ribuan lebih satwa yang beraneka ragam
yang telah di awetkan. 9.
Vihara Gunung Timur Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa Taoisme yang terbesar di
Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini terletak di Jalan
Hang Tuah, sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura.
10. Danau Siombak
Kawasan Danau Siombak Indah terletak di Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan, berjarak sekitar 18 km sebelah utara dari pusat Kota Medan.
Danau ini tidak secara alami terbentuk, melainkan sebuah danau buatan yang
43 pada mulanya merupakan daerah rawa-rawa. Danau buatan ini mempunyai
sejarah tersendiri, yakni sekitar 1980 tanah di rawa-rawa itu dikeruk untuk menimbun pembuatan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa Belmera
sepanjang 34 km. Luas daerah yang dikeruk dari tanah milik masyarakat, kini menjadi danau itu
memiliki luas sekitar 40 hektare dengan garis tengah 1.000 meter dan memiliki kedalaman 10 meter.
11. Tjong A Fie
Tjong Fung Nam yang lebih populler dengan nama gelarnya dengan Tjong A Fie dilahirkan tahun 1860 di desa Sungkow daerah Moyan atau Meixien dan
berasal dari suku Khe atau Hakka. Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya yang sudah tua memiliki sebuah toko kelontong. Bersama kakaknya Tjong
Yong Hian, Tjong A Fie harus meninggalkan bangku sekolah dan membantu mejaga toko ayahnya. Walaupun hanya mendapatkan pendidikan seadanya,
tetapi Tjong A Fie ternyata cukup cerdas dan dalam waktu singkat dapat menguasai kiat-kiat dagang dan usaha keluarga yan dikelolanya mendapat
kemajuan.
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan mempunyai tugas pokok dalam kegiatan-kegiatan pariwisata seperti :
44 1.
Mengadakan pertemuan koordinasi dan konsultasi secara berkala untuk mendiskusikan , mengevaluasi, memecahkan masalah yang timbul dalam
pengembangan pariwisata di Kota Medan. 2.
Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata, instansi-instansi lainnya untuk
melaksanakan panel diskusi, pelatihan dalam rangka menciptakan tenaga terampil dan profesioanal.
3. Menggalakkan kelompok-kelompok masyarakat dalam meningkatkan
‘sadar wisata masyarakat’ melalui program pembudayaan sapta pesona. 4.
Mempromosikan investasi pariwisata dengan cara mengusahakan menarik investor dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya
disektor pariwisata. 5.
Memberikan masukan-masukan yang aktual dan saran-saran kepada Pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan fasilitas
prasarana dan sarana pariwisata. 6.
Menggerakkan mengkoordinir usaha-usaha pariwisata untuk melaksanakan promosi pariwisata.
45
BAB IV USAHA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA
MEDAN DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN
4.1 Perkembangan Arus Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kota