BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI
A. Analisa Kasus Responden I
Tempat wawancara : Restoran Tanggal
: - 10 Agustus 2008
- 23 Agustus 2008
- 13 September 2008
Data Kontrol :
Nama : Ayu Nama Samaran
Usia :
27 tahun
Agama :
Kristen Suku
: Manado
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak ke : 1
Dari :
3 Bersaudara
Pendidikan terakhir : D 3 Tempat Tinggal
: Medan Lama Menjadi Pelacur: 2 Tahun
Universitas Sumatera Utara
A. I. Gambaran Diri Responden I
Responden I dalam penelitian ini adalah Ayu, seorang wanita berusia 27 tahun dan bersuku Manado. Ayu merupakan seorang pelacur high class sejak dua
tahun yang lalu. Peneliti mengenal Ayu dari seorang kerabat keluarga peneliti yang juga mengenal Ayu.
Ayu adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pada awalnya Ayu bertempat tinggal di Jakarta, namun karena Ayu memiliki masalah dalam
keluarganya maka ia pergi ke kota Medan. Awal permasalahan dalam keluarganya inilah sebagai penentu masuknya Ayu kedalam dunia pelacuran high class di kota
Medan. Awalnya Ayu berasal dari sebuah keluarga yang harmonis. Ayah Ayu
merupakan salah seorang pengusaha yang cukup sukses di Jakarta. Sedangkan ibu Ayu adalah seorang ibu rumah tangga. Sekian waktu berjalan, keluarga Ayu
dilihat sebagai keluarga yang cukup harmonis karena jarang sekali muncul sebuah konflik besar dalam keluarga itu.
Konflik muncul dikarenakan terdengar kabar bahwa ayah Ayu berselingkuh dengan wanita lain. Namun kabar tersebut tidak dipercaya oleh Ayu
dan keluarga. Terlebih lagi ibu Ayu merupakan seorang ibu yang tidak memiliki kekuatan didalam kehidupan rumah tangga mereka, sehingga tidak muncul
pemberontakan. Melihat istrinya tidak memberikan respon apa-apa, lama-kelamaan ayah
Ayu semakin berani untuk menunjukkan kepada keluarganya bahwa ia telah memiliki wanita lain selain ibu Ayu. Hal ini lah yang membuat kehidupan
Universitas Sumatera Utara
keluarga Ayu menjadi semakin tidak kondusif. Sering terjadi pertengkaran karena ibu Ayu banyak bertanya-tanya kepada ayah Ayu mengenai kebenaran kabar yang
mengatakan bahwa ayah Ayu berselingkuh dengan lain. Namun ayah Ayu tetap membantah dan semakin marah, sedangkan ibu Ayu malah tidak dapat berbuat
apa-apa. Dua adiknya Ayu yang masih kecil hanya memandang ketakutan melihat
pertengkaran ayah dan ibunya. Ayu yang telah dewasa hanya bisa menemani dan menenangkan ibunya saat sedih. Ayu juga tidak bisa berbuat apa-apa karena
ayahnya yang otoriter dan selalu dominan di dalam keluarga mereka. Keadaan semakin diperparah karena pada suatu hari ayah Ayu pulang
kerumah sambil membawa seorang wanita yang kemudian diperkenalkan oleh ayah Ayu sebagai wanita idaman lain yang akan menggantikan sosok ibunya Ayu.
Melihat itu langsung membuat ibu Ayu yang memang sudah sakit-sakitan semenjak mendengar ayah Ayu berselingkuh menjadi pingsan dan koma sehingga
dibawa kerumah sakit. Pada saat ibu Ayu dibawa kerumah sakit dan dirawat di sana, posisi ibu Ayu digantikan dengan wanita yang merupakan kekasih baru dari
ayah Ayu tersebut. Melihat ibunya yang jatuh pingsan dan koma, Ayu merasa amat terpukul.
Hari-hari dilalui Ayu dengan merawat ibunya dan pulang kerumah sambil mengurus adik-adiknya yang masih kecil. Beberapa hari setelah masuknya ibu
Ayu kerumah sakit, dokter memberi diagnosa bahwa usia ibu Ayu tidak akan lama lagi karena jantung ibu Ayu semakin lama semakin melemah dan tidak kuat untuk
bertahan lama.
