Proses Penyaluran Program CSR kepada Masyarakat

2. seleksi, evaluasi, dan survey atas proposal yang diajukan dilakukan oleh PKBL PT Pertamina UP II Dumailembaga profesional yang ditunjuk. b. Hibah pembinaan: 1. mitra binaan mengajukan rencana hibah pembinaan untuk pengembangan usaha dalam bentuk proposal kepada PT Pertamina. 2. seleksi, evaluasi, dan survey atas proposal yang diajukan oleh calon mitra binaan, dilakukan oleh PKBL PT. Pertamina Dumai atau lembaga profesional yang ditunjuk. Menurut keterangan di atas yag didapat dari PT Pertamina UP II Dumai, penyaluran bantuan ke masyarakat diadakan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan, dan mana-mana orang yang nantinya dipercaya dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonominya, terutama dalam peningkatan kesejahteraan hidup. Mereka yang dipilih biasanya adalah masyarakat yang dimungkinkan oleh perusahaan untuk dapat mengembalikan pinjaman modal dengan lancar, karena itu perusahaan melakukan penyeleksian, evaluasi serta survey kepada masyarakat yang mengajukan permohonan untuk diberi bantuan lewat program PKBL.

4.3.3.1. Proses Penyaluran Program CSR kepada Masyarakat

Penyaluran program CSR memiliki alur pemberian proposal dari pihak masyarakat ke Pertamina UP II Dumai untuk disetujui yang nantinya akan digunakan sesuai dengan manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak. Pemberian bantuan ini Universitas Sumatera Utara memiliki batasan yang menjadi dasar bagi pemberian bantuan. Adapun batasan-batasan yang digunakan PT Pertamina UP II Dumai adalah: a. Bantuan dana yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan. b. Bantuan dana dapat diberikan bila permintaan bantuan dana tersebut dianggap sangat diperlukan dan pemanfaatannya menyangkut kepentingan orang banyak masyarakat. c. Dalam hal pemberian bantuan, perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. faktor wilayah sasaran ring I, ring II, dan ring III, 2. prospek peningkatan saling pengertian, hubungan baik dan kerja sama, 3. tingkat pengaruh sentuhan bantuanketepatan sasaran jumlah masyarakat yang menikmati pemanfaatan bantuan, 4. pengaruh bantuan terhadap iklim kondusif bagi perusahaan, 5. tingkat pengaruh bantuan terhadap penyelesaian masalah, 6. tingkat pengaruh bantuan terhadap prospek promosi perusahaan. d. Keputusan pemberian bantuan dana layak atau tidak layak dibantu ditentukan berdasarkan rata-rata skor nilai 60 ke atas. Adapun bentuk lembar evaluasi yang dapat dipakai untuk penentuan nilai skor dapat di lihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3. Lembaran Evaluasi Pertimbangan Pemberian Bantuan Dana No. FAKTOR WILAYAH SASARAN RENTANG SKOR NILAI KETERANGAN 66-100 36-65 0-35 1. Faktor wilayah sasaran Ring I, Ring II, Ring III 2. Prospek peningkatan Prospektif, cukup, Universitas Sumatera Utara saling pengertian, hubu- ngan baik dan kerja sama kurang 3. Tingkat pengaruh sentu- han bantuanketepatan sasaran Banyak, sedang, sedikit 4. Tingkat prioritas kebutuhan Utama, penunjang, pelengkap 5. Tingkat pengaruh bantu- an terhadap iklim kondusif bagi perusahaan Besar, sedang, tidak ada 6. Tingkat pengaruh bantu- an terhadap membantu penyelesaian masalah Sangat, sedang, kurang 7. Prospek promosi bantuan terhadap perusahaan. Baik, sedang, kurang TOTAL SKOR NILAI = SKOR NILAI RATA-RATA = sumber: data dokumentasi Hupmas, Divisi Hubungan Luar dan Protokoler PT Pertamina UP II Dumai Berdasarkan pada tabel lembaran evaluasi, dapat dikatakan bahwa pihak PT Pertamina UP II Dumai membuat nilai-nilai dalam memilih penerima bantuan dana berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui siapa yang paling layak menerima bantuan dan sangat ditentukan dengan citraimage PT Pertamina UP II Dumai di mata masyarakat. Penyerahan proposal pemberian bantuan kepada pihak ketiga berdasarkan usulan yang diberikan oleh pihak ketiga mempunyai prosedur yang telah ditetapkan dalam Tata Kerja Organisasi TKO PT pertamina UP II Dumai, sebagai berikut: a. Pihak ketiga memeriksa surat permintaan bantuan material kepada GM UP II Dumai melalui bagian Hupmas. Universitas Sumatera Utara b. GM UP II Dumai memeriksa surat permintaan bantuan material, mempertimbangkan untuk memberikan persetujuan atau penolakan permintaan bantuan sebagai dasar untuk proses tindak lanjut. c. Manajer umum memeriksa dan mendisposisikan ke Kepala Bagian Hupmas guna proses lanjut. d. Bagian Hupmas membuat memo permintaan bantuan materialsurat balasan untuk penolakan dan diteruskan ke manajer umum untuk persetujuan dan tanda tangan. e. Manajer umum meneliti dan menandatangani memo permintaan bantuan materialsurat balasan penolakan. Jika disetujui, memo permintaan bantuan material dikembalikan ke Hupmas untuk diproses lebih lanjut dan jika permintaan bantuan tidak disetujui, surat penolakan dikembalikan ke pihak ketiga. f. Bagian Hupmas membuat nota pengadaan material dan mengirimkan kepada salah satu mitra kerja untuk pengambilan barangmaterial, membuat berita acara penyerahan bantuan dan menyerahkan bantuan kepada pihak ketiga. Sama hal nya dengan yang telah dijelaskan informan Bapak Dasma Sinaga, bahwa: ” dalam proses pemberian bantuan, ada beberapa versi yang Pertamina buat, yakni pemberian bantuan tersebut berdasarkan proposal yang masuk yang kemudian pihak kami akan melakukan survey. Surat permohonan tersebut kemudian direkomendasikan yang nantinya akan ada keputusan bahwa yang memohon bantuan tersebut layak atau tidak dibantu, kalau misalnya layak, kedua pihak akan membuat prinsip dan menyepakati surat perjanjian.” Wawancara, Rabu, 4 Maret 2009 Informan Ibu Kitty Andora juga mengatakan: ” pemberian bantuan ini kami berikan berdasarkan proposal yang masuk ke Pertamina, dari proposal tersebut kami akan melakukan survey untuk mengetahui kondisi agar kami dapat membuat keputusan apakah layak atau tidak untuk dibantu. Permohonan bantuan atau proposal yang masuk tadi, tidak semua yang diberikan sesuai dengan permintaan.” Universitas Sumatera Utara Wawancara, Rabu, 11 Maret 2009 Proses pemberian bantuan kepada pihak ketiga juga memiliki beberapa tahapan yang telah disepakati dalam prosedur Tata Kerja Organisasi berdasarkan usulan bagian Hupmas UP II Dumai, sebagai berikut: a. Bagian Hupmas membuat nota usulan pemberian bantuan material untuk pihak ketiga dan mengajukan ke manajer umum untuk diteliti dan mendapatkan persetujuan dari GM UP II. b. Manajer umum memeriksa nota usulan pemberian bantuan material untuk pihak ketiga, membubuhkan tanda paraf dan selanjutnya diteruskan ke GM UP II untuk mendapatkan persetujuan. c. GM UP II mempertimbangkan untuk memberikan persetujuan atau penolakan usulan pemberian bantuan sebagai dasar untuk proses tindak lanjut. Jika GM UP II menyetujui, nota usulan pemberian bantuan dikembalikan ke bagian Hupmas untuk diproses lanjut dan jika usulan pemberian bantuan ditolak, nota usulan pemberian bantuan dikembalikan ke bagian Hupmas untuk dipendingdisimpan sebagai filedokumentasi. d. Bagian Hupmas membuat nota pengadaan material oleh mitra kerja dan meneruskan ke manajer umum untuk diperiksa dan ditandatangani. e. Manajer umum memeriksa dan menandatangani nota pengadaan material oleh mitra kerja dan mengembalikan ke bagian Hupmas untuk diproses lanjut. f. Bagian Hupmas membuat nota permintaan material dan mengambil material pada salah satu mitra kerja, membuat berita acara penyerahan bantuan material dan surat pemberitahuan penyerahan bantuan dan mengirimkan ke pihak ketiga. Universitas Sumatera Utara g. Pihak ketiga menerima surat pemberitahuan penyerahan bantuan dan bantuan material serta menandatangani berita acara penyerahan bantuan. Dalam hal pemberian bantuan kepada masyarakat, PT Pertamina UP II Dumia telah melakukan penyaluran sesuai dengan prosedur menurut Tata Kerja Organisasi perusahaan. Syarat-syarat untuk dapat menerima bantuan yang akan diberikan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri No. 236 tahun 2003. hal ini menjadikan perusahaan lebih mudah mengatur segala permohonan yang masuk, karena telah diatur oleh bagian yang berhak mengatur