Distribusi Tentang Efek Rokok yang Dirasakan Oleh Informan Sendiri

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua informan berpendapat kalau kawasan tanpa rokok memiliki dampak positif terutama dalam bidang kesehatan. Dalam bidang pendidikan akan mengajarkan orang untuk menghargai orang lain dan memberikan contoh bahwa perilaku merokok tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain.

4.3.3. Distribusi Tentang Efek Rokok yang Dirasakan Oleh Informan Sendiri

Tembakau yang ada pada rokok adalah produk konsumen yang berbahaya dan mematikan. Penggunaan tembakau tidak hanya menyakiti mereka yang mengonsumsinya tapi juga bagi orang-orang lain yang terpapar asapnya. Tabel 4.4 Tentang Efek Rokok yang Dirasakan Oleh Informan Sendiri Informan Jawaban Informan 1 Kalo saya efek positifnya ada memang, saya kalo bekerja mengetik sambil merokok itu, stres saya hilang. Karena tinggal itu teman saya mengetik. Kalo efek negatif, paling-paling anak bini mengomel, itu yang jelas. Kalo disini dikantor ada juga kawan yang merepet, gak tahan dia dengan asap rokok. Informan 2 Oo ya banyak. Saya terus terang saja dengan pengalaman saya sendiri, saya dulu perokok berat, tapi lima tahun yang lalu saya sudah berhenti. Berhenti karena resiko penyakit. Batuk-batuk, terus diperiksa, rupanya paru-paru dah berlubang. Dari efek kesehatan rasa sakit pernah saya rasakan, satu minggu penuh itu terasa sesak sekali. Saya yang sudah tak merokok ini, ngomomg dengan orang yang sedang merokok terasa tidak enak, karena asap dan bau mulut akibat rokok itu tadi. Kalau ada kawan-kawan yang merokok, saya tak mau ikut-ikutan lagi. Memang awalnya dulu ketika mencoba berhenti merokok pernah minta satu, tapi karena tahu itu beresiko, habis itu saya gak mau lagi. Informan 3 Secara pribadi saya tidak merasakannya, karena saya bukan perokok. Jadi secara ilmiah yang saya baca, memang banyak bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh kita yang memicu berbagai gangguan kesehatan. Kalau dampak positifnya dari orang Universitas Sumatera Utara bilang, katanya bisa lebih tenang berpikir tapi itu sekedar psikologis aja, secara manfaat sesungguhnya tidak seperti itu. Informan 4 Ya saya sebagai perokok pasif, merasa tidak enak, baunya tak enak. Informan 5 Kurang enak badan ini, kurang nyaman dengan asap rokok, kurang segar, terus terang. Tapi sekali-kali saya juga merokok, yang mendorong saya merokok adalah rasa nikmatnya. Rokok itu harus kita akui memang nikmat. Informan 6 Hukhukhukhukhuk informan terbatuk-batuk. Kalau pribadi belum terasa lah, kalau untuk komunitas baguslah adanya larangan merokok. Kalau untuk pribadi belum terasa, dampaknya ini kan jangka panjang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 orang informan mengatakan bahwa rokok memiliki efek negatif seperti adanya resiko penyakit, baunya yang tidak enak dan kurang nyaman dengan asap rokok. 2 orang informan mengatakan belum merasakan efek negatif dari rokok karena rokok bisa menghilangkan stres dan efek rokok itu akan muncul dalam jangka waktu yang panjang. 4.3.4. Distribusi Tentang Persepsi Unsur Pimpinan Mengenai Jika FKM USU Ditetapkan Sebagai Kawasan Tanpa Rokok Adanya kawasan tanpa rokok di berbagai daerah dan universitas di Indonesia akan menimbulkan stimulus bagi unsur pimpinan untuk mengungkapkan persepsi mereka jika di FKM USU ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Tentang Persepsi Unsur Pimpinan Mengenai Jika FKM USU Ditetapkan Sebagai Kawasan Tanpa Rokok Informan Jawaban Informan 1 Final itu, final. Kita sedang merumuskan untuk menyegerakan kawasan itu. Termasuk lengkap dengan sanksi-sanksinya. Sedang kita buat aturan mainnya, gak boleh lagi tarik ulur, gitu. Informan 2 Saya sangat setuju, apalagi kalau bisa diterima oleh semua pihak, saya sangat setuju. Tapi kalau itu