dilakukannya merupakan hal yang salah di dalam agama. Namun dia meyakini bahwa Tuhan mengerti kondisi yang sedang dihadapinya dan dia berharap akan
memperoleh pengampunan karena dia melakukan pekerjaan seperti itu demi keluarganya, tidak semata-mata karena dirinya sendiri W3b0411-0427;
W1b0794-0799.
B. Data Observasi Responden Penelitian
D adalah seorang wanita berusia 36 tahun dengan postur tubuh gemuk dengan tinggi sekitar 160-an cm. Bentuk wajahnya bulat dengan warna kulit agak
kecokelatan. Rambutnya lurus dengan panjang sebatas bahu. D menggunakan kacamata dengan lensa yang agak tebal dan bergagang oval. Meski bakerja
sebagai PSK, D menggunakan pakaian yang cukup sopan, seperti kemeja dengan celana jeans panjang.
D adalah seorang yang cukup tegas dan berhati-hati dalam berbicara. Di awal pertemuan untuk meminta kesediaanya untuk menjadi responden dalam penelitian
ini, D membaca dan memahami surat pernyataan kesediaan menjadi responden dengan baik sebelum menandatanganinya.
D merupakan seseorang yang cukup kooperatif selama menjadi responden penelitian. Sejak awal wawancara, D tidak sedikit pun memperlihatkan sikap
canggung. D menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan padanya dengan suara yang jelas dan tegas, jawaban yang diberikan juga cukup lengkap dan jelas.
Dalam menjawab pertanyaan D berusaha menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Selama menjawab pertanyaan, D berusaha untuk selalu menatap mata
Universitas Sumatera Utara
peneliti. Meski pada beberapa bagian tertentu D sering menundukkan kepala dan berbicara dengan suara yang lebih pelan dan nada yang sedih, seperti saat ditanya
mengenai masalah perceraiannya. D memilih kata-kata yang halus saat bercerita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, misalnya untuk
menyebutkan pekerjaannya dia memilih menggunakan “pekerjaan kek gini”, atau “pekerjaan ini”.
C. Data Wawancara 1. Faktor Yang Mendorong Responden Memilih Untuk Menjadi Psk
a. Setelah bercerai dari suaminya responden tidak memiliki penghasilan sama
sekali untuk membiayai hidupnya di kota besar karena selama menikah responden sepenuhnya menggantungkan hidup dari penghasilan suaminya.
Oleh karena itu responden berusaha mencari pekerjaan dengan penghasilan yang cukup untuk bisa membiayai kebutuhannya. Responden juga ingin
membantu kebutuhan orangtuanya di kampung serta membiayai perkuliahan adiknya yang tinggal bersamanya, oleh karena itu biaya yang dibutuhkan
responden cukup besar sehingga responden juga harus memiliki penghasilan yang cukup besar agar dapat membiayai semua kebutuhan tersebut.
Responden sempat berganti-ganti pekerjaan karena penghasilan yang diperolehnya tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan
keluarganya. Setelah mencoba beberapa pekerjaan, responden akhirnya lebih memilih menjadi tukang pijat yang juga PSK. Menurut responden menjadi
PSK dapat menghasilkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat, tidak
Universitas Sumatera Utara
seperti pekerjaan lain yang harus menunggu tanggal tertentu agar bisa memperoleh gaji, itu sebabnya responden tetap bertahan menjadi PSK. Hal itu
dapat diketahui dari kutipan wawancara berikut ini: “Yah, karena kakak nggak punya pekerjaan lain dek. Cuma dari sini kakak
dapat duit. Bukannya kakak gak mau cari kerja yang lain. Yah, sebelumnya pernah sih kakak sampe kerja di rumah makan, sambil curi-curi ilmu memasak
juga, tapi ya itu, kerjanya capek, gak ada waktu libur, gajinya juga kecil. Kalo dulu karena cuma untuk membiayai hidup kakak sendiri, nggak apalah kakak
terima gaji segitu. Tapi sejak ada adek kakak, apalagi dia minta lanjut sekolah. Kalo cuma dari kerja di rumah makan itu, gak cukup lah dek, sedangkan untuk
kakak sendiri aja pas-pasan. Tapi kalo kerja kek gini, bukan mo bilang apa ya dek, tapi istilah kasarnya, tinggal buka celana bida dapat duit. Yah gitu lah
dek...” w2b0131-0149
b. Perceraian yang dialami responden merupakan suatu hal yang sulit diterima
responden. Bagi responden hal itu merupakan cobaan dari Tuhan yang sangat berat dalam hidupnya sementara menurut responden selama hidupnya dia
selalu taat beribadah pada Tuhan dan tidak seharusnya dia mendapat cobaan seberat itu. Hal tersebut membuat responden kecewa pada Tuhan dan mulai
berpaling dari Tuhan. Responden meninggalkan kebiasaannya sebagai seorang yang taat beribadah, responden juga mulai mengubah penampilannya yang
tertutup serta melakukan hal-hal yang dilarang dalam ajaran agama. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“selama ini kakak udah baik, rajin ibadah, gak pernah cari masalah, tapi kok sampe mendapat cobaan seberat itu. Kakak sampe marah sama Tuhan, dek.
