Kebijakan Mengenai Kawasan Tanpa Rokok

Beberapa daerah di Indonesia telah menerapkan kawasan tanpa rokok ini adalah Jakarta, Bogor, Palembang, Yogyakarta, dan Padang Panjang serta beberapa universitas juga telah menetapkan KTR yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga. Seperti yang ditetapkan FCTC, beberapa kajian tentang kawasan tanpa rokok membuktikan bahwa kawasan tanpa rokok cara yang cukup efektif di dalam mengendalikan kebiasaan merokok atau mempengaruhi dampak rokok terhadap kesehatan.

2.10. Kebijakan Mengenai Kawasan Tanpa Rokok

Kebijakan merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan tembakau atau lebih khusus lagi untuk mengurangi kebiasaan merokok. Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia TCSC-IAKMI bekerjasama dengan Southeast Asia Tobacco Control Alliance SEATCA dan World Health Organization WHO Indonesia melaporkan empat alternatif kebijakan yang terbaik untuk pengendalian tembakau, yaitu menaikkan pajak 65 dari harga eceran, melarang bentuk semua iklan rokok, mengimplementasikan 100 kawasan tanpa rokok di tempat umum, tempat kerja, tempat pendidikan, serta memperbesar peringatan merokok dan menambahkan gambar akibat kebiasaan merokok pada bungkus rokok. Dasar hukum kawasan tanpa rokok di Indonesia cukup banyak seperti dinyatakan Depkes RI dalam Prabandari dkk 2009 yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Undang-Undang UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan. a.Pasal 10 yaitu setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial. b. Pasal 11 setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi- tingginya. c.Pasal 113 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tentang pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Ayat 2 yaitu zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya danatau masyarakat sekelilingnya. d. Pasal 115 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tentang kawasan tanpa rokok antara lain fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum serta tempat lain yang ditetapkan. Ayat 2 yaitu pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya. 2. UU No. 231997 tentang pengelolaan lingkungan hidup yaitu pasal 1 dinyatakan bahwa bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat Universitas Sumatera Utara mencemarkan danatau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. 3. UU No.81999 tentang perlindungan konsumen yaitu terdapat pada pasal: a.Pasal 2 tentang perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. b. Pasal 3 menyatakan bahwa perlindungan konsumen bertujuan menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha dan meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen. 4. UU No. 232002 tentang perlindungan anak terutama tentang: a.Pasal 44 ayat 1 yaitu pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyeleng- garakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. b. Pasal 45 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tentang orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan. Ayat 2 menyatakan bahwa dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, maka pemerintah wajib memenuhinya. c.Pasal 59 menyatakan bahwa pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan Universitas Sumatera Utara khusus kepada anak dalam situasi darurat seperti anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika,dan zat adiktif lainnya napza. Berdasarkan pasal ini berkaitan juga dengan perlindungan anak dari asap rokok dan penggunaan rokok. 5. UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran yang terdapat pada pasal 46 ayat 3 terutama yang menyatakan siaran iklan niaga dilarang melakukan promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif serta promosi rokok yang memperagakan wujud rokok. 6. Peraturan Pemerintah PP RI No. 411999 tentang pengendalian pencemaran udara yaitu pada pasal 2 yang menyatakan bahwa pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha danatau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber emisi danatau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien. 7. PP RI No. 192003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu: a.Pasal 2 yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan bertujuan untuk mencegah penyakit akibat penggunaan rokok bagi individu dan masyarakat dengan melindungi kesehatan masyarakat terhadap insidensi penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat penggunaan rokok, melindungi penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap rokok, meningkatkan Universitas Sumatera Utara kesadaran, kewaspadaan, kemampuan dan kegiatan masyarakat terhadap bahaya kesehatan terhadap penggunaan rokok. b. Pasal 3 tentang penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan dilaksanakan dengan pengaturan kandungan kadar nikotin dan tar, persyaratan produksi dan penjualan rokok, persyaratan iklan dan promosi rokok, penetapan kawasan tanpa rokok. c.Pasal 16 ayat 3 tentang iklan rokok pada media elektronik hanya dapat dilakukan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat. d. Pasal 22 tentang tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok. 8. Instruksi Menteri Kesehatan RI No. 459MENKESINSVI1999 tentang kawasan bebas rokok pada sarana kesehatan. 9. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4U1997 tentang lingkungan sekolah bebas rokok. 10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 188MENKESPBI2011 tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok. a. Pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa kawasan tanpa rokok meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya yang ditetapkan. Ayat 2 menyatakan bahwa pimpinan atau Universitas Sumatera Utara penanggung jawab tempat-tempat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib menetapkan dan menerapkan KTR. b. Pasal 4 menyatakan bahwa KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum dilarang menyediakan tempat khusus untuk merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap rokok hingga batas terluar. c. Pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 tempat kerja dan tempat umum dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok. Ayat 2 menyatakan bahwa tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi persyaratan:  Merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik.  Terpisah dari gedungtempatruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktivitas.  jauh dari pintu masuk dan keluar.  jauh dari tempat orang berlalu-lalang. Selain itu berbagai organisasi non-pemerintah juga turut berpatisipasi dalam menanggulangi masalah rokok, seperti Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok LM3, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia YKI, dan Komunitas Peduli Kawasan Tanpa Rokok KPKTR Kota Semarang. Berbagai upaya telah dilakukan oleh organisasi tersebut, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Menerbitkan buletin secara berkala mengenai bahaya merokok, perilaku merokok, dan upaya berhenti merokok. 2. Menerbitkan buku secara berkala yang berkaitan dengan bahaya merokok, perilaku merokok, dan upaya berhenti merokok. 3. Memberikan penyuluhan secara berkesinambungan ke berbagai institusi, seperti institusi pemerintah, swasta, dan pendidikan. 4. Mendukung dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan bahaya rokok dan perilaku merokok. 5. Mendirikan klinik berhenti merokok seperti klinik yang didirikan Yayasan Jantung Indonesia yang bekerjasama dengan Rumah Sakit jantung Harapan Kita. 6. Advokasi Regulasi Kawasan Tanpa Rokok KTR yaitu mendorong pemerintah atau instansi yang terkait untuk membuat regulasi atau kebijakan yang mampu melindungi masyarakat dari bahaya rokok. 7. Kampanye yaitu melakukan sosialisasi dan menyadarkan kepada masyarakat terhadap bahaya rokok baik bagi diri sendiri maupun masyarakat lain melalui media-media yang efektif. 8. Membangun komunikasi dan komunitas dengan segenap elemen masyarakat yang mempunyai rasa kepedulian terhadap perlindungan masyarakat dari bahaya rokok.

2.11. Perubahan Perilaku Menurut WHO