e. Emosi Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada. Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan mempersepsikan semuanya serba indah.
f. Budaya Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan
orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja.
2.2 Perilaku Hidup Sehat
Menurut Becker yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya dimana perilaku ini mencakup antara lain:
1. Makan dengan menu seimbang appropriate diet. Menu seimbang adalah dalam arti kualitas mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan kuantitas
menyatakan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. 2. Olahraga teratur yang mencakup kualitas dan kuantitas dalam arti frekuensi dan
waktu yang digunakan untuk olahraga.
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Perilaku merokok adalah suatu kebiasaan tanpa tujuan positif
bagi kesehatan manusia. 4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan
menggunakan narkoba akhir-akhir ini cenderung meningkat. Sekitar 1 penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasan sendiri.
5. Istirahat cukup, dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan dan penyesuaian dengan lingkungan modern mengharuskan orang untuk bekerja keras
dan berlebihan sehingga kurang waktu istirahat. 6. Mengendalikan stres. Stress akan terjadi pada siapa saja, apalagi akibat tuntutan
hidup yang keras. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat dihindari yang penting agar stres tidak mengganggu kesehatan,
dengan cara mengendalikan dan mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan positif. 7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-
ganti pasangan, penyesuaian diri dengan lingkungan.
2.3 Teori yang Memengaruhi Persepsi 2.3.1 Health Belief Model
Menurut Edberg 2007, Health Belief Model HBM merupakan teori yang paling luas digunakan. HBM dicetuskan pada tahun 1950-an berkat penelitian
psikolog sosial dari U.S Public Health Service USPHS yakni Godfrey Houchbaum, Irwin Rosenstock, dan Stephen Kegeles.
Universitas Sumatera Utara
HBM dalam promosi kesehatan harus memperhatikan komponen-komponen atau konstruksi yang merupakan pengungkit bagi faktor yang mempengaruhi
perilaku. Komponen-komponen model hubungan kesehatan dengan kepercayaan HBM adalah:
1. Persepsi kerentanan. Derajat risiko yang dirasakan seseorang terhadap masalah
kesehatan. 2.
Persepsi keparahan. Tingkat kepercayaan seseorang bahwa konsekuensi masalah kesehatan yang akan menjadi semakin parah.
3. Persepsi manfaat. Hasil positif yang dipercaya seseorang sebagai hasil dari
tindakan. 4.
Persepsi hambatan. Hasil negatif yang dipercayai sebagai hasil dari tindakan. 5.
Petunjuk untuk bertindak. Peristiwa eksternal yang memotivasi seseorang untuk bertindak.
6. Efikasi diri. Kepercayaan seseorang akan kemampuannya dalam melakukan tindakan.
2.3.2 Teori Stimulus-Organisme-Respon
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi sources misalnya kredibilitas dan kepemimpinan akan berpengaruh pada perubahan perilaku seseorang atau
sekelompok orang. Menurut Hosland, et al 1953 dalam Notoatmodjo 2003
Universitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar yang terdiri dari:
1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Jika
stimulus ditolak maka stimulus tersebut tidak efektif. Tetapi bila stimulus diterima maka ada perhatian dan stimulus efektif.
2. Apabila stimulus mendapat perhatian maka stimulus akan dilanjutkan pada
proses selanjutnya. 3.
Setelah organisme mengolah stimulus tersebut hingga kesediaan untuk bertindak akan diterima bersikap
4. Adanya dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan adanya efek tindakan
perubahan perilaku. Pada penelitian ini lebih dibahas mengenai tahap terbentuknya sebuah
komitmen dan dukungan kebijakan yang siap untuk direalisasikan.
2.4. Perilaku Merokok dan Alasan Merokok
2.4.1. Perilaku Merokok
Perilaku merokok merupakan fenomena sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dilakukan oleh orang tua, perilaku merokok juga
dilakukan oleh remaja bahkan anak kecil, baik itu dilakukan secara sembunyi- sembunyi maupun terang-terangan. Perilaku merokok merupakan aktivitas subjek
yang berhubungan dengan perilaku merokoknya yang diukur melalui intensitas merokok, tempat merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan
sehari-hari Komalasari dan Helmi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja umumnya melalui
serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas merokok yang berbeda pada setiap tahapnya dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung
pada nikotin. Menurut Leventhal Cleary 1980 yang dikutip oleh Tarigan 2008, terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seorang individu benar-benar
menjadi perokok, yaitu: 1.