segala urusan mengenai masyarakat yakni di bagian Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat Hupmas PT Pertamina UP II Dumai. Sisi yang lain, masyarakat harus menunggu jawaban dari pihak Pertamina, dan hal ini memakan waktu yang cukup lama bagi masyarakat untuk mendapatkan jawaban apakah mereka mendapatkan bantuan tersebut atau tidak. Hal ini dikarenakan pihak PT Pertamina UP II Dumai harus mengajukanmembuat laporan lagi kepada PT Pertamina Pusat yang berada di Jakarta agar dananya dapat diturunkan dari pusat, dan akan memakan waktu sekitar 3-6 bulan. Berikut merupakan Diagram Alir Pemberian Bantuan Program Kemitraan PK: Universitas Sumatera Utara Diagram Alir Pemberian Bantuan Proposal Unit PK Seleksi Admin. Survei dan Evaluasi Layak sbg Mitra Binaan Pemberian Pinjaman Pembinaan Pembinaan dan Evaluasi Peningkatan Pembinaan Mitra Binaan Mandiri tidak tolak ya tidak tolak ya ya tidak Universitas Sumatera Utara Program Bina Lingkungan BL 4.3.3.2.Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi dan Sosial Corporate Social Responsibility CSR telah menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaan. Interaksi antara perusahaan dan lingkungan melalui CSR telah terbukti menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, sehingga perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosialnya akan dipandang sebagai perusahaan yang beretika dalam kegiatan produksinya, yang tidak hanya memikirkan laba perusahaan tetapi juga lingkungan sosial di sekitar perusahaan. Proposal Laporan Unit Program BL Seleksi Admin. Survei dan Evaluasi Proses Adm. dan Layak dibantu tidak tolak tidak ya tolak Universitas Sumatera Utara Perlunya perusahaan melakukan CSR dapat dijelaskan dalam piramida tanggung jawab sosial yang dikemukan oleh Archie B. Carrol, yakni sebagai berikut: a. Tanggung jawab ekonomis. Make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. b. Tanggung jawab legal. Obey the law. Perusahaan taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. c. Tanggung jawab etis. Be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. d. Tanggung jawab filantropis. Be a good citizen. Perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Perusahaan PT. Pertamina UP II Dumai dalam melakukan CSR nya dengan melihat piramida tanggung jawab tersebut memiliki 3 sifat, yakni; tanggung jawab ekonomis dimana perusahaan melakukan CSR untuk mendapatkan laba perusahaan karena citrareputasi perusahaan di mata masyarakat akan meningkat dengan melakukan CSR, tanggung jawab legal dimana perusahaan melakukan CSR karena mengikuti hukum seperti yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri No. 236 tahun 2003, dan tanggung jawab filantropis karena perusahaan merasa perlu melakukan filantropis untuk menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak langsung oleh aktivitas perusahaan. Universitas Sumatera Utara PT Pertamina UP II Dumai belum sepenuhnya melakukan tanggung jawab etis karena perusahaan belum sepenuhnya melakukan etika bisnis secara benar, adil, dan fair. Menurut masyarakat yang menerima program bantuan CSR, perusahaan belum sepenuhnya memberikan bantuan yang adil, benar, dan fair, karena masih banyak masyarakat yang lebih perlu menerima bantuan untuk memberdayakan hidupnya, tetapi perusahaan tidak memberikan yang mereka perlukan. Pendapat ini dinyatakan oleh informan Bapak Supriadi yang mengatakan bahwa: ” secara pribadi saya merasa tertolong akan bantuan yang saya terima, tapi kalau yang lain masih banyak yang belum mendapatkan bantuan, mereka yang sangat butuh bantuan tapi Pertamina tidak memberikan secara terbuka kalau bantuan itu ada.” Wawancara, Kamis, 12 Maret 2009 Pandangan publik mengenai image perusahaan menjadi motivasi untuk melakukan CSR, dimana pencitraan melalui perilaku yang baik akan membawa dampak yang besar bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan CSR untuk menjadikannya sebagai alat pendongkrak brand dari suatu produk sehingga dapat menaikkan angka penjualan. Perusahaan yang telah melakukan CSR segera mempublikasikannya di surat kabar dan televisi, dan beberapa diantaranya juga banyak perusahaan yang belum melakukan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. PT. Pertamina sebenarnya sudah lama memiliki program CSR Corporate Social Responsibility. Program pembinaan usaha kecil dan koperasi sudah dimulai sejak tahun 1993 lebih dikenal dengan nama PUKK. Pertamina melakukan progam pemberdayaan usaha kecil guna membantu para Usaha Kecil Menengah UKM dengan memberikan bantuan pinjaman kepada para UKM, diharapkan nantinya para UKM tidak lagi kekurangan modal dalam menjalankan usahanya. Universitas Sumatera Utara Sementara untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitarnya, biasanya PT. Pertamina UP II Dumai membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan seperti membantu masyarakat kurang mampu, memberikan fasilitas alat-alat tulis, dan membantu merenovasi sekolah-sekolah yang sudah rusak. PT Pertamina UP II Dumai juga membangun sarana rumah ibadah dan juga sarana olah raga. PT. Pertamina UP II Dumai, dalam membangun hubungan yang baik juga memiliki program dengan memberikan pelatihan atau sosialisasi kepada masyarakat, baik dibidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Cerita-cerita terbangunnya hubungan yang baik seperti itu, termasuk juga berbagai manfaat yang diterima masyarakat di sekitar daerah operasi sebenarnya sudah berjalan sejak lama di PT. Pertamina UP II Dumai, hanya saja pihak perusahaan tidak memberitahukan kepada media dan masyarakat luas. Adanya perubahan nama PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkugan yang sebelumnya bernama PUKK Pembinaan Usaha Kecil Koperasi telah berubah juga program-program PT. Pertamina UP II Dumai yang saat ini bersifat sosial. PKBL saat ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, yaitu dengan cara melakukan pembangunan prasarana rumah ibadah, gedung olah raga serta perpustakaan umum. Selain itu, PT. Pertamina UP II Dumai juga memiliki tujuan mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh dan mandiri, mendorong tumbuhnya kemitraan antara BUMN dan usaha kecil, serta menjadi BUMN pembina usaha kecil dan koperasi yang dapat mengangkat citra perusahaan di mata masyarakat. Ada 4 model atau pola menurut Saidi dan Abidin yang biasanya diterapkan perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosial, diantaranya: Universitas Sumatera Utara 1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager menjadi bagian dari tugas public relation. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. 3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan Tanggung Jawab Sosial melalui kerja sama dengan lembaga sosialorganisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Berdasarkan informasi yang peneliti lakukan dari Kepala Bagian Protokoler dan Komunikasi Humas PT. Pertamina UP II Dumai, Ibu Kitty Andora yang menyatakan bahwa program CSR Corporate Social Responsibility merupakan hasil kerja sama antara Hupmas PT. Pertamina UP II, BDI Badan Dakwah Indonesia, PWP Persatuan Wanita Patra, dimana orang-orang yang berada di dalamnya adalah ibu-ibu dari suami yang bekerja di PT. Pertamina UP II Dumai, Himpana Himpunan Pensiunan Pertamina, Universitas Sumatera Utara BAZMA, dan UMKRIS. Organisasi-organisasi tersebut beberapa diantaranya adalah orang yang berkaitan dengan Pertamina langsung seperti PWP, Himpana, BAZMA, dan UMKRIS. Sedangkan BDI merupakan organisasi yang bekerja sama dengan PT. Pertamina UP II Dumai. Selanjutnya, Ibu Kitty menyebutkan bahwa PKBL itu terbagi atas dua bagian, yaitu PK Program Kemitraan yang bersifat pinjaman. Dana PK Program Kemitraan bersumber dari penyisihan laba perusahaan setelah pajak sebesar 1 hingga 3 persen. Selain itu, dari hasil bunga pinjaman, bunga deposito, dan atau jasa giro dari dana PK setelah dikurangi beban operasional. Program PK Program Kemitraan memiliki mitra binaan, yaitu usaha kecil yang mendapatkan pinjaman dari progam kemitraan, dan pihak yang memberi pinjaman adalah BUMN. Selain itu, ada juga