Penjelasan perbedaan proses penemuan makna hidup antar responden I dan II

bekerja sbg seorang pelacur adalah salah  Pengubahan sikap Mulai memperhatikan adik-adiknya dan menabung utk masa depan TAHAP PENEMUAN MAKNA HIDUP  Penemuan makna hidup berkeinginan untuk berhenti dari dunia pelacuran dan akan mengurus adik-adiknya yang terlantar banyaknya TAHAP HIDUP BERMAKNA  Hidup Bermakna Bahagia menjadi pelacur high class, belum berniat untuk berhenti menjadi pelacur dan menikmati hidupnya saat ini

F. Penjelasan perbedaan proses penemuan makna hidup antar responden I dan II

Pada kedua responden terdapat tahapan yang berbeda dalam menemukan makna hidup. Responden I mengalami 6 tahap sebelum menemukan makna hidupnya sementara responden II melewati 5 tahapan sebelum menemukan makna hidupnya. Persamaan dari kedua responden adalah pada kedua responden sama- sama mengalami tahap penderitaan Tragic events sebelum mereka menemukan makna hidupnya. Pada responden I tahap penderitaan yang dialaminya berawal pada saat ibunya meninggal saat ayahnya diketahui sedang berselingkuh dengan wanita idaman lain, sedangkan pada responden II penderitaan yang ia alami dimulai ketika ia berpisah dengan kekasihnya setelah diketahui bahwa kekasihnya berselingkuh, ia tidak tahu harus berbuat apa ketika ia memiliki keinginan untuk berhubungan seksual. Setelah mengalami tahap penderitaan kedua responden mencari alternatif yang sama untuk melupakan permasalahan dalam hidupnya yaitu dengan cara lebih banyak bergaul dengan teman-temannya. Universitas Sumatera Utara Pada saat mengalami penderitaan, kedua respon mengalami penghayatan tidak bermakna meaningless life. Responden I merasa shock melihat ayahnya berselingkuh dan tidak berapa lama ibunya meninggal dunia meninggalkan ia dengan adik-adiknya. Responden I merasa tidak percaya, bingung dan tidak siap dalam menghadapi semua itu. Sementara pada responden II, penghayatan tidak bermakna yang dialaminya adalah ia juga merasa shock karena melihat kekasihnya berselingkuh dan responden II merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa ketika ia memiliki hasrat untuk berhubungan seksual yang sangat mengganggunya. Tahap kedua yang dialami oleh responden I adalah tahap penerimaan diri. Pada tahap ini responden mulai menyadari bahwa saat itu tidak ada lagi seseorang yang akan memperdulikannya, maka ia bisa bebas melakukan segala sesuatu yang ia inginkan. Responden I mulai merubah sikapnya changing attitude yang dahulu sebagai anak yang baik, sopan tidak pernah keluar dimalam hari kini menjadi anak yang nakal dan sering memakai obat-obatan terlarang. Responden juga tidak menolak ketika diajak untuk berhubungan seksual dengan kekasihnya, dan ketika seorang teman menawarkan kepada responden I untuk menjadi seorang pelacur maka tanpa berfikir panjang responden I langsung menyetujuinya. Sementara pada responden II tahap kedua yang dialaminya adalah tahap penemuan makna hidup. Responden ke II langsung masuk kepada tahap penemuan makna hidup adalah karena secara tidak disengaja responden ke II menemukan makna hidupnya setelah bertemu dengan seorang pria yang mengajaknya untuk berhubungan seksual, dan tanpa disangka pria tersebut Universitas Sumatera Utara memberinya uang. Hal itu berlangsung terus menerus sampai suatu ketika responden mendapatkan insight untuk menjadikan perilakunya yang sering berhubungan seksual sebagai sebuah pekerjaan yang akan menghasilkan banyak uang dan kebutuhan seksualnya akan terpenuhi disetiap saat. Tahap ketiga yang dialami oleh responden I adalah tahap penemuan makna hidup Finding meaning and purpose of life. Pada tahap ini responden I merasa aman dan bahagia ketika menjadi seorang pelacur. Terlebih lagi pada saat ia bersama teman-temannya memutuskan untuk pindah ke Medan, responden merasa tentram karena ia akan jauh dari orang tua yang membuatnya menderita. Ia merasa pilihannya menjadi seorang pelacur adalah pilihan yang tepat karena selain akan jauh dari orang tua dan melupakan semua permasalahannya ia akan memperoleh penghasilan yang besar karena bekerja sebagai seorang pelacur. Pada responden ke II tahap ketiga yang dialaminya adalah tahap penerimaan diri. Tahap penerimaan diri muncul pada saat responden menyadari bahwa dengan