Tahap Preparation Pada tahap ini, seorang individu mendapatkan gambaran yang menyenangkan
mengenai merokok. Anak-anak mengembangkan sikap terhadap rokok dan sebelum mencobanya mereka sudah mempunyai gambaran seperti apa merokok
itu. Sikap ini merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan kebiasaan merokok nantinya. Dalam sebuah penelitian, pernyataan yang dimaksudkan
untuk mencoba rokok terbukti menjadi prediktor terbaik bagi terbentuknya perilaku merokok selanjutnya. Tahap persiapan prepatory stage melibatkan
persepsi tentang apa yang dilibatkan dalam merokok dan apa fungsi merokok. 2.
Tahap Initiation Tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar merokok untuk
pertama kalinya. Tahap ini merupakan tahap kritis bagi seseorang untuk menuju tahap becoming a smoker. Pada tahap ini, seorang individu akan memutuskan
untuk melanjutkan percobaannya atau tidak. Meskipun rasa serak yang timbul ketika pertama kali mencoba rokok merupakan faktor penting yang mendasari
keputusan ini, tampaknya tidak mungkin bahwa perbedaan individu dalam hal
Universitas Sumatera Utara
respon fisiologis terhadap rokok dan terhadap rasa panas dapat dipandang sebagai alasan utama bagi mereka yang ingin berhenti dan tidak
menginginkannya. Hal tersebut memainkan peran penting dalam adaptasi perilaku merokok.
3. Tahap Becoming a Smoker
Merokok empat batang rokok sudah cukup membuat orang untuk merokok pada masa dewasa dan dapat membuat mereka jadi tergantung melalui percobaan
berulang dan pemakaian secara teratur. Dibutuhkan 2 tahun atau lebih untuk menjadi seorang perokok berat yang terus-menerus merokok dihitung dari
waktu pertama kali merokok atau hanya kadang-kadang mencoba rokok, ini adalah tahap becoming a smoker.
4. Tahap Maintenance of Smoking
Pada tahap ini merokok sudah menjadi bagian dari cara pengaturan diri self- regulating seseorang dalam berbagai situasi dan kesempatan. Merokok
dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa orang yang merokok merasa rileks saat
merokok karena mereka mengatribusikan semua gejala yang muncul saat merokok ke dalam rokoknya. Alasan merokok bagi sebagian perokok adalah
untuk meringankan kecemasan dan ketegangan, sedangkan lainnya karena ingin memunculkan efek stimulan perangsang, iseng-iseng, dan merasa santai
Psikologi Indonesia Forum, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Alasan-alasan Merokok
Menurut Sue Amstrong yang dikutip oleh Sihombing 2007 ada beberapa alasan orang dewasa merokok:
1. Mereka benar-benar menikmatinya sewaktu merokok. Mereka bahkan tidak
mampu menahan diri meskipun menyadari bahwa kesehatannya dipertaruhkan untuk kesenangan tersebut.
2. Mereka menjadi ketagihan terhadap nikotin dan tanpa nikotin hidup tersa
hampa. 3.
Mereka menjadi terbiasa menghisap rokok agar dapat merasa santai. 4.
Tindakan mengambil sebatang rokok, menyulutnya dengan pemantik api, memandangi asap dan memegang sesuatu dalam tangannya telah menjadi
bagian dari perilaku sosial mereka dan tanpa itu mereka akan merasa hampa. Dengan kata lain, merokok telah menjadi suatu kebiasaan.
5. Merokok adalah penopang bermasyarakat. Mereka mungkin seorang pemalu
yang perlu mengambil tindakan tertentu untuk menutupi perasaan malunya terhadap orang lain.
Menurut Sitepoe 2000 yang mengutip Conrad dan Miler menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui:
1. Dorongan psikologis, merokok seperti rangsangan seksual, sebagai suatu ritual,
menunjukkan kejantanan bangga diri, mengalihkan kecemasan, dan menunjukkan kedewasaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Dorongan fisiologis, adanya nikotin yang dapat mengakibatkan ketagihan
adiksi sehingga ingin terus merokok.
2.5. Rokok dan Unsur-unsur di Dalam Rokok
2.5.1. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter 10 mm berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain Jaya, 2009.
Di luar negeri bahan baku rokok hanya tembakau yang dikenal dengan istilah rokok putih, sedangkan di Indonesia bahan baku rokok adalah tembakau dan cengkeh
atau disebut rokok kretek. Temperatur pada sebatang rokok yang sedang dibakar adalah 900
C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 C untuk ujung rokok yang
terselip diantara bibir perokok Sitepoe, 2000.