koordinator BUMN pembina yang ditunjuk oleh menteri BUMN, yang tugasnya untuk mengkoordinasikan BUMN pembina di dalam suatu propinsi. Dana pinjaman yang diberikan oleh PT Pertamina UP II Dumai merupakan dana pinjaman yang berbunga kecil, tidak memberatkan bagi masyarakat. Hal inilah yang membuat masyarakat mau melakukan pinjaman, tidak seperti di bank, tanpa ada agunan sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat yang benar-benar ingin berhasil ke depannya. Adapun dana yang dipinjam serta bunganya dijelaskan dalam tabel berikut ini: Jumlah Pinjaman Tingkat Suku Bunga Sampai dengan 10.000.000 10.000.000 s.d 30.000.000 30.000.000 s.d 50.000.000 50.000.000 6 8 10 12 Universitas Sumatera Utara Usaha Kecil Menengah ini disebut sebagai mitra binaan bagi PT Pertamina UP II Dumai, karena mereka yang telah menerima bantuan pinjaman ini nantinya akan dievaluasi dan dibina agar nantinya usaha mereka maju. Mitra binaan yang dianggap layak dan berhasil mengembangkan usahanya, pihak perusahaan akan menampilkan hasil karya mereka ke dalam pameran yang akan diadakan oleh PT Pertamina UP II Dumai minimal setahun sekali yakni dalam rangka hari ulang tahun Pertamina. Pameran tersebut sangat berarti bagi mitra binaan karena melalui pameran mereka bisa mempromosikan hasil karya dan usaha-usaha yang mereka jalani. Pameran yang diadakan oleh PT Pertamina UP II Dumai ini bertujuan untuk menjadikan masyarakat tampil mandiri dan menimbulkan rasa percaya diri untuk menampilkan usaha mereka ke khalayak ramai. Pihak PT Pertamina UP II Dumai menilai, bila mitra binaan sudah dikatakan layak tampil di tempat mereka sendiri yakni Dumai, mitra binaan nantinya akan dibawa ke propinsi untuk kembali menampilkan usaha mereka dan kemudian mereka akan dibawa pula ke pusat yakni pameran-pameran yang diadakan di Jakarta. Keberhasilan itu terletak pada mitra binaan sendiri, karena diakui oleh Bapak Tauhid Matondang bahwa pihak perusahaan hanya sebagai jembatan saja, tetapi para mitra binaan lah yang akan berjalan ke depan. Selama kurang lebih 13 tahun, terhitung sejak tahun 1994 hingga 2007, PT Pertamina UP II Dumai telah memberikan bantuan berupa pinjaman dana sebanyak 942 mitra binaan dengan jumlah dana yang dikeluarkan sebesar Rp. 15.292.950.000,-. Tahun 2008 bantuan program CSR berupa pinjaman dana ini telah di bawah Upms I Medan, dimana persektor usaha telah ditentukan juga oleh Upms I Medan sehingga semua Universitas Sumatera Utara laporan diserahkan kepada wilayah Medan. Berikut jumlah mitra binaan di bawah PT. Pertamina UP II Dumai persektor bantuan pinjaman modal: ♦ sektor industri : 79 unit ♦ sektor perdagangan : 444 usaha ♦ sektor pertanian : 32 usaha ♦ sektor peternakan : 153 usaha dalam hal ini memberikan pelatihan ♦ sektor perkebunan : 3 usaha ♦ sektor perikanan : 8 usaha ♦ sektr jasa : 207 usaha ♦ sektor lainnya : 16 usaha Sementara untuk BL Bina Lingkungan, bukan bersifat sebagai dana pinjaman seperti Program kemitraan, tetapi sebagai bentuk bantuan dengan tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat dari wilayah perusahaan dalam bentuk bantuan korban bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, pengembangan prasarana dan atau sarana umum, serta pelestarian alam. Program pendidikan PT Pertamina UP II Dumai cerdas bersama Pertamina, diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, PT Pertamina, dan pemerintah. Program ini dilakukan dengan cara pemberian beasiswa kepada SD, SLTP, SMU, S1, dan S2, serta program rumah baca yakni seperti perpustakaan, bantuan alat tulis atau fasilitas belajar. Pernyataan ini diperkuat oleh informan, Bapak Arifin yang mengatakan: ” kebetulan saya mitra binaan yang mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan Pertamina. Mereka memberikan beasiswa kepada murid yang berprestasi dan kurang mampu. Biasanya mereka prioritaskan pada sekolah-sekolah yang berada di wilayah ring 1. Mereka juga saya lihat ada bangun sekolah, kan ada plang nama Pertamina yang mensponsorinya. Universitas Sumatera Utara Nah, dari situlah