menjadi pelacur maka kehidupannya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia menyadari dengan menjadi seorang pelacur maka ia akan memperoleh banyak uang yang bisa ia gunakan untuk bersenang-senang dan selain itu kebutuhan seksualnya akan terpenuhi. Oleh sebab itu responden semakin yakin dengan keputusannya dan mulai merubah sikapnya dari hanya berhubungan seksual dengan satu pria kini ia bersedia berhubungan seksual dengan pria lain. Tahap keempat yang dialami oleh responden II adalah tahap realisasi makna. Setelah ia menemukan makna hidupnya dan menyadari bahwa pekerjaan sebagai seorang pelacur adalah pekerjaan yang terbaik untuknya, responden II Universitas Sumatera Utara mulai merealisasikan makna hidup yang ia temukan, dengan menjadi seorang pelacur ia merasa telah menemukan makna hidupnya. Responden II melakukan keikatan diri self commitment dengan selalu profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Ia tidak akan memiliki kekasih pada saat bekerja sebagai seorang pelacur karena jika ia memiliki seorang kekasih maka pekerjaannya sebagai seorang pelacur akan tergangu. Responden II juga melakukan kegiatan terarah untuk memenuhi makna hidupnya directed activities and fulfilling meaning dengan cara selalu fokus kepada pekerjaannya. Setelah responden I menemukan makna hidupnya, tahap keempat yang dialami oleh responden I adalah kembali ke tahap penderitaan, bukan masuk kedalam tahap realisasi makna hidup yang telah ia temukan. Responden masuk kepada tahap penderitaan adalah pada saat menjadi seorang pelacur, responden mengalami penderitaan dimana pada saat itu responden menyukai seorang pria yang juga salah seorang pelanggan tetapnya. Kenyataannya setelah responden menyatakan bahwa ia menyukai pria itu, pria tersebut ternyata tidak menyukainya dan hanya menganggap responden I adalah seorang pelacur yang hanya dipergunakan jika ia membutuhkan. Pada saat itu responden I mengalami perasaan tidak bermakna meaningless life, ia tidak menyangka bahwa ia akan merasa terhina dan menjadi merasa kesepian disetiap hari. Ia merasa tidak ada seseorang yang akan menyayanginya dan mencintainya dengan setulus hati. Ia merasa sebagai seseorang yang paling menderita, penderitaan datang silih berganti kepadanya. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan respoden I, responden II pada tahap kelima sudah memasuki kepada tahap kehidupan bermakna. Pada tahap ini repsonden II sedang menikmati hidupnya pada saat bekerja sebagai seorang pelacur dengan berhubungan seksual dari satu pria ke pria lain dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya yang akan ia gunakan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. Responden II merasa bahagia ketika menjadi seorang pelacur high class, ia belum memiliki keinginan untuk berhenti dari dunia pelacuran. Dengan menjadi seorang pelacur maka kebutuhan hidupnya akan terpenuhi, oleh sebab itu ia tidak akan melepaskan pekerjaanya sebagai seorang pelacur. Tahap ke lima yang dialami oleh responden I adalah tahap penerimaan diri, pada tahap ini responden mengalami pemahaman diri self insight dimana responden I mulai merasa menyesal karena telah memutuskan untuk menjadi seorang pelacur. Ia mulai memahami bahwa pilihannya untuk bekerja sebagai seorang pelacur adalah salah, karena dengan menjadi seorang pelacur ia hanya mendapatkan kebahagiaan yang semu. Ia menyadari kesalahan yang ia lakukan karena meninggalkan adik-adiknya di Jakarta, merasa tidak bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Responden juga mulai melakukan perubahan sikap changing attitude dengan cara mulai lebih memperhatikan adik-adiknya dan menabung untuk masa depan ia dan adik-adiknya. Tahap yang ke enam yang dialami oleh responden I adalah tahap penemuan makna hidup. Saat itu responden merasa yakin bahwa makna hidupnya berada pada keluarganya. Dengan berkumpul lagi bersama adik-adiknya, merawat adik-adiknya akan membuat ia merasa lebih bahagia. Selain itu responden Universitas Sumatera Utara memutuskan untuk berhenti dari dunia pelacuran dalam jangka waktu 3 tahun kedepan. Oleh karena itu responden I memiliki kesempatan untuk menabung demi masa depan dirinya dan adik-adiknya. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN