Perilaku Merokok Perilaku Merokok dan Alasan Merokok

mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar yang terdiri dari: 1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Jika stimulus ditolak maka stimulus tersebut tidak efektif. Tetapi bila stimulus diterima maka ada perhatian dan stimulus efektif. 2. Apabila stimulus mendapat perhatian maka stimulus akan dilanjutkan pada proses selanjutnya. 3. Setelah organisme mengolah stimulus tersebut hingga kesediaan untuk bertindak akan diterima bersikap 4. Adanya dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan adanya efek tindakan perubahan perilaku. Pada penelitian ini lebih dibahas mengenai tahap terbentuknya sebuah komitmen dan dukungan kebijakan yang siap untuk direalisasikan.

2.4. Perilaku Merokok dan Alasan Merokok

2.4.1. Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan fenomena sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dilakukan oleh orang tua, perilaku merokok juga dilakukan oleh remaja bahkan anak kecil, baik itu dilakukan secara sembunyi- sembunyi maupun terang-terangan. Perilaku merokok merupakan aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya yang diukur melalui intensitas merokok, tempat merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari Komalasari dan Helmi, 2000. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas merokok yang berbeda pada setiap tahapnya dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin. Menurut Leventhal Cleary 1980 yang dikutip oleh Tarigan 2008, terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seorang individu benar-benar menjadi perokok, yaitu: 1. Tahap Preparation Pada tahap ini, seorang individu mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok. Anak-anak mengembangkan sikap terhadap rokok dan sebelum mencobanya mereka sudah mempunyai gambaran seperti apa merokok itu. Sikap ini merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan kebiasaan merokok nantinya. Dalam sebuah penelitian, pernyataan yang dimaksudkan untuk mencoba rokok terbukti menjadi prediktor terbaik bagi terbentuknya perilaku merokok selanjutnya. Tahap persiapan prepatory stage melibatkan persepsi tentang apa yang dilibatkan dalam merokok dan apa fungsi merokok. 2. Tahap Initiation Tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar merokok untuk pertama kalinya. Tahap ini merupakan tahap kritis bagi seseorang untuk menuju tahap becoming a smoker. Pada tahap ini, seorang individu akan memutuskan untuk melanjutkan percobaannya atau tidak. Meskipun rasa serak yang timbul ketika pertama kali mencoba rokok merupakan faktor penting yang mendasari keputusan ini, tampaknya tidak mungkin bahwa perbedaan individu dalam hal Universitas Sumatera Utara respon fisiologis terhadap rokok dan terhadap rasa panas dapat dipandang sebagai alasan utama bagi mereka yang ingin berhenti dan tidak menginginkannya. Hal tersebut memainkan peran penting dalam adaptasi perilaku merokok. 3. Tahap Becoming a Smoker Merokok empat batang rokok sudah cukup membuat orang untuk merokok pada masa dewasa dan dapat membuat mereka jadi tergantung melalui percobaan berulang dan pemakaian secara teratur. Dibutuhkan 2 tahun atau lebih untuk menjadi seorang perokok berat yang terus-menerus merokok dihitung dari waktu pertama kali merokok atau hanya kadang-kadang mencoba rokok, ini adalah tahap becoming a smoker. 4. Tahap Maintenance of Smoking Pada tahap ini merokok sudah menjadi bagian dari cara pengaturan diri self- regulating seseorang dalam berbagai situasi dan kesempatan. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa orang yang merokok merasa rileks saat merokok karena mereka mengatribusikan semua gejala yang muncul saat merokok ke dalam rokoknya. Alasan merokok bagi sebagian perokok adalah untuk meringankan kecemasan dan ketegangan, sedangkan lainnya karena ingin memunculkan efek stimulan perangsang, iseng-iseng, dan merasa santai Psikologi Indonesia Forum, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Alasan-alasan Merokok