Kakak yang sebelumnya selalu pake jilbab, sampe melepaskan jilbab. Yang nggak pernah merokok, jadi merokok. Kakak stres, dek..” w1b0227-0234
“....Begitu saya cerai sama suami, Tuhan itu nggak berhenti memberi cobaan sama saya...” w3b0435-0442
Universitas Sumatera Utara
“...jadi akhirnya kakak menentang prinsip kakak sendiri dengan membuat pemikiran untuk melakukan pekerjaan yang kakak jalani sekarang..”
w3b0608-0609
c. Responden pertama kali menjadi PSK setelah menerima ajakan dari seorang
temannya untuk bergabung dalam sebuah grup musik dan menjadi penyanyi di café. Selama menjadi penyanyi di band tersebut, D pernah menerima tawaran
untuk melayani tamu secara seksual dengan mendapat bayaran sejumlah uang. Responden tidak dapat menolak tawaran tersebut dan sering semakin sering
memberi layanan seks kepada pengunjung café. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara di bawah ini:
“awalnya kakak bekerja sebagai penyanyi di cafe, dulu kakak diajak teman untuk nyanyi di band-nya, manggungnya di cafe-cafe hotel. yah.. waktu itu
kakak menganggap pekerjaan kakak adalah penyanyi cafe, itu adalah yang utama tapi memang gak bisa dipungkiri ya, dek, kalo kadang-kadang ada
tawaran untuk melayani tamu..” w1b0055-0063
2. Hubungan responden dengan lingkungan sosialnya:
a. Hubungan responden dengan orang tuanya Responden tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat mengutamakan
kehidupan beragama. Sejak kecil orang tuanya cukup keras dalam mendidik responden dalam hal beragama. Orang tua responden mengharapkan agar
responden tumbuh menjadi seorang anak yang taat beribadah. Dalam mendidik anak-anaknya, orang tua responden tidak melakukan tindakan yang kasar seperti
memukul mereka. Hal ini bisa dilihat pada kutipan berikut ini: “kami sekeluaga ini orangnya yang dididik beragama dek, yang tidak lepas
dari pendidikan agama Islam” w3b0670-0673
Universitas Sumatera Utara
Responden merupakan salah satu anak kesayangan ayahnya. Dibanding saudara-saudaranya yang lain, responden mendapatkan perhatian yang lebih besar
dari ayahnya. Ayahnya juga mendidik responden lebih keras dibanding saudara- saudaranya, khususnya dalam hal beribadah. Hal ini seperti yang dituturkan dalam
kutipan wawancara di bawah ini: “Nah di antara empat bersaudara, kakak yang jadi kesayangan bapak.. dari
kecil udah diajari sholat, kemana-mana selalu diajak, bahkan kalo sholat Jumat yang sebenarnya untuk laki-laki, kak juga diajak tapi gak ikut sholat,
cuma tidur di masjid.. nah dari segi sakit, kalo kakak sakit, bapak yang paling gigih, paling rajin bawa kakak berobat.. bapak juga yang merawat kakak...”
w3b0041-0050 Orang tua resonden selalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
responden di sekolahnya meski terkadang orangtuanya itu menganggapnya kurang memahami keadaan ekonomi keluarganya.karena sering mengikuti kegiatan yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Orang tuanya juga menanamkan bakat berorganisasi kepada responden dan saudara-saudaranya yang lain. Orang tuanya
selalu bangga dengan prestasi yang diraih anak-anaknya, termasuk saat mengetahui responden bekerja di hotel. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
kutipan wawancara di bawah ini: “Kami semua itu anaknya ikut pramuka lho, dari mulai kakak, abang, saya
bahkan adik saya yang paling kecil juga nyusul. Kami semua untuk pramuka itu berjiwa besi lho, karena apa? Karena dulu orang tua kita juga pandu,
mamak kita pandu. Dulu pada saat tahun 60-an itu namanya Pandu tapi sekarang namanya Pramuka. Nah waktu itu masih jaman-jamannya ke sekolah
di kawal sama tentara sama polisi, karena waktu itu mau sekolah ya, dulu namanya STR, nah pada saat itu di sekolah mamak juga ada pandu dan
mamak ikut sekolah pandu. Nah jadi bibit itu ada sama kita, jadi dari pramuka itu terkenal keluarga alm. Saiban mengharumkan nama kampung.” w3b0139-
0152 “Apalagi mamak kakak bangga waktu kakak bilang kakak kerja di hotel. Jujur,
dek, kakak sedih kali kalo liat mamak kayak gitu...” w1b0602-0603
Universitas Sumatera Utara
Sejak masih sekolah responden sudah menyadari kondisi keuangan
keluarganya yang tergolong pas-pasan bahkan tidak mencukupi untuk membiayai keperluan ekstrakurikulernya. Oleh karena itu responden merasa perlu membantu
orang tuanya meringankan beban keuangan keluarganya. Responden pun menjadi seorang guru mengaji dan menjadi pembina ekstrakurikuler, selain itu responden
selalu berprestasi di sekolah sehingga dia mendapatkan beasiswa. Setelah kuliah responden juga bekerja agar dapat membiayai kuliahnya. Pekerjaannya yang
dilakukan saat ini pun demi membantu keluarganya. Responden merupakan tulang punggung bagi ibu dan adiknya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“iya, dibiayai perkebunan. Kenapa kakak sampe dibiayai perkebunan, disamping kakak anak yatim, kakak termasuk anak karyawan yang berprestasi
di bidang pramuka. Jadi tahun 1991 itu kakak pertama kali menginjak jambore nasional di Jakarta mewakili daerah Kalimantan beserta dengan abang saya.
Jadi waktu itu kakak dapat penghargaan dari perkebunan. Waktu itu kakak masih SMP dan sudah dapat beasiswa dari perkebunan.” w3b0098-0108
“Dari hasil ngajar itulah kakak bantu orang tua untuk membiayai ongkos ke sekolah. dan gaji kakak ngajar itu sekitar Rp.100 untuk dua minggu, sebulan
bisa dibilang Rp.300, perkepala. Jadi itu untuk membantu biaya sekolah kakak.” w3b0054-0060
“Kakak selalu kasih tau, kakak ngajar pramuka di sini, bang, sebulannya digaji Rp. 100.000, dulu masih sempat Rp. 50.000.. latihan itu setiap hari jumat dan
sabtu, kalo hari minggu nanti lain tempat.. dan dari situlah kakak mengumpulkan uang untuk biaya kuliah...” w3b0270-0276
b. Hubungan Responden Dengan Teman-Temannya
Universitas Sumatera Utara
Responden menjalankan suatu peran yang penting di dalam kelompoknya, yaitu menjadi seorang yang memperhatikan kondisi kesehatan mereka, sesuai
dengan pengetahuan yang diperolehnya dari LSM tempatnya bergabung. Teman- temannya menggagap responden sebagai seorang aktivis sejati karena kegiatannya
di dalam LSM tersebut. Responden juga dinilai sebagai seorang yang berpendidikan oleh teman-temannya karena cara berbicaranya yang sedikit
berbeda dengan teman-temannya sesama pekerja seks.