dibikin dan memunculkan polemik, ya gak usah. Peraturan itu mengikat semua orang dan merupakan kesepakatan bersama. Informan 3 Ya cocok, setuju. Ya memberi contoh, sama dengan pernyataan tadi. Ya contoh, bahwa fakultas kesehatan masyarakat bisa memberi contoh yang sehat juga. Informan 4 Ya kayak tadi, sangat setuju lah sehingga bisa menjadi contoh bagi fakultas lain. Informan 5 Setuju, setuju sekali. Sesuai dengan alasan yang saya sampaikan tadi karena adanya kawasan berarti melokalisir orang merokok. Kita juga tahu kan merokok tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain. Dengan adanya kawasan tanpa rokok, bisa mengurangi dampak rokok itu sendiri dan membatasi orang untuk suka rokok. Jadi saya setuju dengan adanya kawasan itu. Informan 6 Setuju. Saya sedang berusaha menggerakkan mahasiswa, agar mahasiswa mau mengayo-ayokan orang lain atau membuat poster dilarang merokok. Tapi sampai hari ini belum jalan karena mahasiswanya sendiri entah belum siap, entah belum mau, entah segan, saya kurang tahu. Tapi PEMA diajak, belum menunjukkan kemauan yang kuat untuk memerangi rokok ini. Kendalanya kemauan kebijakan pimpinan, walaupun saya termasuk pimpinan tapi tidak begitu keras. Dari tabel di atas dapat dilihat semua informan menunjukkan persepsi bahwa mereka setuju jika di FKM USU ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok. Informan 1 mengatakan akan menyegerakan pembentukkan kawasan tanpa rokok dan informan 6 Universitas Sumatera Utara sedang berusaha menyemangati mahasiswa agar bisa mendukung realisasi kawasan tanpa rokok dengan poster dilarang merokok. 4.3.5. Distribusi Tentang Kawasan Tanpa Rokok Merupakan Cara Preventif Dalam Meningkatkan Kesehatan Upaya mewujudkan kesehatan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Peningkatan kesehatan ini terbagi lagi dalam dua aspek yakni preventif pencegahan penyakit dan promotif peningkatan kesehatan itu sendiri. Tabel 4.6 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Merupakan Cara Preventif Dalam Meningkatkan Kesehatan Informan Jawaban Informan 1 Iyalah preventif, mencegahlah itu. Karena gak ada orang yang merokok langsung sakit dan mati, efeknya panjang. Jadi, mencegah orang supaya mengurangi penyebab-penyebab sakit, iya kan. Kita memulai yang sehat, itu saja. Jadi yang terlanjur tidak sehat dalam kriteria kesehatan, kita luruskan kembali. Kita kembalikan ke alam yang natural, yang lebih alami. Gak usah pakai rokok pun, lingkungan ini udah polusi. Gak usah ditambah-tambahi lagi. Makanya semua unsur, semua orang yang perokok harus mulai mulai hidup sehat, mungkin itu kelebihan saya barangkali. Saya salah satu perokok, saya pimpinan, saya tidak boleh egois sambil terbatuk, hukhuk. Saya paham, saya yang harus memulai itu. Dalan tanda petik, saya korban rokok, itu urusan lain. Jadi tunggu waktu saja, saya harus ikuti peraturan yang saya bikin sendiri hehehehehe sambil tertawa. Informan 2 Ya, ya, iya. Secara tidak langsung iya. Ya saya sebagai pendidik, ya itu tadi sadar bahwa dengan adanya kawasan tanpa rokok ya sadar lingkungan juga, bahwa merokok itu berbahaya. Pada situasi-situasi tertentu, berdasarkan pengalaman yang saya alami, sekuran-kurangnya bisa memberikan saran untuk mengurangi merokok. Pengalaman saya akan saya Universitas Sumatera Utara ceritakan, agar mereka tertarik untuk tidak merokok, yang paling penting saya juga akan mengatakan untuk kita yang sudah di atas lima puluh tahun agar bisa melakukan senam atau olahraga dan sebagainya untuk bisa mengurangi rokok. Informan 3 Ya sambil tersenyum. Ya yang masuk sini mau sehat kan, kalau disini bukan kawasan tanpa rokok, jadi dia sering terkontaminasi asap rokok mungkin dampak bagi perokok pasif terutama untuk individu- individu sensitif bisa terjadi. Kalau peran saya sebagai pengajar, menghimbau mahasiswa, minimal yang tidak pernah merokok tidak usah mencoba ngerokok, ya gitu sambil ketawa. Kebetulan kami ada mata kuliah tentang bahan toksik dalam produk konsumen dan salah satunya itu ya rokok. Mungkin itu kontribusi saya untuk mengingatkan mahasiswa maupun orang-orang yang saya kenal di rumah dan dikampus. Itu ya, sebaiknya gak usah merokok. Bukan hanya sekedar mengingatkan tapi juga menghimbau, kalau orang yang tidak merokok juga bisa macho. Ukuran untuk bisa bergaul dan macho istilahnya itu, ya gak harus ngerokok, kadang image seperti itu masih ada di masyarakat kita. Setelah diberitahukan kepada mahasiswa, responnya, yaa lah buk gitu. Apakah itu dilaksanakan atau tidak, tidak sampai disitu pula saya amati. Tapi dengan iya lah buk , saya berharap apa yang dinyatakannya itu, itu pula yang dilaksanakannya, hehehehe sambil ketawa. Informan 4 Namanya orang kesehatan, kita berupaya bagaimana orang sehat, tidak sakit. Melakukan pencegahan sebelum terjadi sakit. Saya rasa kalo dosen merokok, terutama di FKM, tak cocoklah. Sebagai pendidik ya harus bisa memberikan contoh yang baik lah. Sebagai orang kesehatan ya kita lah yang seharusnya paling mengerti tentang kesehatan itu. Informan 5 Ya, karena merokok ada tempat-tempatnya paling tidak, ya tidak mencemari orang lain. Itu kan kalo ada kebijakan saya turut mendukung, jika sudah ada kebijakan mengenai kawasan itu, paling tidak jika masih ada yang merokok di kawasan tersebut, ya menegurnya. Informan 6 Sangat bagus, sangat preventif. Aplikasi terhormat. Yang merokok tahu privasinya, yang tak merokok tahu privasi dia. Sebenarnya peran saya dominan tapi belum optimal. Secara moral saya dominan, tapi belom optimal karena masih ada kendala- kendala psikologis, mungkin. Contoh kendala psikologis, yaa Universitas Sumatera Utara pimpinan. Pimpinan kita merokok, beberapa kawan kita merokok, dilarang juga belum mau, ya kan kendala itu. Tapi kita gak bisa keras. Mengenai kawasan tanpa rokok, mau dibuat tapi belum bisa, belum tahu kita, belum ada kebijakan kesana. Kita belum menentukan kawasan tanpa rokok sehingga belum tanya dia, dia sendiri belum menentukan kawasan tanpa rokok. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua informan mengatakan bahwa kawasan tanpa rokok merupakan cara preventif untuk meningkatkan kesehatan. Selain itu mereka juga memiliki peran sebagai pendidik untuk mengupayakan mahasiswa agar peduli dengan upaya peningkatan kesehatan seperti mengurangi faktor resiko salah satunya dengan tidak merokok, secara tidak langsung dengan adanya kawasan tanpa rokok akan membantu upaya peningkatan kesehatan tersebut. 4.3.6. Distribusi Tentang Komitmen Unsur Pimpinan FKM USU Dalam Menetapkan Kawasan Tanpa Rokok Sebagai Kebijakan Kesehatan Adapun komitmen yang disampaikan oleh informan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Tentang Komitmen Unsur Pimpinan FKM USU Dalam Menetapkan Kawasan Tanpa Rokok Sebagai Kebijakan Kesehatan Informan Jawaban Informan 1 Ya saya konsisten.. Sekali peraturan dibuat, dengan landasan hukum yang kuat, demi kepentingan kesehatan, ya gak boleh diganggu gugat. Dulu sudah pernah ada ide mengenai ini kawasan tanpa rokok, makanya sekarang ini masalah kewenangan. Sekarang saya sudah punya kewenangan tertinggi di tingkat fakultas. Kalau dulu hanya sekedar ide, ide, ide. Sekarang sudah waktunya, saya sudah perintahkan bagian kemahasiswaan dan bahkan bekerjasama dengan salah satu LSM di Jakarta, kita sudah menunjukkan brosur Universitas Sumatera Utara tentang komitmen untuk dukungan nasional. Udah tinggal peraturan dan sanksinya, baru dipromkeskan. Diberlakukan ini kawasan tanpa rokok FKM. Nanti disebarkan ke mahasiswa, pegawai. Cuma saya gak ngerti persis,sanksinya itu kekuatan hukumnya apa. Dendakah, atau sanksi yang lain, itulah yang akan dirumuskan dalam waktu