Dampak Kawasan Tanpa Rokok bagi Dunia Pendidikan dan Kesehatan

5.2. Dampak Kawasan Tanpa Rokok bagi Dunia Pendidikan dan Kesehatan

Menurut semua informan, kawasan tanpa rokok memiliki dampak positif terutama dalam bidang kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 dan informan 5: Kalau dampaknya ya jelas lah ya, itu positif... Jadi kalau ada kawasan tanpa rokok, artinya bukan cuma memberi kontribusi positif bagi perokok aktifnya tapi juga bagi perokok pasifnya.. Ya ada lah. Bagi kesehatan pasti ada, tadi saya katakan membebaskan orang merokok dimana saja tidak hanya merugikan perokoknya tapi juga orang lain yang terusik dengan itu... Dari pernyataan informan di atas, kawasan tanpa rokok memberi kontribusi yang baik kepada perokok aktif dan bukan perokok dalam meningkatkan kesehatannya. Seperti yang diungkapkan Prihatiningsih dalam Jurnal Lingkungan Keluarga Edisi ke II, 2007 bahwa penetapan kawasan tanpa rokok merupakan upaya perlindungan masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok perlu diselenggarakan di tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat ibadah, arena kegiatan anak-anak, institusi pendidikan dan tempat pelayanan kesehatan. Pemberlakuan kawasan tanpa rokok secara langsung akan memberikan dampak terhadap tidak adanya asap rokok bila para pelaku merokok mematuhi kebijakan tersebut dalam asap rokok terdapat 4.000 jenis zat kimia yang membahayakan bagi tubuh. Secara tidak langsung, kawasan tanpa rokok akan membantu perokok aktif dalam mengurangi konsumsi rokoknya dan mempunyai ruang terbatas untuk merokok. Universitas Sumatera Utara Dampak kawasan tanpa rokok dalam bidang pendidikan akan mengajarkan orang untuk menghargai hak orang lain dan memberikan contoh bahwa perilaku merokok tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain. Seperti yang diungkapkan informan berikut: Dari segi pendidikan setidaknya mengajari kita ada hak orang lain yang terganggu dengan itu, kalau ada kawasannya ya mengajari kita ada hak orang dan juga makin menyadarkan kalo rokok itu tidak baik... Menurut peneliti, Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan yang sehat. Berbicara mengenai hak berarti juga bicara mengenai kewajiban. Dalam Undang- undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan pada pasal 10 bahwa setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial. Pasal 11 menyatakan setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan. Menurut Becker yang dikutip oleh Notoadmodjo 2003, perilaku hidup sehat yaitu perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya dimana salah satu perilaku tersebut adalah tidak merokok, merokok merupakan kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Adanya kawasan tanpa rokok berarti akan mengurangi faktor risiko akibat rokok dan menghargai hidup diri sendiri dan orang lain. Menurut Laksmana dosen FH UI dalam Diskusi Interaktif Kawasan Tanpa Rokok Universitas Indonesia 2010 mengatakan bahwa larangan merokok di Universitas Sumatera Utara kawasan tersebut tidak berarti kita merampas hak orang lain. Menurut Paham Individualis kita boleh melakukan apa saja, asal tidak mengganggu orang lain. Bila berbicara tentang hak, kita juga harus meninjau kewajiban. Seorang perokok harus juga melihat dampak bagi orang lain dan jika dilihat dari sisi hak asasi, berarti kita berbicara tentang hak dasar. Apakah merokok adalah hak dasar? Menurut Beliau, merokok bukan hak asasi manusia, karena hak asasi manusia adalah hak yang sudah di atur. Oleh karena itu, larangan merokok tidak terkait dengan perampasan hak asasi manusia. Tidak merokok disaat melakukan aktivitas mengajar merupakan salah satu contoh yang mendidik seseorang untuk menghormati dan menghargai hak orang lain. Beberapa informan berpendapat, jika ada dosen atau pengajar di bidang kesehatan, khususnya di FKM USU yang merokok disaat aktivitas mengajar, berarti dosen tersebut tidak beretika. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan: tidak etis kalau merokok di dalam ruangan apalagi orang kesehatan. Yang kita mengatakan merokok tidak baik untuk kesehatan, justru kita mempertontonkan, itu tidak etis, tidak baik, dan tidak seharusnya itu dilakukan... Kalau lagi mengajar ada yang merokok, berarti etikanya kurang, saya kurang setuju. Masa ketika mengajar merokok, walaupun ada orang yang berpikir dari asap rokok akan muncul ide-ide, bagi saya itu gak, hanya alasan saja... Jika ada pengajar yang merokok ketika mengajar, berarti tidak beretika. Saya tahu orang yang seperti itu. Sangat tidak beretika... Dari pernyataan informan tersebut, terlihat bahwa para informan tidak setuju jika ada dosen yang merokok ketika aktivitas mengajar berlangsung karena tindakan Universitas Sumatera Utara tersebut termasuk tindakan yang tidak sopan yang mengakibatkan orang lain terganggu, khususnya perokok pasif. Terganggunya orang lain akibat asap rokok merupakan tindakan yang melanggar hak orang lain karena memiliki dampak pada kesehatan seseorang. Padahal sudah dijelaskan dalam UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial. Jadi, jika masih ada dosen yang merokok ketika sedang mengajar berarti dosen tersebut tidak melaksanakan kewajibannya untuk menghormati hak orang lain dalam upaya peningkatan kesehatan.

5.3. Efek Rokok yang Dirasakan Oleh Informan Sendiri