1. Menerbitkan buletin secara berkala mengenai bahaya merokok, perilaku
merokok, dan upaya berhenti merokok. 2.
Menerbitkan buku secara berkala yang berkaitan dengan bahaya merokok, perilaku merokok, dan upaya berhenti merokok.
3. Memberikan penyuluhan secara berkesinambungan ke berbagai institusi, seperti
institusi pemerintah, swasta, dan pendidikan. 4.
Mendukung dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan bahaya rokok dan perilaku merokok.
5. Mendirikan klinik berhenti merokok seperti klinik yang didirikan Yayasan
Jantung Indonesia yang bekerjasama dengan Rumah Sakit jantung Harapan Kita.
6. Advokasi Regulasi Kawasan Tanpa Rokok KTR yaitu mendorong pemerintah
atau instansi yang terkait untuk membuat regulasi atau kebijakan yang mampu melindungi masyarakat dari bahaya rokok.
7. Kampanye yaitu melakukan sosialisasi dan menyadarkan kepada masyarakat
terhadap bahaya rokok baik bagi diri sendiri maupun masyarakat lain melalui media-media yang efektif.
8. Membangun komunikasi dan komunitas dengan segenap elemen masyarakat
yang mempunyai rasa kepedulian terhadap perlindungan masyarakat dari bahaya rokok.
2.11. Perubahan Perilaku Menurut WHO
Universitas Sumatera Utara
Adapun kaitan perubahan perilaku dengan komitmen mengenai kawasan tanpa rokok seperti yang diuraikan oleh WHO dalam beberapa bentuk perubahan
perilaku, yaitu: a.
Perubahan Alamiah Perilaku manusia selalu berubah. Sebagaian perubahan itu disebabkan karena
kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota masyarakat
yang ada di dalamnya juga akan mengalami perubahan. Misalnya, kemajuan teknologi di bidang industri rokok, dulu masyarakat untuk merokok
menggunakan daun kemudian berubah menggunakan kertas rokok kretek. b.
Perubahan Terencana Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
Misalnya, Pak Surko adalah perokok berat karena pada suatu saat ia terserang batuk-batuk yang sangat mengganggu, maka ia memutuskan untuk mengurangi
rokok sedikit demi sedikit, dan akhirnya berhenti merokok c.
Kesediaan untuk Berubah Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam
masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut berubah perilakunya, dan sebagian
orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-
beda Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha yang
konkret dan positif. Salah satu strategi untuk perubahan perilaku tersebut menurut WHO adalah menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan. Dalam hal ini
perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh dengan adanya
peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang harus dipatuhi. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen dari penentu kebijakan unsur pimpinan dalam penegakkan
suatu aturan sebagai perubahan perilaku. Adanya persepsi dari unsur pimpinan Fakultas Kesehatan Masyarakat tentang kawasan tanpa rokok, yang dilihat dari segi
manfaat dan motivasi untuk bertindak dalam pengambilan suatu keputusan, maka akan terbentuklah suatu komitmen yang kuat.
2.12. Kerangka Pikir Penelitian