2. Gambaran Makna Hidup Pelacur High Class

A. 2. Gambaran Makna Hidup Pelacur High Class

Pekerjaaan sebagai seorang pelacur high class bagi ke dua responden ternyata memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses mereka dalam menemukan makna yang penting dalam hidupnya. Kedua responden secara bersamaan mengalami tahap penderitaan terlebih dahulu sebelum menemukan makna hidupnya. Tahap penderitaan itu muncul sebelum mereka memutuskan untuk masuk kedunia pelacuran, dan karena penderitaan itu mereka memutuskan untuk masuk ke dunia pelacuran yang sampai sekarang masih mereka geluti. Pada awalnya sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke dunia pelacuran, kedua responden berharap pada saat mereka menjadi seorang pelacur penderitaan yang mereka alami sebelumnya akan berakhir dan berubah menjadi sebuah kebahagiaan. Namun apa yang terjadi setelahnya berbeda bagi kedua responden. Responden I pada saat masuk ke dunia pelacuran memiliki harapan bahwa dengan masuknya ia kedunia pelacuran maka semua penderitaan yang ia alami akan berakhir, semua masa lalunya akan terlupakan dan dengan bekerjanya ia sebagai seorang pelacur hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pada saat menjadi seorang pelacur, keinginan responden untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya ternyata terkabul. Saat itu responden merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Ia mulai menjalani hidupnya dengan lebih bersemangat dibandingkan saat-saat sebelum ia masuk kedunia pelacuran. Bersenang senang, berfoya-foya dan lain sebagainya. Namun Universitas Sumatera Utara kebahagiaan yang ia rasakan tidak bertahan lama. Tidak berapa lama setelah ia menikmati hidupnya sebagai seorang pelacur, ia merasakan adanya cinta kepada salah satu pelanggannya. Perasaan cinta itu muncul tanpa ia sadari dan perasaan cinta itu ia wujudkan dalam bentuk perhatian yang lebih kepada pria tersebut. Pria yang sempat menjadi pelanggan tetap responden ternyata tidak merespon kasih sayang dan perhatian yang di ungkapkan oleh responden. Pria tersebut hanya mengangap responden sebagai seorang pelacur yang akan dihubungi jika diperlukan dan tidak lebih dari itu. Kenyataan itu membuat responden terpukul, ia tidak menerima kenyataan tersebut. Ia merasa bahwa ia tidak bisa dicintai oleh pria manapun. Pada saat-saat seperti itu ia masuk kembali kepada tahap penderitaan. Responden merasa menyesal telah memutuskan untuk masuk kedunia pelacuran. Kebahagiaan yang ia harapkan pada saat memutuskan untuk menjadi seorang pelacur ternyata tidak berlangsung lama. Kebahagiaan itu hanya bersifat sementara dan pada saat itu ia menyadari bahwa menjadi seorang pelacur ternyata tidak membuat hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Melalui penderitaan yang ia alami pada saat menjadi seorang pelacur akhirnya responden menyadari bahwa ada hal lain yang lebih penting dari pada menjadi seorang pelacur. Hal penting tersebut adalah keluarganya. Pada saat itu ia menyesali keputusannya untuk menjadi seorang pelacur dan pergi begitu saja meninggalkan adik-adiknya. Akhirnya responden memutuskan untuk berhenti dari dunia pelacuran, dan membuat perubahan-perubahan dalam hidupnya seperti lebih memperhatikan adik-adiknya yang ada di Jakarta. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa menjadi seorang pelacur bukan menjadi tujuan hidup bagi responden I. Masuknya responden ke dunia pelacuran membuat responden menjadi lebih menderita dari sebelumnya. Oleh sebab itu responden I memutuskan untuk berhenti dari dunia pelacuran walaupun belum terealisasikan sampai saat ini. Berbeda dengan responden I, responden II merasa dengan masuknya ia kedunia pelacuran memang merubah hidupnya menjadi lebih baik lagi daripada sebelum ia masuk kedunia pelacuran. Ia begitu menikmati saat-saat menjadi seorang pelacur dengan memperoleh penghasilan yang cukup besar dan memuaskan kebutuhan seksualnya dengan pelanggan-pelanggannya. Responden II merasa tidak salah pilih dalam mengambil keputusan. Harapannya untuk membuat hidup menjadi lebih bergairah dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini ternyata terpenuhi pada saat ia menjadi seorang pelacur. Kebahagiaan tersebut juga berlangsung lama sampai saat ini, responden telah menjalani pekerjaanya sebagai seorang pelacur selama 7 tahun dan belum memutuskan untuk berhenti dari dunia pelacuran. Ia merasa menjadi seorang pelacur adalah pilihan yang tepat, dan ia juga tidak akan melepaskan pekerjaan ini sampai kapanpun. Jika ia berhenti menjadi seorang pelacur maka kemungkinan besar ia akan mengalami penderitaan yang sama seperti pada saat ia belum menjadi seorang pelacur. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menjadi seorang pelacur membuka jalan bagi responden II untuk menemukan makna hidupnya, menemukan apa yang dicari-cari oleh responden II di dalam hidupnya, dan karena telah menemukan apa yang ia cari maka responden II tidak akan Universitas Sumatera Utara melepaskan pekerjaannya sebagai seorang pelacur, karena yang ia cari selama ini ada pada pekerjaanya sebagai seorang pelacur yaitu uang dan kebutuhan seksual.

B. Diskusi