“kakak rasa semua mengganggap kakak ini cerewet kali, karena sering nyuruh mereka untuk periksakan diri,” w1b0473-0476
“yahh, mungkin bagi mereka mbak ini orang yang sok hebat ya..” w2b0199- 0200
“karena mbak sering keluar dan ikut di LSM, jadi mereka sering bilang mbak ini aktivis sejati. Hahaha.... apa lagi kalo mbak udah cerewet nanya-nanya
mereka soal kesehatan. Kan mbak juga yang ingatin mereka untuk selalu periksa ke puskesmas.. trus kadang-kadang mereka juga sering bercanda
bilang mbak sok intelek karena mbak sering bicara dengan bahasa-bahasa yang mungkin menurut mereka gak cocok diucapkan orang yang seperti kakak
ini.” w2b0202-0213
c. Hubungan Responden Dengan Masyarakat Responden tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang mayoritas menganut
agama Islam. Masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya sering mengadakan kegiatan kerohanian dan responden berusaha untuk mengikuti kegiatan tersebut
agar dapat bergaul dengan masyarakat di situ. Oleh karena itu responden memilih untuk tidak memberi tahu masyarakat di tempat tinggalnya mengenai
pekerjaannya. Responden menyadari tuntutan masyarakat yang mengharuskannya untuk bersikap sopan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Responden juga menyadari harapan masyarakat agar pekerja seks seperti dirinya segera berhenti dari pekerjaan tersebut dan memilih pekerjaan lain yang lebih baik
sesuai dengan ajaran agama. Hal ini seperti yang terungkap dala beberapa kutipan wawancara berikut ini:
“kakak tinggal di kompleks yang kebanyakan muslim ya, dek, jadi mereka sering mengadakan acara-acara pengajian ato perwiridan ibu-ibu kompleks.
Biasanya itu dua kali dalam sebulan.. kakak sering ikut acara itu..kumpul sama ibu-ibu di sana.yah, bisa dibilang kakak cukup bergaul lah di lingkungan
tempat tinggal kakak.” w1b0675-0683 “Tapi mereka juga minta kakak untuk berpakaian yang sopan, sesuai dengan
acaranya, kakak juga diminta untuk bersikap sopan... tapi tanpa dibilang juga kakak udah tau kok.” w1b0713-0717
“mereka ingin kita itu berhenti kerja begini. Supaya kita memilih pekerjaan yang halal. Yah biasa lah.. ada juga yang ingin supaya kita sopan dan patuh
sama norma lah.. dan kita juga kalo dibilang yaa, gak terlalu mengumbar seks lah, gak sampe kayak yang di pinggir-pinggir jalan, yang make baju-baju seksi
dan merokok di tempat umum.” w2b0095-0103
Oleh pihak LSM tempat responden bergabung, responden mendapat perlakuan yang positif, responden merasa diterima dalam LSM tersebut meski dirinya adalah
seorang pekerja seks yang oleh masyarakat lain dianggap buruk. “Mereka baik kali, mereka sama sekali nggak risih waktu ada bersama kami,
malah mereka bercanda bareng, duduknya juga berbaur dengan kami. Sama sekali gak ada rasa jijik sama mereka itu, mereka memperlakukan kita seperti
masyarakat pada umumnya.” w1b0409-0416
3. Reaksi Masyarakat Terhadap Statusnya Sebagai Psk
a. Reaksi Negatif Menjadi seorang PSK merupakan suatu hal yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Responden juga merasakan hal tersebut, dia mengetahui bahwa pekerjaannya merupakan susatu yang melanggar norma sehingga masyarakat
Universitas Sumatera Utara
mencibir pekerja seks seperti dirinya. Responden merasa masyarakat menganggapnya seperti sampah sehingga sebagian masyarakat ada yang merasa
ijik dengan keberadaan mereka. Sebagai seorang yang berpendidikan, responden dianggap tidak pantas melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini seperti yang
diungkapkan dalam beberapa kutipan wawancra berikut ini:
“apa lagi ya masyarakat sering mencibir pekerja seks seperti kami-kami ini” w1b0371-0373
“apalagi kalo sampe ada yang nganggap sebagai sampah masyarakat.. pekerjaan seperti ini kalo bisa dibilang ya dek, melanggar norma, apalagi kalo
ngomong soal agama ya, dek, agama mana yang mengijinkan umatnya kerja seperti ini..” w1b0374-0380
“Pernah juga ada yang kasihan dan iba liat keadaan kakak karena mereka tau latar belakang kakak dan mungkin melihat kakak sebagai orang yang
berpendidikan dan gak pantas untuk kerja kayak gini, mereka menasehati kakak dan menyarankan kakak untuk berhenti dan cari pekerjaan lain.”
w1b0734-0741
“iya... mungkin ada yang sampe jijik ya... hmmm..” w2b0072-0073
b. Reaksi Positif Responden tidak selalu mendapat penilaian negatif dari masyarakat
sehubungan dengan pekerjaannya tersebut. Sebagian masyarakat yang mengetahui pekerjaan responden dapat menerima kehadirannya di lingungan mereka, mereka
juga tidak mengejek responden dan teman-temannya. Masyarakat tersebut memperlakukan mereka sama seperti anggota masyarakat lainnya. Sebagian orang
juga masih ada yang menghargai responden sebagai seseorang yang berpendidikan tanpa memandang statusnya sebagai seorang PSK.