Universitas Sumatera Utara
Tak berapa lama, yaitu kira-kira dua minggu kemudian, prediksi dokter yang mengatakan bahwa usia ibu Ayu tidak lama lagi ternyata benar. Ibu Ayu
kemudian meninggal dunia meninggalkan Ayu dan kedua adiknya. Meninggalnya ibu Ayu dan munculnya konflik dalam keluarga, membuat Ayu menjadi sosok
yang labil. Ayu merasa tidak siap untuk menghadapi semua ini. Ia seperti kehilangan sandaran hidup karena ditinggal oleh dua orang yang ia sayangi, ayah
dan ibunya. Ibu Ayu meninggalkan Ayu karena penyakit yang dideritanya sementara ayah Ayu meninggalkan Ayu karena telah memiliki wanita lain sebagai
pengganti ibunya. Walaupun Ayu bertemu dengan ayahnya setiap hari di rumah, namun ia seakan-akan tidak memiliki ayah. Ayahnya kini seutuhnya hanya milik
ibu tirinya saja, karena ayahnya jarang sekali memperhatikan Ayu dan adik- adiknya. Otomatis Ayu di rumah berubah peran, selain menjadi kakak ia juga
menjadi ibu dan ayah untuk adik-adiknya. Ia merasa tidak ada lagi orang lain yang menyayangi dan peduli terhadapnya.
Peneliti mengenal Ayu dari salah seorang keluarga peneliti yang mengenal Ayu. Pertemuan peneliti dengan Ayu pertama kali pada tanggal 10 agustus 2008.
Peneliti telah membuat janji dengan Ayu melalui perantara keluarga peneliti yang mengenal Ayu. Pertemuan itu terjadi pada pukul 11 malam disebuah hotel
berbintang di kota Medan. Pada saat itu peneliti hanya sekedar berkenalan kepada Ayu sambil menanyakan kesediaan Ayu untuk diwawancarai oleh peneliti.
Peneliti juga saat itu berusaha untuk membangun rapport agar Ayu bersedia untuk di wawancarai dan Ayu menjadi lebih terbuka dengan peneliti. Pertemuan itu
Universitas Sumatera Utara
tidak berlangsung lama karena ternyata Ayu telah di booking oleh tamu dan tamunya sudah menunggu disebuah kamar hotel.
Pada saat pertama kali bertemu dengan Ayu, peneliti tidak sempat untuk membuat janji untuk bertemu lagi. Kesepakatan untuk bertemu lagi dengan Ayu
peneliti lakukan melalui SMS. Pertemuan selanjutnya peneliti dengan Ayu terjadi pada tanggal 23 Agustus 2008 pada pukul 1 dini hari. Pada saat itu Ayu baru saja
selesai bertemu dengan salah seorang tamunya. Pertemuan itu terjadi di sebuah restoran di kota Medan. Pada awalnya perbincangan masih kaku dan hanya
berbasa-basi. Namur tak berapa lama kemudian obrolan pun mengalir hingga tidak terasa waktu satu setengah jam telah berlalu.
Pada pertemuan kali ini Ayu cukup kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan peneliti. Ayu terlihat begitu santai dan tidak menjaga jarak dengan
peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk bertanya lebih lanjut. Ia bercerita mengenai bagaimana awalnya ia bisa masuk kedalam dunia pelacuran seperti ini,
apa yang ia rasakan ketika menjadi seorang pelacur dan bagaimana ia menjalani kehidupannya sebagai seorang pelacur. Pada akhir pertemuan pertama, peneliti
juga tidak menyepakati waktu yang tepat untuk bertemu lagi. Hal ini dikarenakan karen jadwal Ayu yang cukup padat karena menerima booking-an dari tamu-
tamunya. Pertemuan berikutnya disepakati juga melalui SMS. Pertemuan itu terjadi
pada tanggal 13 September 2008 disebuah restoran pada pukul 8 malam. Pada pertemuan tersebut peneliti sudah mulai bertanya lebih dalam. Sama seperti
dengan pertemuan pertama, pada pertemuan ini Ayu juga tidak sungkan untuk
Universitas Sumatera Utara
menjawab pertanyaan yang lebih mendalam yang berkisar seputar masalah keluarga yang ia hadapi sebelum terjun kedunia pelacuran. Bagaimana ia
menghadapi saat-saat sulit pada saat ia kehilangan ibunya, melihat ayahnya berselingkuh dan bagaimana ia menjaga adik-adiknya.
Ayu juga cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan seputar pekerjaannya sebagai seorang pelacur. Apa yang ia rasakan ketika sedang melayani tamunya,
bagaimana respon dari lingkungan di sekitanya, keluarganya dan lain sebagainya.
A. 2. Gambaran penderitaan yang dialami responden I