“...jadi akhirnya kakak menentang prinsip kakak sendiri dengan membuat pemikiran untuk melakukan pekerjaan yang kakak jalani sekarang..”
w3b0608-0609
c. Responden pertama kali menjadi PSK setelah menerima ajakan dari seorang
temannya untuk bergabung dalam sebuah grup musik dan menjadi penyanyi di café. Selama menjadi penyanyi di band tersebut, D pernah menerima tawaran
untuk melayani tamu secara seksual dengan mendapat bayaran sejumlah uang. Responden tidak dapat menolak tawaran tersebut dan sering semakin sering
memberi layanan seks kepada pengunjung café. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara di bawah ini:
“awalnya kakak bekerja sebagai penyanyi di cafe, dulu kakak diajak teman untuk nyanyi di band-nya, manggungnya di cafe-cafe hotel. yah.. waktu itu
kakak menganggap pekerjaan kakak adalah penyanyi cafe, itu adalah yang utama tapi memang gak bisa dipungkiri ya, dek, kalo kadang-kadang ada
tawaran untuk melayani tamu..” w1b0055-0063
2. Hubungan responden dengan lingkungan sosialnya:
a. Hubungan responden dengan orang tuanya Responden tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat mengutamakan
kehidupan beragama. Sejak kecil orang tuanya cukup keras dalam mendidik responden dalam hal beragama. Orang tua responden mengharapkan agar
responden tumbuh menjadi seorang anak yang taat beribadah. Dalam mendidik anak-anaknya, orang tua responden tidak melakukan tindakan yang kasar seperti
memukul mereka. Hal ini bisa dilihat pada kutipan berikut ini: “kami sekeluaga ini orangnya yang dididik beragama dek, yang tidak lepas
dari pendidikan agama Islam” w3b0670-0673
Universitas Sumatera Utara
Responden merupakan salah satu anak kesayangan ayahnya. Dibanding saudara-saudaranya yang lain, responden mendapatkan perhatian yang lebih besar
dari ayahnya. Ayahnya juga mendidik responden lebih keras dibanding saudara- saudaranya, khususnya dalam hal beribadah. Hal ini seperti yang dituturkan dalam
kutipan wawancara di bawah ini: “Nah di antara empat bersaudara, kakak yang jadi kesayangan bapak.. dari
kecil udah diajari sholat, kemana-mana selalu diajak, bahkan kalo sholat Jumat yang sebenarnya untuk laki-laki, kak juga diajak tapi gak ikut sholat,
cuma tidur di masjid.. nah dari segi sakit, kalo kakak sakit, bapak yang paling gigih, paling rajin bawa kakak berobat.. bapak juga yang merawat kakak...”
w3b0041-0050 Orang tua resonden selalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
responden di sekolahnya meski terkadang orangtuanya itu menganggapnya kurang memahami keadaan ekonomi keluarganya.karena sering mengikuti kegiatan yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Orang tuanya juga menanamkan bakat berorganisasi kepada responden dan saudara-saudaranya yang lain. Orang tuanya
selalu bangga dengan prestasi yang diraih anak-anaknya, termasuk saat mengetahui responden bekerja di hotel. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
kutipan wawancara di bawah ini: “Kami semua itu anaknya ikut pramuka lho, dari mulai kakak, abang, saya
bahkan adik saya yang paling kecil juga nyusul. Kami semua untuk pramuka itu berjiwa besi lho, karena apa? Karena dulu orang tua kita juga pandu,
mamak kita pandu. Dulu pada saat tahun 60-an itu namanya Pandu tapi sekarang namanya Pramuka. Nah waktu itu masih jaman-jamannya ke sekolah
di kawal sama tentara sama polisi, karena waktu itu mau sekolah ya, dulu namanya STR, nah pada saat itu di sekolah mamak juga ada pandu dan
mamak ikut sekolah pandu. Nah jadi bibit itu ada sama kita, jadi dari pramuka itu terkenal keluarga alm. Saiban mengharumkan nama kampung.” w3b0139-
0152 “Apalagi mamak kakak bangga waktu kakak bilang kakak kerja di hotel. Jujur,
dek, kakak sedih kali kalo liat mamak kayak gitu...” w1b0602-0603
Universitas Sumatera Utara
Sejak masih sekolah responden sudah menyadari kondisi keuangan
keluarganya yang tergolong pas-pasan bahkan tidak mencukupi untuk membiayai keperluan ekstrakurikulernya. Oleh karena itu responden merasa perlu membantu
orang tuanya meringankan beban keuangan keluarganya. Responden pun menjadi seorang guru mengaji dan menjadi pembina ekstrakurikuler, selain itu responden
selalu berprestasi di sekolah sehingga dia mendapatkan beasiswa. Setelah kuliah responden juga bekerja agar dapat membiayai kuliahnya. Pekerjaannya yang
dilakukan saat ini pun demi membantu keluarganya. Responden merupakan tulang punggung bagi ibu dan adiknya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“iya, dibiayai perkebunan. Kenapa kakak sampe dibiayai perkebunan, disamping kakak anak yatim, kakak termasuk anak karyawan yang berprestasi
di bidang pramuka. Jadi tahun 1991 itu kakak pertama kali menginjak jambore nasional di Jakarta mewakili daerah Kalimantan beserta dengan abang saya.