Universitas Sumatera Utara
“Yah, mereka cukup mengertilah dek dengan pekerjaan kami. Mereka gak sampe melakukan, yang namanya penggerebekan,” W1b0657-0660
“mereka gak juga sampe mengejek-ejek gitu ya..mereka bersikap biasa aja... kalo lewat ya kami senyum, mereka juga...kadang cerita-cerita juga... yah bisa
dibilang mereka menerimalah keberadaan kita di sini.” W1b0663-0668 “Mungkin banyak orang yang memandang saya ini begini, bahkan bukan
maksud saya memuji diri, tapi udah banyak orang, pelanggan ato tamu-tamu LSM yang bilang kakak ini gak pantas melakukan pekerjaan seperti ini.
Bagaimana pun kakak membohongi tingkat pendidikan kakak, orang bilang dari cara kakak ngomong, kakak bisa dilihat orangnya berpendidikan..”
W3b0726-0735
4. Tanggapan Responden Terhadap Reaksi Masyarakat Atas Statusnya
Sebagai Psk:
a. Responden mengakui bahwa keberadaannya sebagai PSK merupakan hal yang
salah dan tidak sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Dia juga tidak ingin membanggakan penghasilan yang diperolehnya sebagai seorang PSK. Oleh
karena itu responden menyembunyikan statusnya sebagai PSK dari masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal serta dari keluarganya. Hal itu
dapat diketahui dari beberapa kutipan wwancara berikut ini: “Tapi kakak gak mau sombong..kakak tau itu semua uang haram. Makanya
sebisa mungkin kakak tutupin keadaan kakak yang sebenarnya.” W1b0574- 0578
“kakak sedih kali kalo liat mamak kayak gitu... karena aku tau ini sebenarnya salah dalam agama apalagi kalo mengingat kakak yang dulu pake jilbab
bahkan di keluarga kakak itu ya, kakak dianggap, seperti kalo dalam Islam itu namanya imam perempuan.” W1b0604-0610
“kakak tau...kalo bicara soal agama, kakak sadar ini salah” W1b0794-0795
Universitas Sumatera Utara
“iya, sayang..kakak merasa ini salah...” W3b0684
b. Responden dapat menerima perlakuan negatif yang masyarakat padanya dan
memahami bahwa reaksi negatif yang diberikan masyarakat terhadapnya merupakan reaksi yang wajar karena masyarakat memiliki norma dan
keyakinan yang melarang keberadaan PSK seperti dirinya. Hal ini seperti yang diungkapkan responden dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Saya mengerti kalo orang sering mencibir pekerja seperti saya ini” W1b0373-0374
“kakak rasa wajarlah kalo mereka beraggapan begitu. Mereka kan orang-orang yang beragama, ada moralnya juga.. mereka pasti mengganggap salah apa
yang gak sesuai sama agama mereka.” W20085-0089
5. Responden Memiliki Konsep Diri Yang Positif Karena:
a. Responden mengetahui dirinya dengan baik melalui pengalaman-
pengalamannya selama hidupnya dan mampu menerima dirinya apa adanya. Sebagai seorang yang sangat taat beragama, yang bahkan di dalam
keluarganya dianggap sebagai imam perempuan, membuat responden memiliki prinsip hidup yang kuat dalam hal menjalankan perintah agamanya.
Hal itu pula yang membuatnya sadar bahwa apa yang dilakukannya saat ini telah melanggar prinsip tersebut. Tidak hanya itu, responden juga mengetahui
bahwa sebagai pekerja seks, dirinya sangat rentan untuk terkena penyakit menular seksual. Meski demikian, responden tidak menyesali apa yang telah
dilakukannya. Baginya, selama dia bisa membantu keluarganya, dia rela menjadi pekerja seks. Namun responden juga tidak menyombongkan dirinya
Universitas Sumatera Utara
atas penghasilan yang diperolehnya, meski dia telah membantu keluarganya dari penghasilan tersebut. Responden bahkan terpaksa membohongi
keluarganya dengan menutupi statusnya sebagai pekerja seks. Mengingat banyak prestasi yang dulu pernah diraih responden hingga banyak orang yang
hormat dan bangga padanya, responden merasa malu dengan keadaannya sekarang yang berbanding terbalik dari sebelumnya. Tetapi responden tetap
dapat menerima keadaannya ini karena menurutnya hal tersebut yang terbaik untuk dirinya pada saat ini. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam
kutipan-kutipan wawancara berikut ini: “apalagi Pekerjaan seperti ini dekat sama penyakit-penyakit menular seperti
AIDS, raja singa, jengger ayam... yah kita harus hati-hati lah..” W1b0386- 0389
“kakak gak mau sombong..kakak tau itu semua uang haram. Makanya sebisa mungkin kakak tutupin keadaan kakak yang sebenarnya.” W1b00574-0578
“mengingat kakak yang dulu pake jilbab bahkan di keluarga kakak itu ya, kakak dianggap, seperti kalo dalam Islam itu namanya imam perempuan.”
W1b0606-0610 “yang tadinya saya ini selalu diangkatkan tangan sama orang, sekarang
tunduklah saya.” W3b0643-0645 “akhirnya kakak menentang prinsip kakak sendiri dengan membuat pemikiran
untuk melakukan pekerjaan yang kakak jalani sekarang.. makanya kakak nggak menyesali sekali kris, kakak kerjanya seperti ini. Yang penting intinya
kakak bisa membiayai kuliah adek, bisa membantu orang tua.” W3b0651- 0658
“Yah, sekarang kalo hidup kakak yang sekarang ini, kalo memang ini yang terbaik ya, inilah.” W3b0751-0753
b. Responden memiliki harapan yang realistis yang mungkin untuk dicapai dan
responden juga telah merancang pencapaian harapannya tersebut. Responden
Universitas Sumatera Utara
berharap dirinya dapat segera meninggalkan pekerjaanya sebagai PSK. Responden berjanji pada dirinya bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu
adalah untuk membantu keluarganya terutama untuk membiayai kuliah adiknya. Oleh karena itu, responden berencana akan meninggalkan pekerjaan
tersebut dan mencari pekerjaan lain yang halal menurut agama, seperti berdagang atau bekerja di sebuah LSM. Untuk mewujudkan rencananya
tersebut responden telah melakukan beberapa usaha diantaranya seperti mengumpulkan modal dan berkonsultasi dengan pihak LSM. Responden
sangat berharap untuk bisa berubah menjadi lebih baik terutama dalam hal berumah tangga. Meski responden memiliki pengalaman buruk dengan rumah
tangganya yang sebelumnya, ia tidak takut untuk kembali membangun rumah tangga baru setelah dirinya berhenti menjadi PSK. Responden belajar dari
kesalahan yang dilakukannya sebelumnya dan berharap dapat membangun keluarga yang lebih baik dan dia tidak ingin untuk gagal lagi. Meski dalam
hidupnya responden berkali-kali mengalami hal buruk dan kegagalan, responden tidak pernah pasrah pada nasib, ia tidak putus asa dan terus
berusaha karena ia yakin bahwa Tuhan memiliki suatu rencana yang baik baginya.
“kakak ingin suatu hari nanti meninggalkan pekerjaan ini” W1b0107-0109 “Sekarang kakak merasa mungkin dari LSM ini kakak bisa mendapat kerjaan
yang berhasil di depan mata orang tua dan keluarga. Kakak berharap suatu saat kakak bisa mendirikan suatu kelompok wanita yang mandiri. Makanya,
kalo bisa kakak jangan sampe putus hubungan sama orang LSM.” W3b0718- 0726
“Kakak mau suatu saat kakak berhenti dan menikah lagi sama orang yang baik dan bisa menerima kakak apa adanya, punya anak dan kerja yang lain. Kakak
Universitas Sumatera Utara
itu berencana nanti kalo udah berhenti kakak akan buka toko grosir. Makanya sekarang penghasilan yang kakak terima meskipun gak banyak tapi kakak
selalu berusaha menyisihkan sedikit untuk modal kakak kalo udah berhenti nanti.” W1b0753-0763
“pastinya suatu saat kakak mau berhentilah dek dari kerjaan ini dan punya pekerjaan baru yang lebih baik dan halal di mata Tuhan” W1b0178-0181
“Kakak juga pengen nikah lagi dek dan punya anak... Bagaimana pun karena kakak udah pernah menikah dan gagal, kakak gak mau nanti gagal lagi.”
W1b0185-0188 “kakak justru ingin jadi lebih baik...” W1b0191-0192
“Kakak ingin berubah, ya, tapi kakak masih ada rencana lain untuk kakak dan itu yang kakak tunggu.. dan kakak nggak mau pasrah, kakak nggak mau putus
asa. ” W3b0676-0680
c. Responden mampu menghargai dan menghormati dirinya sendiri serta
memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya. Mengingat bahwa responden dulu cukup disegani oleh orang lain dan selalu ingin menjadi yang
terbaik namun sekarang setelah menjadi PSK, responden justru harus tunduk saat berhadapan dengan orang lain. Dia merasa bahwa dia memiliki
kemampuan lebih untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih baik namun nasib tidak berpihak padanya sehingga ia harus hidup seperti itu. Namun akhirnya
responden mampu menilai bahwa meskipun apa yang dilakukannya itu adalah salah tapi dia tidak menyesal telah masuk ke dunia prostitusi itu. Karena
menjadi seorang PSK pun, responden tetap dapat melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain yang justru hal tersebut tidak akan bisa dilakukannya
seandainya dia tidak menjadi PSK. Hal itu terjadi setelah responden sering diajak pihak LSM untuk memberi penyuluhan mengenai AIDS kepada teman-
temannya sesama PSK. Responden mulai bisa menerima keadaannya terutama
Universitas Sumatera Utara
karena responden sadar bahwa yang dilakukannya itu bukanlah untuk kesenangannya sendiri melainkan untuk adik serta keluarganya. Responden
menganggap tetap memiliki sisi positif meski dia adalah seorang PSK “Yah, kakak sadar ini salah tapi kakak ngga nyesal udah masuk di dunia
prostitusi. Apalagi setelah bergabung dengan orang-orang P3MN.. kakak jadi bisa membantu sesama PSK dalam hal menjaga kesehatan.” W1b0621-0626
“Kakak itu orangnya selalu mau tampil, kakak gak mau orang lain berpikir kalo kakak itu orang yang terbelakang, bahkan kakak itu gak berpikir apakah
orangtua kakak itu sanggup ato nggak, kakak nggak perduli.” W3b0123- 0128
“cuma nasib aja yang gak baik.. nah itulah..” W3b0202-0203
“ada rasa malu dalam diri saya” W3b0212-0213 “Kalo dulu saya bahkan sampe menyalahkan Yang Kuasa... sampe histeris
sekali saya, nggak nerima gitu ya, nggak nerima apa yang saya alami, dibikin sampe kek gini. Bahkan sampe terjadi saya pembukaan jilbab, yang
sebelumnya saya selalu menutup aurat..”W3b0436-0442 “berat.. berat sekali kris. Makanya kakak nggak bisa bilang, yang kakak
tadinya senyum, yang tadinya kakak bicara dengan lagak gaya, dengan suatu pemikiran, dengan orang mengenal wajah, mengenal siapa ade ini. Sekarang
semua orang tahu mengapa saya hancur..di samping itu, ya. Begitu saya cerai sama suami, Tuhan itu nggak berhenti memberi cobaan sama saya.”
W3b0601-0610 “Padahal kakak melakukan ini bukan karena kakak senang atau apa.
Enggak” W3b0674-0676
d. Responden memiliki pengalaman dan latar belakang pendidikan yang
membuat orang lain memberi penilaian yang positif terhadapnya. Selain itu responden juga memiliki peran yang cukup berarti bagi orang-orang di
sekelilingnya. Responden telah menjadi tulang punggung di keluarganya, membiayai kebutuhan keluarganya serta perkuliahan adiknya. Keberadaan
responden di antara teman-temannya sesama PSK juga cukup berarti karena
Universitas Sumatera Utara
responden merupakan orang yang perhatian terhadap kesehatan teman- temannya itu. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut ini:
“Biarlah kakak kerja seperti ini, banting tulang kakak untuk membiayai kuliahnya. Tapi demi adek saya itu kakak rela lakuin apa aja. .Dari pekerjaan ini
juga kakak udah banyak membantu keluarga kakak. Paman, bibi, keponakan- keponakan kakak, semua kakak bantuin. Tapi kakak gak mau sombong..kakak tau
itu semua uang haram. Makanya sebisa mungkin kakak tutupin keadaan kakak yang sebenarnya. Kakak juga membiayai kuliah adek kakak dari uang ini. Apapun
dek demi adek kakak itu, banting tulang kakak dek, biar dia nggak kayak kakak, apalagi melihat keinginannya yang kuat untuk sekolah..” W1b0568-0582
“kakak mau nya kami itu bisa menjaga kesehatan biar gak terus-terusan dicap jelek sama masyarakat. Lagian kan untuk menjaga nama oukup tempat kakak
kerja juga. Kakak ga mau kalo sampe ada pelanggan yang tertular penyakit karena teman kakak ada yang sakit. Nanti jadi ga da lagi pelanggan yang datang...
penghasilan juga jadi berkurang kan? Yah itu untuk kebaikan semua orang...” W2b0231-0241
D. Analisis Data
Vansenbeeck 2001 menyatakan bahwa seseorang melakukan pekerjaan seks komersial dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah faktor
ekonomi, yaitu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya maupun keluarganya. Beberapa faktor yang juga termasuk di dalamnya yaitu: kurangnya
keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan, faktor migrasi, faktor gaya hidup, dan lain-lain . Seperti yang dialami responden setelah bercerai dari suaminya, ia
tidak memiliki penghasilan sama sekali untuk membiayai hidupnya di kota besar, sehingga ia berusaha mencari pekerjaan dengan penghasilan yang cukup untuk
bisa membiayai kebutuhannya. Selain itu responden juga ingin membantu kebutuhan orangtuanya di kampung serta membiayai perkuliahan adiknya yang
tinggal bersamanya, oleh karena itu biaya yang dibutuhkan responden semakin besar sehingga responden memilih untuk menjadi PSK setelah sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
mencoba beberapa pekerjaan. Menurut responden menjadi PSK dapat menghasilkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat, tidak seperti
pekerjaan lain yang harus menunggu tanggal tertentu agar bisa memperoleh gaji. Responden sebagai seseorang yang berasal dari keluarga yang sangat
mengutamakan kehidupan beragama, mendapat didikan yang cukup keras dalam hal beragama. Sesuai dengan harapan orang tuanya, responden tumbuh menjadi
seorang anak yang taat beribadah. Orang tua resonden selalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan responden di sekolahnya. Orang tuanya juga
menanamkan bakat berorganisasi kepada responden dan saudara-saudaranya yang lain. Orang tuanya selalu bangga dengan prestasi yang diraih anak-anaknya,
termasuk saat mengetahui responden bekerja di hotel. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa orang tua responden memberikan informasi yang positif untuk
perkembangan konsep diri responden sampai ia dewasa dalam bentuk dukungan, bakat serta perasaan bangga terhadap responden. Seperti yang dijelaskan oleh
Calhoun dan Acocella 1990, orang tua adalah kontak sosial yang paling awal kita alami dan yang paling berpengaruh, sehingga apa yang mereka
komunikasikan akan lebih berpengaruh daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. Orang tua memberikan arus informasi yang konstan
mengenai diri anak. Orang tua juga membantu dalam menetapkan pengharapan serta mengajarkan anak bagaimana menilai dirinya sendiri. Pengharapan dan
penilaian tersebut akan terus terbawa sampai anak menjadi dewasa. Dengan demikian informasi positif yang diperoleh responden dari orangtuanya sangat
penting dalam pembentukan konsep diri responden ke arah yang positif.
Universitas Sumatera Utara
Selain orang tua, kelompok teman sebaya juga cukup mempengaruhi konsep diri individu. Penerimaan maupun penolakan kelompok teman sebaya terhadap
seorang anak akan berpengaruh pada konsep diri anak tersebut. Di dalam kelompok sebayanya, responden menjalankan suatu peran yang penting, yaitu
menjadi seorang yang memperhatikan kondisi kesehatan mereka, sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya dari LSM tempatnya bergabung. Teman-
temannya menggagap responden sebagai seorang aktivis sejati karena kegiatannya di dalam LSM tersebut. Responden juga dinilai sebagai seorang yang
berpendidikan oleh teman-temannya karena cara berbicaranya yang sedikit berbeda dengan teman-temannya sesama pekerja seks. Menurut Calhoun dan
Acocella 1990, peran yang diukir anak dalam kelompok teman sebayanya dapat memberi pengaruh yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri dan
peranan ini, bersama dengan penilaian diri yang dimilikinya akan cenderung terus berlangsung dalam hubungan sosial ketika ia dewasa . Oleh karena itu peran
penting serta penilaian terhadap responden dalam kelompok sebayanya juga merupakan informasi yang positif yang diperoleh responden untuk konsep dirinya.