dekat ini. Informan 2 Ya saya mendukung, dengan syarat itu benar-benar kesepakatan bersama, saya mendukung. Setahu saya belum ada ide yang dilontarkan tentang kawasan tanpa rokok. Dan kalau dari saya, nanti jika ada kawasan tanpa rokok, benar-benar dari kesepakatan bersama. Informan 3 Minimal di departemen ini, ruangannya bebas rokok, itu yang pertama sambil tersenyum. Mmm ruangan ini bebas rokok, ya alhamdulillah sampai sekarang ruangan ini bebas rokok karena gak ada yang ngerokok. Dari saya pribadi, sebelumnya saya gak pernah dengar ide mengenai tentang kawasan tanpa rokok, terutama di departemen ini karena tidak pernah menjumpai masalah mengenai asap rokok, jadi ide-ide itu gak muncul ya karena kami gak pernah bermasalah dengan asap rokok itu tadi. Kalau di luar lingkup departemen, yakni untuk fakultas pernah juga dengar. Jadi saya pikir, bagus juga ide kawasan bebas asap rokok di fakultas ini. Kalau ide pribadi sampai saat ini tentang kawasan tanpa rokok, belum ada ya. Tapi mendukung, tertarik, bagus juga yaa ada kawasan tanpa rokok, ya kalau itu saya mendukung. Kalau lah diajak kampanye bebas rokok atau program-program ke arah itu, saya kira saya akan ikut dan saya mau. Informan 4 Ya untuk kawasan tanpa rokok sangat-sangat setuju lah. Cocok lah kalau ada kawasan itu di FKM. Informan 5 Ya saya komit dengan adanya kawasan itu, saya setuju. Informan 6 Komitmen saya, saya kepingin supaya ada dan tetap ada. Persoalannya ya itu, belum terealisasi dengan baiklah. Saya kepinginnya ada, harus adapun. Ide tentang kawasan tanpa rokok mmmmm ide, ada, ada, kita sudah punya keinginan sejak lama. Tapi belum terealisasi, ide sudah ada, keinginan sudah ada. Tinggal tindak lanjutnya yang belum. Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua informan memiliki komitmen yang kuat untuk merealisasikan kawasan tanpa rokok sebagai upaya peningkatan kesehatan. Selain itu, dari tabel ini juga mengungkapkan bahwa 2 orang informan mengatakan kalau sebelumnya pernah ada ide mengenai kawasan tanpa rokok tapi belum terealisasi denagan alasan kewenangan dan belum ada tindak lanjutnya. 4.3.7. Distribusi Tentang Rancangan Kebijakan yang Sesuai Untuk Penetapan Kawasan Tanpa Rokok di FKM USU Adapun rancangan kebijakan yang disampaikan oleh informan dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 4.8 Tentang Rancangan Kebijakan yang Sesuai Untuk Penetapan Kawasan Tanpa Rokok di FKM USU Informan Jawaban Informan 1 Nanti isi rancangan itu pertama lingkungan dalam dan luar gedung yang mana kawasan itu disebut kawasan FKM sampai batas parit itu akan ada kawasan tanpa rokok, lengkap dengan aturan tertulis beserta sanksinya. Dan saya gak mau main-main, ini mau tegas- tegas. Kalo tegas-tegas tidak hanya sekedar menghimbau, harus ada sanksinya tapi sanksi itu apa dasar hukumnya, nanti jangan ada orang marah pula, ngertikan, gitu. Diawali dengan aturan tertulis dan ditindak lanjuti dengan pengawasan. Jadi nanti misalnya ada dosen bandel tetap merokok di dalam kelasruangan, mahasiswanya melapor, selesailah itu dosennya, panggil langsung. Kalo saya sendiri yang ngerokok, kalian boleh mengadu ke rektor. Itu pak dekan kami merokok juga, padahal peraturan sudah ada, boleh, hehehehe gitu. Saya sudah ingatkan pegawai-pegawai untuk tidak merokok di ruang kerja. Tapi nanti final saja, sosialisasi awal sudah saya sampaikan, kita menunggu waktu membuat kebijakan bersih, dan melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok. Tak lama lagi, tenang aja. Mungkin belum melakukan kerjasama dengan fakultas lain, kita Universitas Sumatera Utara urus diri kita sendiri dulu, contohkan yang baik. Karena mencegah orang merokok dengan berhenti mendadak luar biasa berat, tidak gampang. Saya pikir, kalo satu fakultas ini menjalankan kawasan tanpa rokok, paling tidak satu per sekian