2.5.2. Unsur-unsur di dalam rokok
Di dalam rokok terdapat tembakau sebagai faktor penyebab utama munculnya penyakit. Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis zat kimia, 63 diantaranya
karsinogen dan sejumlah kecil unsur beracun Litin, 2002. Menurut Jaya 2009 dalam bukunya Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok, menyatakan setiap jenis
dan merk rokok memiliki kadar kandungan zat kimia yang berbeda-beda. Namun yang paling dominan adalah nikotin dan tar. Beberapa jenis racun yang terkandung
dalam sebatang rokok diantaranya: 1.
Aceton merupakan bahan pembuat cat. 2.
Naftalene adalah bahan untuk kapur barus.
Universitas Sumatera Utara
3. Arsenik, sejenis racun yang dipakai untuk membunuh tikus.
4. Tar, bahan karsinogen penyebab kanker.
5. Methanol, bahan bakar roket.
6. Vinil Chlorida, bahan plastik PVC.
7. Fenol Butane, bahan bakar korek api.
8. Potassium Nitrat, bahan baku pembuatan bom dan pupuk.
9. Polonium-201, bahan radioaktif.
10. Ammonia, bahan untuk pencuci lantai. 11. DDT, digunakan untuk racun serangga.
12. Hidrogen Cianida, gas beracun yang digunakan di kamar eksekusi hukuman mati.
13. Nikotin, zat yang menimbulkan kecanduan. 14. Cadmium, digunakan untuk aki mobil.
15. Carbon Monoksida, mengikat oksigen dalam darah sehingga darah tidak menyuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Biasanya terdapat pada knalpot
kendaraan.
2.6. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
Tembakau yang ada pada rokok adalah produk konsumen yang secara unik berbahaya dan mematikan. Penggunaan tembakau tidak hanya menyakiti mereka
yang mengonsumsinya tapi juga orang-orang lain yang terpapar asapnya Crofton dan Simpson, 2002. Penyakit-penyakit yang terpicu karena merokok dan bisa
menyebabkan kematian adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler meliputi kondisi seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan stroke. Satu-satunya efek kesehatan terpenting akibat
merokok adalah peranannya dalam menimbulkan penyakit kardiovaskuler. 2.
Penyakit Kanker Paru Karena penyimpanan tar tembakau sebagian besar terjadi di paru-paru, maka
kanker paru adalah jenis kanker yang paling umum disebabkan merokok. Tar tembakau menyebabkan kanker bilamana merangsang tubuh untuk waktu yang
lama. 3.
Penyakit Saluran Pernapasan Merokok merupakan penyebab utama penykit paru-paru bersifat kronis dan
obstruktif misalnya bronkitis dan emfisema. Sekitar 85 dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk
kronis, berdahak, dan gangguan pernapasan. 4.
Merokok dan Kehamilan Wanita perokok selama kehamilan akan lebih besar mengalami keguguran,
kematian bayi atau bayi dengan berat badan rendah. Penelitian menunjukkan adanya hubungan langsung antara merokok selama kehamilan dan risiko
sindrom kematian bayi secara mendadak. 5.
Merokok dan Alat Perkembangbiakan
Universitas Sumatera Utara
Merokok akan mengurangi akan terjadinya konsepsi memiliki anak, fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga
akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami menopause lebih cepat dibandingkan dengan bukan
perokok. 6.
Merokok dan Alat Pencernaan Sakit maag lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok. Merokok
mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag.
7. Merokok Meningkatkan Tekanan Darah
Merokok sebatang per hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10- 25mmHg serta menambah detak jantung 5-20 kali per 1 menit.
8. Merokok Memperpendek Umur
Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 6813 pria, dibedakan menjadi bukan perokok, perokok sedang, dan perokok berat. Pada perokok berat 50
meninggal pada usia 47,5 tahun; 50 perokok sedang meninggal sesudah berumur 56 tahun dan 50 bukan perokok meninggal pada usia 58 tahun.
Dengan kata lain merokok sama saja dengan memperpendek umur. 9.
Merokok Bersifat Adiksi Ketagihan Didalam rokok terdapat nikotin yang diklasifikasikan sebagai obat yang bersifat
kecanduan bila digunakan sehingga nikotin diklasifikasikan sebagai obat adiktif.
10. Merokok Membuat Lebih Cepat Tua
Universitas Sumatera Utara
Rokok mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat, dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang
dijumpai dalam rokok mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka, misalnya pada wajah. Wajah perokok menjadi tua dan jelek,
mengeriput, kecoklatan, dan berminyak. 11. Kanker Mulut
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi, dan penyakit gusi. 12. Osteoporosis
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok sebesar 15, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih
mudah patah dan membutuhkan waktu 80 lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang.
13. Katarak Merokok mengakibatkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50
lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan. 14. Kerontokan Rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada
mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan
2.7. Perokok Pasif