Sama seperti orang tua dan teman sebaya, masyarakat juga memberitahu individu bagaimana mendefenisikan diri sendiri. Penilaian dan pengharapan
masyarakat terhadap individu dapat masuk ke dalam konsep diri individu dan individu akan berperilaku sesuai dengan pengharapan tersebut Calhoun dan
Acocella, 1990. Mengingat bahwa responden tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam dan sering mengadakan
kegiatan kerohanian, responden memilih untuk tidak memberi tahu masyarakat di
Universitas Sumatera Utara
tempat tinggalnya mengenai pekerjaannya. Responden menyadari tuntutan masyarakat yang mengharuskannya untuk bersikap sopan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat. Responden juga menyadari harapan masyarakat agar pekerja seks seperti dirinya segera berhenti dari pekerjaan tersebut dan memilih
pekerjaan lain yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama. Sementara itu oleh pihak LSM tempat responden bergabung, responden mendapat perlakuan yang
positif, responden merasa diterima dalam LSM tersebut meski dirinya adalah seorang pekerja seks yang oleh masyarakat lain dianggap buruk. Dari penjelasan
tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat memberikan informasi yang tidak konsisten untuk konsep diri responden. Di satu sisi, responden mendapat
informasi yang negatif sehubungan dengan statusnya sebagai PSK dan di sisi lain responden juga mendapatkan informasi yang positif karena keaktifannya dalam
sebuah LSM. Reaksi yang diperoleh responden dari lingkungannya juga merupakan salah
satu informasi yang diterima responden untuk peerkembangan konsep dirinya. Menjadi seorang PSK merupakan suatu hal yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Responden juga merasakan hal tersebut, dia mengetahui bahwa pekerjaannya merupakan suatu yang melanggar norma sehingga masyarakat mencibir pekerja
seks seperti dirinya. Responden merasa masyarakat menganggapnya seperti sampah sehingga sebagian masyarakat ada yang merasa jijik dengan keberadaan
mereka dan sebagai seorang yang berpendidikan, responden dianggap tidak pantas melakukan pekerjaan tersebut. Hal tersebut merupakan reaksi negatif yang
dirasakan responden dari masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian, responden tidak selalu mendapat penilaian negatif dari masyarakat sehubungan dengan pekerjaannya tersebut. Sebagian masyarakat yang
mengetahui pekerjaan responden dapat menerima kehadirannya di lingkungan mereka, mereka juga tidak mengejek responden dan teman-temannya. Masyarakat
tersebut memperlakukan mereka sama seperti anggota masyarakat lainnya. Sebagian orang juga masih ada yang menghargai responden sebagai seseorang
yang berpendidikan tanpa memandang statusnya sebagai seorang PSK. Konsep diri berkembang melalui dua tahap: pertama, melalui internalisasi
sikap orang lain terhadap individu; kedua melalui internalisasi norma masyarakat Mead dalam Calhoun dan Acocella, 1995. Responden yang mengakui bahwa
keberadaannya sebagai PSK merupakan hal yang salah dan tidak sesuai norma yang berlaku di masyarakat sehingga ia menyembunyikan statusnya sebagai PSK
dari masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal serta dari keluarganya merupakan bentuk internalisasinya terhadap sikap negatif yang diberikan orang
lain kepadanya. Begitu juga dengan sikap responden yang menerima perlakuan negatif yang masyarakat padanya dan memahami bahwa reaksi negatif yang
diberikan masyarakat terhadapnya merupakan reaksi yang wajar karena masyarakat memiliki norma dan keyakinan yang melarang keberadaan PSK
seperti dirinya, merupakan bentuk internalisasi responden terhadap norma masyarakat.
Individu yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga
evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa
Universitas Sumatera Utara
adanya Calhoun dan Acocella, 1990. Sama seperti responden yang mengetahui dirinya dengan baik melalui pengalaman-pengalamannya selama hidupnya dan
mampu menerima dirinya apa adanya. Hal ini terlihat dari bagaimana responden sebagai seorang yang sangat taat beragama dan memiliki prinsip hidup yang kuat
dalam hal menjalankan perintah agamanya namun akhirnya melanggar prinsip tersebut dengan menjadi PSK dan tidak menyesalinya selama dia bisa membantu
keluarganya dengan menjadi pekerja seks. Mengingat banyak prestasi yang pernah diraih responden hingga dulu banyak orang yang hormat dan bangga
padanya membuat responden merasa malu dengan keadaannya sekarang yang berbanding terbalik dari sebelumnya. Tetapi responden tetap dapat menerima
keadaannya ini karena menurutnya hal tersebut yang terbaik untuk dirinya pada saat ini.
Responden mampu menghargai dan menghormati dirinya sendiri serta memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya. Mengingat bahwa responden
dulu cukup disegani oleh orang lain dan selalu ingin menjadi yang terbaik namun setelah menjadi PSK, responden justru harus tunduk saat berhadapan dengan
orang lain. Dia merasa bahwa dia memiliki kemampuan lebih untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih baik akan tetaoi nasib tidak berpihak padanya sehingga ia
harus hidup seperti itu. Namun akhirnya responden mampu menilai bahwa meskipun apa yang dilakukannya itu adalah salah tapi dia tidak menyesal telah
masuk ke dunia prostitusi itu karena menjadi seorang PSK pun, responden tetap dapat melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain yang justru hal tersebut tidak
akan bisa dilakukannya seandainya dia tidak menjadi PSK. Hal itu terjadi setelah
Universitas Sumatera Utara
responden sering diajak pihak LSM untuk memberi penyuluhan mengenai AIDS kepada teman-temannya sesama PSK. Responden mulai bisa menerima
keadaannya terutama karena responden sadar bahwa yang dilakukannya itu bukanlah untuk kesenangannya sendiri melainkan untuk adik serta keluarganya.
Responden menganggap tetap memiliki sisi positif meski dia adalah seorang PSK. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mampu mengevaluasi dirinya dan
menemukan sisi positif dalam dirinya meski dia menjalani kehidupan sebagai seorang PSK yang cenderung dinilai orang lain secara negatif.
Kehidupan responden terbilang cukup sulit, namun ia tetap memiliki pengharapan yang sangat ingin dicapainya dan responden juga telah merancang
pencapaian harapannya tersebut. Responden berharap dirinya dapat segera meninggalkan pekerjaanya sebagai PSK. Responden berjanji pada dirinya bahwa
pekerjaan yang dilakukannya itu adalah untuk membantu keluarganya terutama untuk membiayai kuliah adiknya. Oleh karena itu, responden berencana akan
meninggalkan pekerjaan tersebut dan mencari pekerjaan lain yang halal menurut agama, seperti berdagang atau bekerja di sebuah LSM. Untuk mewujudkan
rencananya tersebut responden telah melakukan beberapa usaha diantaranya seperti mengumpulkan modal dan berkonsultasi dengan pihak LSM.
Responden sangat berharap untuk bisa berubah menjadi lebih baik terutama dalam hal berumah tangga. Meski responden memiliki pengalaman buruk dengan
rumah tangganya yang sebelumnya, ia tidak takut untuk kembali membangun rumah tangga baru setelah dirinya berhenti menjadi PSK. Responden belajar dari
kesalahan yang dilakukannya sebelumnya dan berharap dapat membangun
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang lebih baik dan dia tidak ingin untuk gagal lagi. Meski dalam hidupnya responden berkali-kali mengalami hal buruk da kegagalan, responden
tidak pernah pasrah pada nasib, ia tidak putus asa dan terus berusaha karena ia yakin bahwa Tuhan memiliki suatu rencana yang baik baginya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa responden mampu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas bahkan responden telah merancang cara pencapaian tujuannya
tersebut. Calhun dan Accocela 1995 menjelaskan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas,
yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu
proses penemuan. Responden memiliki pengalaman hidup dan latar belakang pendidikan yang
membuat orang lain memberi penilaian yang positif terhadapnya. Selain itu responden juga memiliki peran yang cukup berarti bagi orang-orang di
sekelilingnya. Responden telah menjadi tulang punggung di keluarganya, membiayai kebutuhan keluarganya serta perkuliahan adiknya. Keberadaan
responden di antara teman-temannya sesama PSK juga cukup berarti karena responden merupakan orang yang perhatian terhadap kesehatan teman-temannya
itu. Konsep diri merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran oleh karena itu pengalaman dan peran-peran yang dijalankan responden dalam kehidupannya
tersebut merupakan sumber-sumber yang penting dalam pembentukan konsep dirinya saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Pembentukan konsep diri responden
Responden
Latar belakang kehidupan Anak ke 3 dari empat bersaudara. Seseorang yang
berprestasi dan aktif berorganisasi di masa sekolah dan memiliki latar belakang pendidikan sebagai
seorang sarjana ekonomi. Sebelum menjadi pekerja seks ia merupakan seorang yang taat beragama.
Namun menjadi pekerja seks setelah bercerai dari suaminya. Saat ini aktif membantu di sebuah
lembaga sosial masyarakat yang khusus menangani pekerja seks komersial.
Alasan menjadi pekerja seks
Tidak memiliki penghasilan setelah bercerai dari suaminya kemudian mencoba beberapa pekerjaan
namun penghasilannya tidak cukup untuk membiayai kehidupannya dan membantu keluarganya yang ada
di kampung serta untuk membiayai perkuliahan adiknya
Sumber-sumber konsep diri
Orangtua dengan memberikan informasi yang positif untuk perkembangan konsep diri responden mulai ia
kecil sampai dewasa dalam bentuk dukungan, bakat serta perasaan bangga terhadap responden.
Teman, responden mendapat penilaian yang positif dari teman-temannya dan responden memiliki peran
yang penting di kelompoknya.
Dimensi konsep diri Pengetahuan: responden mengetahui dirinya dengan
baik melalui pengalaman-pengalamannya selama hidupnya dan mampu menerima dirinya apa adanya
serta mampu mengevaluasi dirinya dan menemukan sisi positif dalam dirinya.
Pengharapan: responden memiliki pengharapan yang sangat ingin dicapainya yaitu untuk meninggalkan
“pekerjaan” seks komersial serta memiliki pekerjaan lain yang lebih baik dan kembali membangun rumah
tangga. Responden juga telah merancang pencapaian harapannya tersebut.
Penilaian: responden mengevaluasi dirinya dan menemukan sisi positif dalam dirinya sehingga ia
mampu menghargai dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Pembentukan konsep diri Pertama, responden cenderung menginternalisasi
sikap positif yang diperolehnya dari orang lain yang ada di lingkungan sosialnya. Yang kedua responden
menginternalisasi norma yang berlaku di masyarakat dan
sebagai hasilnya
responden menyadari
kesalahannya telah menjadi seorang PSK dan berusaha untuk bisa segera meninggalkannya dan
mencari pekerjaan baru yang lebih baik dan sesuai dengan norma masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hubungan responden dengan lingkungan sosialnya memberikan informasi yang penting dalam pembentukan konsep diri responden.
Orang tua responden memberikan informasi yang positif untuk perkembangan konsep diri responden mulai ia kecil sampai dewasa
dalam bentuk dukungan, bakat serta perasaan bangga terhadap responden. Peran penting serta penilaian terhadap responden dalam
kelompok sebayanya juga merupakan informasi yang positif yang diperoleh responden untuk konsep dirinya. Sementara itu masyarakat
memberikan informasi yang tidak konsisten untuk konsep diri responden. Di satu sisi, responden mendapat informasi yang negatif
sehubungan dengan statusnya sebagai PSK dan di sisi lain responden juga mendapatkan informasi yang positif karena keaktifannya dalam
sebuah LSM. 2.
Reaksi yang ditunjukkan masyarakat terhadap status responden sebagai PSK cenderung negatif meskipun responden juga mendapat reaksi yang
positif dari sebagian kecil masyarakat. 3.
Responden yang mengakui bahwa keberadaannya sebagai PSK merupakan hal yang salah dan tidak sesuai norma yang berlaku di
Universitas Sumatera Utara