saya tau bahwa Pertamina ada kasih bantuan pendidikan.” Wawancara, Kamis, 12 Maret 2009 Informan Bapak Eddy juga memperkuat pernyataan di atas, demikian: ” Pertamina memang ada kasih beasiswa untuk anak yang kurang mampu dan berprestasi. Kalau di Dumai untuk anak SD, SLTP, dan SMA, dan untuk mahasiswa UNRI yang ada di Pekanbaru. Dumai ada dibangun perpustakaan yang di Jalan Sultan Syarif Kasim. Alat peraga untuk bahan praktek di sekolah, masker buat anak sekolah.” Wawancara, Rabu, 4 Maret 2009 Sementara untuk bidang kesehatan, PT Pertamina UP II Dumai memiliki program dengan nama Pertamina Sehati, yang terbagi atas beberapa bagian, seperti: pembinaan posyandu, peningkatan gizi ibu dan anak, penyuluhan dan pembinaan bidan, penyuluhan kesehatan dan gizi untuk calon ibu, pengobatan massal, serta sunat massal. Tabel 4.4. Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan PT. Pertamina UP II Dumai Periode Tahun 2008 No. Program Kerja Dana Rp. 1. Bantuan khitanan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu 75.929.067 2. Bantuan untuk posyandu binaan 96.902.400 3. Bantuan berupa ketrampilan menjahit 56.745.000 4. Bantuan beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu 413.980.000 5. Bantuan kaca mata bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu 36.000.000 Universitas Sumatera Utara 6. Bantuan pengadaan meja dan kursi sekolah 28.350.000 7. Bantuan pembangunan sarana ibadah 43.250.000 8. Bantuan pembangunan sarana pendidikan 48.608.000 9. Bantuan pengadaan alat belajaralat peraga 50.000.000 10. Pelestarian alam daerah Jaya Mukti sampai Tanjung Palas 50.400.000 Sumber: Data PT Pertamina UP II Dumai 2008 Pemberdayaan, seperti yang dikatakan oleh Parson merupakan sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi, berbagi pengontrolan atas hal yang dimiliki, mempengaruhi terhadap, serta kejadian-kejadian dan lembaga-lembaga yang mempengaruhi dalam kehidupannya. Lebih jelas lagi Parson mengatakan bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini, melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT Pertamina UP II Dumai telah mampu mengubah masyarakat yang menerima program CSR menjadi pribadi yang dapat meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosialnya. Mereka telah mendapatkan ketrampilan dan pengetahuan yang meningkatkan kedudukan mereka di mata masyarakat yang lain. Akan tetapi, di lain hal, berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Parson akan ”kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya”. Hal ini tidak ditemukan pada masyarakat di Kelurahan Jayamukti yang telah menerima program CSR, mereka lebih memikirkan pribadi sendiri tanpa melihat apa sebenarnya yang sangat diperlukan di sekeliling mereka yang bersifat kebersamaan. Mereka yang menerima bantuan CSR tidak mengerti apa sebenarnya yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk jangka panjang. Hal ini terlihat dari penuturan Bapak Arifin, yang mengatakan bahwa: Universitas Sumatera Utara ” kalau untuk saya pribadi bantuan ini sudah sangat membantu. Tidak tahu dengan masyarakat yang lain bagaimana. Sampai sejauh ini masyarakat disini tidak ada yang minta kesana, paling ya dikasih beasiswa, dan bantuan-bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan.” Wawancara, Kamis 12 Maret 2009 Hal serupa juga dituturkan oleh Bapak Supriadi dan Ibu Etty, serta informan yang lain. Tetapi lain halnya dengan Bapak Yakri yang juga memikirkan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya, dimana beliau ingin agar setiap orang yang kekurangan modal dan yang mempunyai keahlian diberikan bantuan pinjaman dana untuk mengolah usahanya ke depan. Beliau telah membuka kursus membuat sepatu bagi pemuda, agar mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki untuk dapat dipergunakan ke depannya. Dapat dikatakan bahwa, kebanyakan masyarakat yang lebih memikirkan kehidupan sendiri untuk dapat bertahan atau menuju keberhasilan seperti yang diharapkan.

4.3.3.3. Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR bagi Pertamina