1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina UP II
Dumai? 2.
Apakah CSR yang telah dilakukan perusahaan telah mampu memberdayakan masyarakat terutama dalam bidang kehidupan sosial dan ekonomi di Kel.
Jayamukti Dumai?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui bagaimana bentuk kegiatan CSR yang diberlakukan oleh PT Pertamina UP II di Kel. Jayamukti.
2. Mengetahui apakah masyarakat benar-benar telah berdaya secara ekonomi dan
sosial dengan adanya program CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina UP II.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a.
Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
CSR terutama bentuk-bentuk kegiatan CSR dalam memberdayakan masyarakat. b.
Manfaat praktis • Meningkatkan kemampuan penulis melalui penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
• Memberikan wawasan kepada peneliti tentang CSR khususnya mengenai pemberdayaan masyarakat di Kel. Jayamukti, Dumai.
• Menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat.
1.5. Definisi Konsep
Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka diberikan batasan- batasan makna dan arti tentang konsep yang dipakai, yaitu:
a. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan dan menciptakan kemandirian
untuk bertahan hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang dilakukan melalui program CSR.
b. Mandiri
Seseorang yang telah mampu membuat keputusan sendiri dan melakukan sesuatu atas inisiatif sendiri tanpa ada perintah dari orang lain serta tidak
bergantung pada orang lain. Dalam penelitian ini yang dikatakan mandiri adalah mereka yang mampu menciptakan hal-hal yang baru tanpa ada perintah
dari orang lain dalam meningkatkan kehidupan ekonomi, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk community development yang diberikan kepada masyarakat
eksternal dan kegiatannya untuk pembangunan berkelanjutan. d.
PT Pertamina PT Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
energi, petrokimia, dan usaha lain yang menunjang bisnis perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.
e. Bentuk-bentuk CSR
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan bentuk-bentuk CSR yakni program perusahaan untuk memberikan bantuan pada masyarakat dalam bentuk
pemberdayaan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. f.
Pemberdayaan sosial Kemampuan masyarakat dalam membuatmengambil keputusan dan
menentukan pilihan hidup, berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang membuat masyarakat mampu membentuk kelembagaan-kelembagaan sosial
sebagai jembatan untuk mengemukakan gagasan di depan umum sehingga masyarakat menjadi lebih kritis dan mandiri.
g. Pemberdayaan ekonomi
Suatu kemandirian pendapatan yang mampu merubah kehidupan ekonomi keluarga dan mampu melihat kemampuan yang dimilikinya sehingga
penghasilan meningkat dalam menopang kebutuhan diri dan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
h. Community Development
Salah satu konsep CSR yang sesuai dilakukan dalam memberdayakan masyarakat dengan tujuan membentuk pembangunan masyarakat yang
berkelanjutan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang menjadi kategori terhadap masyarakat
berdaya dan tidak berdaya, yakni: a.
Masyarakat tidak berdaya: •
Pendapatan di bawah Rp.30.000,- perhari. •
Tidak mempunyai pinjaman modal dari pihak manapun. •
Tidak mempunyai kebebasan berbicara di depan umumberpendapat. •
Adanya keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan dan kerampilan. •
Ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak BPS dan Depsos.
b. Masyarakat berdaya:
• Memiliki mata pencaharian yang pendapatannya di atas Rp. 30.000,- perhari.
• Mempunyai simpanantabungan.
• Mampu menyampaikan aspirasi baik dalam keluarga maupun di masyarakat.
• Mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas, terutama peningkatan ekonomi.
• Terlibat dalam keputusan-keputusan, baik di rumah tangga maupun
masyarakat. •
Masyarakat mampu membentuk suatu organisasi untuk kepentingan bersama.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Isu tentang tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat saat ini masih menjadi suatu tren di kalangan pebisnis dan perusahaan yang menuntut adanya
kepedulian terhadap masyarakat sekitar perusahaan, terlebih pada masyarakat yang terkena langsung akibat proses produksi atau yang mengambil hasil alam dari
lingkungan sekitar. Saat ini CSR telah diimplementasikan oleh beberapa perusahaan yang peduli akan lingkungan sekitar, bukan hanya memikirkan laba perusahaan,
tetapi juga peduli terhadap lingkungan sosial perusahaan. Corporate Social Responsibility CSR tidak lahir begitu saja, tetapi
mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang, walau tidak mengetahui secara pasti tahapan perkembangan tersebut. Perusahaan
dalam aktivitasnya pada masa lalu lebih banyak bergerak dalam konteks mengupayakan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Tanggung jawab sosial yang
diberikan perusahaan hanya bersifat charity saja, artinya tidak menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan bantuan bagi masyarakat.
Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, perusahaan masih memfokuskan sebagai organisasi yang hanya mencari keuntungan, dan
sumbangan yang diberikan kepada masyarakat hanya sebatas penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak
kepada negara. Untuk itu, masyarakat tidak hanya menuntut agar perusahaan menyediakan barang dan jasa, tetapi juga menuntut agar perusahaan bertanggung
Universitas Sumatera Utara
jawab secara sosial, karena masyarakat melihat adanya penguasaan yang dilakukan perusahaan, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar
operasi perusahaan, dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melemahkan sehingga perusahaan berkuasa terhadap masyarakat untuk mendapatkan keuntungan belaka.
Arif Budimanta, Corporate Social Responsibility, 2007 Konsep menuju CSR ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an, dimana
nama ini lebih dikenal dengan istilah kedermawanan atau pilantrophy. Kegiatan filantropi yang dilakukan oleh perusahaan saat itu ternyata tidak mampu
menyelesaikan masalah-masalah tersebut, dan bahkan cenderung menimbulkan ketergantungan dan tidak memberdayakan masyarakat. Kapitalisme yang saat itu
berkuasa, memang menimbulkan bahaya, yakni menciptakan kesenjangan sosial ekonomi, yang pada akhirnya berefek ke bidang-bidang lain.
Perjalanan perusahaan yang bersifat kapitalisme akhirnya menimbulkan pemikiran untuk merubah terhadap situasi tersebut. Pemikiran ini muncul dalam
”The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966, yang mengatakan bahwa kapitalisme yang menjadi mainstream saat itu tidak hanya membahas pada
masalah ekonomi, tetapi juga adanya unsur sosial dan lingkungan Yusuf Wibisono, 2007. Akhirnya, perusahaan banyak melakukan tindakan charity, dan seiring
berjalannya waktu perusahaan telah melakukan banyak perubahan dan kepedulian terhadap masyarakat yang hal ini lebih banyak dikenal dengan istilah tanggung
jawab sosial perusahaan yang bukan sekedar sebuah charity atau philanthropy tetapi sebuah tanggung jawab yang diberikan kepada masyarakat baik dalam hal sosial,
pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.1. Konsep Corporate Social Responsibility CSR