negatif namun responden cenderung menginternalisasi sikap positif yang diperolehnya. Kedua, pembentukan konsep diri responden terjadi
sebagai hasil internalisasinya terhadap norma masyarakat. Norma masyarakat yang berlaku di lingkungan responden menolak keberadaan
PSK, oleh karena itu responden berusaha merahasiakan statusnya sebagai PSK terutama dari keluarganya sehingga baik keluarga maupun
masyarakat di tempat tinggalnya tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Meski demikian, responden yang pernah menjadi seseorang yang
religius tetap menyadari kesalahannya telah menjadi seorang PSK dan berusaha untuk bisa segera meninggalkannya dan mencari pekerjaan
baru yang lebih baik dan sesuai dengan norma masyarakat. Responden juga mengganggap bahwa usahanya untuk meninggalkan statusnya
sebagai PSK bukanlah suatu hal yang mustahil.
B. DISKUSI
Beberapa hasil tambahan yang diperoleh dari penelitian ini yang sekiranya patut dijadikan bahan diskusi akan dijelaskan di dalam sub bab ini.
Responden memperoleh sikap yang positif maupun negatif dari orang-orang yang ada di lingkungan sosialnya. Namun responden cenderung menginternalisasi
sikap positif yang diperolehnya. Hal ini disebabkan karena sikap positif yang diperoleh responden datang dari orang-orang yang dekat dengannya, yaitu
keluarganya. Menurut Mead 1934, keluarga merupakan kelompok orang yang paling berpengaruh significant others terhadap seseorang termasuk dalam
Universitas Sumatera Utara
pembentukan konsep dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Richard Dewey dan W. J. Humber 1966 yang menyebutkan bahwa konsep diri seseorang pada
awalnya dibentuk dari sikap orang lain yang memiliki ikatan emosional dengannya affective others.
Saat bergabung dengan sebuah LSM, responden yang seorang PSK juga mengambil peran sebagai sukarelawan meski ia bukan pekerja sosial di LSM
tersebut. Peran yang dijalankan responden tersebut memberinya kesempatan untuk memandang PSK dari sisi lain dan ia menyadari bahwa PSK sangat rentan
terhadap berbagai penyakit menular yang berbahaya dan dianggap sebagai sumber dari penyakit-penyakit tersebut. Hal tersebut membuat responden semakin peduli
terhadap sesama PSK juga terhadap masyarakat luas. Peran yang dijalankan responden tersebut merupakan suatu peran yang cukup penting dan dihargai oleh
masyarakat sehingga responden juga dapat menghargai dirinya sendiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sullivan 1953, bahwa jika kita diterima orang
lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita.
Menurut Brooks dan Emmert dalam Rahmat, 1991 individu yang memiliki konsep diri positif dapat ditandai dengan lima hal: 1 ia yakin akan
kemampuannya mengatasi masalah, 2 ia merasa setara dengan orang lain, 3 ia menerima pujian tanpa rasa malu, 4 ia menyadari bahwa setiap orang
mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, dan 5 ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak dise-nanginya dan berusaha
Universitas Sumatera Utara
merubahnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kelima hal tersebut juga dapat ditemui pada diri responden, terutama pada poin yang keempat dan
kelima, responden sangat menyadari bahwa statusnya sebagai PSK tidak diterima oleh masyarakat dan ia juga dapat menerima alasan masyarakat untuk tidak
menerimanya, namun ia tetap menjadi PSK. Meski demikian responden juga memiliki keinginan untuk meninggalkan hal tersebut.
C. SARAN