Jadi waktu itu kakak dapat penghargaan dari perkebunan. Waktu itu kakak masih SMP dan sudah dapat beasiswa dari perkebunan.” w3b0098-0108
“Dari hasil ngajar itulah kakak bantu orang tua untuk membiayai ongkos ke sekolah. dan gaji kakak ngajar itu sekitar Rp.100 untuk dua minggu, sebulan
bisa dibilang Rp.300, perkepala. Jadi itu untuk membantu biaya sekolah kakak.” w3b0054-0060
“Kakak selalu kasih tau, kakak ngajar pramuka di sini, bang, sebulannya digaji Rp. 100.000, dulu masih sempat Rp. 50.000.. latihan itu setiap hari jumat dan
sabtu, kalo hari minggu nanti lain tempat.. dan dari situlah kakak mengumpulkan uang untuk biaya kuliah...” w3b0270-0276
b. Hubungan Responden Dengan Teman-Temannya
Universitas Sumatera Utara
Responden menjalankan suatu peran yang penting di dalam kelompoknya, yaitu menjadi seorang yang memperhatikan kondisi kesehatan mereka, sesuai
dengan pengetahuan yang diperolehnya dari LSM tempatnya bergabung. Teman- temannya menggagap responden sebagai seorang aktivis sejati karena kegiatannya
di dalam LSM tersebut. Responden juga dinilai sebagai seorang yang berpendidikan oleh teman-temannya karena cara berbicaranya yang sedikit
berbeda dengan teman-temannya sesama pekerja seks.
“kakak rasa semua mengganggap kakak ini cerewet kali, karena sering nyuruh mereka untuk periksakan diri,” w1b0473-0476
“yahh, mungkin bagi mereka mbak ini orang yang sok hebat ya..” w2b0199- 0200
“karena mbak sering keluar dan ikut di LSM, jadi mereka sering bilang mbak ini aktivis sejati. Hahaha.... apa lagi kalo mbak udah cerewet nanya-nanya
mereka soal kesehatan. Kan mbak juga yang ingatin mereka untuk selalu periksa ke puskesmas.. trus kadang-kadang mereka juga sering bercanda
bilang mbak sok intelek karena mbak sering bicara dengan bahasa-bahasa yang mungkin menurut mereka gak cocok diucapkan orang yang seperti kakak
ini.” w2b0202-0213
c. Hubungan Responden Dengan Masyarakat Responden tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang mayoritas menganut
agama Islam. Masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya sering mengadakan kegiatan kerohanian dan responden berusaha untuk mengikuti kegiatan tersebut
agar dapat bergaul dengan masyarakat di situ. Oleh karena itu responden memilih untuk tidak memberi tahu masyarakat di tempat tinggalnya mengenai
pekerjaannya. Responden menyadari tuntutan masyarakat yang mengharuskannya untuk bersikap sopan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Responden juga menyadari harapan masyarakat agar pekerja seks seperti dirinya segera berhenti dari pekerjaan tersebut dan memilih pekerjaan lain yang lebih baik
sesuai dengan ajaran agama. Hal ini seperti yang terungkap dala beberapa kutipan wawancara berikut ini:
“kakak tinggal di kompleks yang kebanyakan muslim ya, dek, jadi mereka sering mengadakan acara-acara pengajian ato perwiridan ibu-ibu kompleks.
Biasanya itu dua kali dalam sebulan.. kakak sering ikut acara itu..kumpul sama ibu-ibu di sana.yah, bisa dibilang kakak cukup bergaul lah di lingkungan
tempat tinggal kakak.” w1b0675-0683 “Tapi mereka juga minta kakak untuk berpakaian yang sopan, sesuai dengan
acaranya, kakak juga diminta untuk bersikap sopan... tapi tanpa dibilang juga kakak udah tau kok.” w1b0713-0717
“mereka ingin kita itu berhenti kerja begini. Supaya kita memilih pekerjaan yang halal. Yah biasa lah.. ada juga yang ingin supaya kita sopan dan patuh
sama norma lah.. dan kita juga kalo dibilang yaa, gak terlalu mengumbar seks lah, gak sampe kayak yang di pinggir-pinggir jalan, yang make baju-baju seksi
dan merokok di tempat umum.” w2b0095-0103
Oleh pihak LSM tempat responden bergabung, responden mendapat perlakuan yang positif, responden merasa diterima dalam LSM tersebut meski dirinya adalah
seorang pekerja seks yang oleh masyarakat lain dianggap buruk. “Mereka baik kali, mereka sama sekali nggak risih waktu ada bersama kami,
malah mereka bercanda bareng, duduknya juga berbaur dengan kami. Sama sekali gak ada rasa jijik sama mereka itu, mereka memperlakukan kita seperti
masyarakat pada umumnya.” w1b0409-0416
3. Reaksi Masyarakat Terhadap Statusnya Sebagai Psk