2.9. Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan penggunaan rokok yaitu
sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena bermain anak, tempat ibadah dan angkutan umum . Merokok itu adalah masalah yang sistemik yang memiliki sisi
humanisme. Masalah sistemik adalah ketika suatu sistem dalam arti institusi pendidikan diberlakukan sebagai KTR maka seharusnya tidak ada orang yang
merokok di dalamnya. Namun pada kenyataannya, masih saja ada mahasiswa atau karyawan yang merokok di lingkungan kampus. Sedangkan yang dimaksud dengan
humanisme yaitu merokok dan tidak merokok adalah suatu pilihan. Tidak jarang orang yang merokok itu sebenarnya tahu akan bahaya rokok dan ketika kita hendak
menegur atau memberi sanksi yang kita tegur itu adalah teman-teman kita sendiri. Terkadang ketika kita menegur, mereka malah mengabaikan LPM Mercusuar
UNAIR, 2010. Tujuan dari kawasan tanpa rokok adalah melindungi masyarakat dengan
memastikan bahwa tempat-tempat umum bebas asap rokok. Kawasan tanpa rokok harus menjadi norma, terdapat empat alasan kuat untuk mengembangkan kawasan
tanpa rokok, yaitu untuk melindungi anak-anak dan bukan perokok dari risiko terhadap kesehatan, mencegah rasa tidak nyaman, bau dan kotoran dari ruang rokok,
untuk mengembangkan opini bahwa tidak merokok adalah perilaku yang lebih normal, dan kawasan tanpa rokok mengurangi secara bermakna konsumsi rokok
dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perokok untuk berhenti atau yang terus merokok untuk mengurangi konsumsi rokoknya Crofton dan Simpson, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa daerah di Indonesia telah menerapkan kawasan tanpa rokok ini adalah Jakarta, Bogor, Palembang, Yogyakarta, dan Padang Panjang serta beberapa
universitas juga telah menetapkan KTR yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga. Seperti yang ditetapkan FCTC, beberapa
kajian tentang kawasan tanpa rokok membuktikan bahwa kawasan tanpa rokok cara yang cukup efektif di dalam mengendalikan kebiasaan merokok atau mempengaruhi
dampak rokok terhadap kesehatan.
2.10. Kebijakan Mengenai Kawasan Tanpa Rokok