Konsep Corporate Social Responsibility CSR

2.1. Konsep Corporate Social Responsibility CSR

Setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Begitu juga dengan dunia usaha berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Porter dan Kramer yang dikutip oleh Edi Suharto, ”It is true economic and social objectives have long seen as distinct and often competing. But this is a false dhicotomy …. Companies do not function in isolation from the society around them. In fact, their ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they operate”. Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan merupakan pendapat yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Faktanya, kemampuan perusahaan untuk bersaing sangat tergantung pada keadaan lokasi dimana perusahaan itu beroperasi. Dahulu, banyak pemimpin bisnis menolak pemikiran bahwa perusahaan mereka harus mencoba memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan selain menyediakan pekerjaan, memperoleh laba untuk membayar penanam modal, mempertanggung jawabkan pertumbuhan, membayar pajak, dan secara sukarela menyokong aktifitas nirlaba kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan ekonomi. Kondisi sumber daya alam yang rusak sebagai akibat dari pembangunan ekonomi yang kurang memperhatikan lingkungan, mendorong kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan akan tanggung jawab perusahaan. Pembangunan ekonomi yang merusak lingkungan tidak dapat lagi dipertahankan, karena jika hal ini terus berlangsung, proses kehidupan itu sendiri akan terancam. Universitas Sumatera Utara Untuk itu lahir konsep Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility CSR. Menurut Widiyanarti 2005 dalam Badaruddin, pendekatan CSR dilakukan secara holistic, artinya pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak dalam kegiatan bisnis semata, melainkan juga bergerak dari sifat charity menuju ke arah CSR yang lebih menekankan pada keberlanjutan pengembangan masyarakat Community Development. Program CSR bukan hanya dimaknai dengan ‘bagaimana perusahaan berperan terhadap masyarakat, tetapi juga dimaknai dengan bagaimana masyarakat berperan terhadap perusahaan tersebut’. Jadi, dalam hal ini ada suatu feed back yang dikehendaki oleh perusahaan dan masyarakat. Corporate Social Responsibility CSR merupakan sebuah kewajiban bagi pelaku bisnis untuk dapat mensinergikan kegiatan bisnisnya dengan tujuan dan nilai- nilai yang ada dalam masyarakat. Menurut World Business Council for Sustainable Development WBCSD CSR merupakan komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk menjadi etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi di samping pengembangan kualitas hidup dari tenaga kerja dan keluarga mereka maupun masyarakat lokal dan lingkungan secara luas. Menurut Schermerhorn dalam Edi Suharto 2007:102, CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. CSR yang juga dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan Universitas Sumatera Utara interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Di Indonesia sendiri, CSR telah sejak lama menggunakan definisi CSR sebagai upaya dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa CSR adalah kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan profit bagi kepentingan pembangunan manusia people dan lingkungan planet secara berkelanjutan bedasarkan prosedur yang tepat dan professional agar tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan sustainable development. Corporate Social Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil terbaik atau yang paling sedikit merugikan stakeholder nya. Sebuah organisasi dapat memutuskan tindakan atau perilaku yang paling etis dalam situasi tertentu dengan menerapkan prinsip-prinsip moral. Saidi dan Abidin dalam Suharto 2007:106 menyatakan tiga paradigma berbeda yang menjadi motivasi perusahaan melakukan CSR, yakni: corporate charity merupakan dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan, corporate philantrophy merupakan dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk mendorong sesama dan memperjuangkan Universitas Sumatera Utara pemerataan sosial, serta corporate citizenship yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. Hal mengenai CSR lebih diungkapkan oleh Archie B. Carrol yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya Corporate Social Responsibility yang menggambarkan piramida tanggung jawab sosial perusahaan mengenai perlunya perusahaan melakukan CSR, yakni: a. Tanggung jawab ekonomis. Make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. b. Tanggung jawab legal. Obey the law. Perusahaan taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. c. Tanggung jawab etis. Be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. d. Tanggung jawab filantropis. Be a good citizen. Perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Suatu perusahaan dalam melaksanakan CSR harus didasari oleh tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P: a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. Universitas Sumatera Utara b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Misalnya dengan pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana kesehatan dan pendidikan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. c. Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Prinsip ini berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, dan pengembangan pariwisata Edi Suharto, 2007.

2.2. Bentuk-bentuk Kegiatan Corporate Social Responsibility CSR