miliyar penduduk bumi sudah bebas rokok. Informan 2 Saya merasa gak ada gambaran mengenai seperti apa rancangan kebijakan kawasan tanpa rokok. Saya rasa merokok itu adalah hak, kita tidak bisa melarang tapi hanya bisa mengingatkan. Memperingatkan kalau merokok, resikonya begini, kecuali pabrik rokok memang gak ada. Di FKM ada kawasan tanpa rokok, ya sah-sah saja. Tapi untuk mereka yang masih ngerokok, ya mau gimana lagi, kalau mau merokok ya di luar FKM. Kita gak bisa juga melarang, tapi cuma bisa mengingatkan. Informan 3 Saya rasa pada tahap awal itu berupa himbauan, terutama himbauan dari unsur pimpinan itu tadi. Terus poster-poster tentang kita jangan merokok di ruangan ini . Di departemen ini kita juga memasang forbidden anti rokok ya. Mudah-mudahan dengan himabuan dan kesadaran itu saja sudah bisa sambil tersenyum. Saya tidak menyarankan ada sanksi bagi yang merokok gitu ya karena kita masih bisa untuk dihimbau dulu. Sesama kawan masih bisa saling mengingatkan kalau merokok jangan disini gitu kan. Kalau aturan tertulis, ke depannya bisa aja, kayaknya aturan tertulis itu kan tidak semerta-merta dibuat begitu aja harus ada kajian. Jika himbauan, poster-poster itu tidak dihiraukan, malah makin parah, maka aturan tertulis itu bisa dibuat. Solusi bagi mereka yang perokok aktif, ya tahap awal, kalau mereka merokok ditempatkan di sudut yaitu ruangan khusus boleh merokok, ya mereka di ruangan itu saja untuk merokok. Terus di himbau untuk berhenti merokok, ya niat itu memang datang dari diri seseorang. Cara yang tepat itu ya memotivasi untuk memunculkan niat supaya tidak merokok, lagian itu mengganggu orang. Ya sifatnya masih himbauan, tidak bisa kita memastikan kalau dia mau. Solusinya ya dari diri dia sendiri, orang lain hanya memotivasi, yang memutuskan tidak merokok lagi ya diri sendiri, gak bisa orang lain. Informan 4 Ya di FKM ini ada tingkatnya, ya tingkat promosi. Tak bisa langsung dengan aturan, ya sadarkan dulu. Merubah perilaku itu tak segampang membalikkan tangan. Kita praktekkan lah bagaimana teknik promosi, orang namanya FKM, ya mau bagaimana lagi. Kita mempunyai kompetensi bagaimana merubah perilaku orang. Ya Universitas Sumatera Utara kita aplikasikan tahap-tahap perubahan perilaku tadi. Kalau mau menciptakan punishman, ya harus di awali dengan tahap-tahap promosi tadi. Informan 5 Kalau saya tegas aja, dilarang merokok di sekitar kampus, dengan aturan tertulis. Ada aturannya dan ada sanksinya. Ada larangan gak ada sanksi, ya gak akan efektif. Yang perokok aktif, ya silahkan merokok di luar kampus, kalau bisa dihentikan ya dihentikan. Saya sendiri juga pengen, saya kalau disekitar kampus ini gak pernah keliatan merokok. Paling tidak masih ada rasa sungkan lah, walaupun saya bukan tergolong merokok, sebenarnya. Tapi saya tahu rasanya rokok. Informan 6 Ya kita cari suatu kawasan dimana kita boleh merokok, kan. Lalu kita berikan sanksi hukum bagi yang merokok seperti yang diterapkan di UNDIP. Di UNDIP itu begitu. Siapa yang merokok di hukum dan ada area tempat merokoknya, ditarok di dekat parkir, disanalah mereka merokok. Nanti mungkin kita di dua tempat, tapi masih dalam pemikiran saya, di parkir dan lantai empat, bagi yang merokok. Dalam waktu dekat ini, mungkin akan kita bentuk kebijakannya itu apa. Nanti kita persiapkan pertemuan-pertemuan dan sosialisasinya. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa informan 1, informan 5, dan informan 6 mengatakan rancangan kebijakan untuk kawasan tanpa rokok berupa aturan tertulis beserta sanksi-sanksinya. Informan 3 dan informan 4 rancangan kebijakan kawasan tanpa rokok diawali dengan himbauan, lebih bersifat pada penyadaran dengan meggunakan tahapan-tahapan promosi kesehatan. Informan 2 belum memiliki gambaran mengenai rancangan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN