juga bersifat yang tidak mendukung atau tidak memihak. Pernyatan sikap dapat diperoleh dari suatu skala sikap yang merupakan indikator sikap paling dapat
diandalkan. Namun tidak berarti bahwa skala-skala itu selalu dapat dipercaya sepenuhnya dan tepat mencerminkan sikap yang sesungguhnya. Hal itu
disebabkan adanya berbagai faktor yang menghambat penerjemahan sikap individu yang sebenarnya kedalam pernyataan-pernyataan yang terdiri atas
kalimat-kalimat yang maknanya terbatas Azwar, 2003. Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah evaluasi terhadap suatu objek.
Evaluasinya bisa positif atau negatif, dan juga bisa tercampur antara positif dan negatif. Dalam penelitian ini sikap guru terhadap program sertifikasi guru, yaitu
ekspresi positif atau negatif yang ditampilkan guru terhadap program sertifikasi guru.
2. Komponen Sikap
Krech, Cruthchfield, dan Ballachey dalam Sobur, 2003 merumuskan bahwa sikap memiliki 3 tiga komponen. Yaitu, komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen konatif. Komponen kognitif adalah kepercayaan belief seseorang terhadap objek sikap. Belief bergantung pada sistem sikap, yang merupakan
evaluative belief mencakup ciri-ciri menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau tidak menguntungkan, berkualitas baik atau buruk, dan belief
tentang cara merespons yang sesuai dan tidak sesuai terhadap objek. Komponen afektif menunjuk pada emosionalitas terhadap objek. Objek dirasakan sebagai
sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai.
Universitas Sumatera Utara
Dan komponen konatif adalah kecenderungan tindakan seseorang, baik positif
maupun negatif, terhadap objek sikap.
Selanjutnya Mann dalam Azwar, 2003, menyatakan sikap terdiri dari 3 tiga komponen, yaitu:
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat
disamakan dengan pandangan opini terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
Azwar 2003 menyatakan kepercayaan terhadap sesuatu datang dari apa yang telah dilihat atau dari yang telah diketahui. Berdasarkan hal ini kemudian
terbentuk ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan terbentuk akan menjadi dasar pengetahuan
seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu.Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selamanya akurat. Kadang-
kadang kepercayaan itu terbentuk justru karena kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar
paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin mengubah sikap
seseorang. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.
Azwar 2003 menyatakan bahwa reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai sebagai benar dan berlaku bagi
objek termaksud. 3.
Komponen Konatif Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak
atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Menurut Azwar 2003 komponen konatif menunjukkan bagaimana cara berperilaku
sesuai dengan objek sikap yang dihadapi. Asumsinya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan
berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual
Azwar 2003 menyatakan bahwa ketiga komponen diatas adalah selaras dan konsisten. Konsistensi antara kepercayaan kognitif, perasaan afektif, dan
tendensi perilaku konatif menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap. Apabila salah satu diantara ketiga
komponen tersebut tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi mekanisme perubahan sikap.
Komponen tambahan dalam sikap adalah cognitive complexity kompleksitas kognitif, berarti bahwa dalam objek sikap manusia memiliki pikiran dan
keyakinan yang beragam. Tidak semuanya benar, dan bisa saja saling bertolak belakang Taylor, Peplau, dan Sears, 2000. Ahli lain mengemukakan tentang
Universitas Sumatera Utara
komponen tambahan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan tingkah laku. Sikap mempermudah akses terhadap informasi yang relevan dan
menghubungkan semua informasi yang terdapat dalam ingatan Judd, Drake, Downing, dan Krosnick dalam Taylor, Peplau dan Sears, 2000. Komponen lain
adalah bahwa sikap mempermudah seseorang membuat keputusan dengan cepat, karena sikap mengandung informasi yang dibutuhkan dalam membuat pilihan
Sanbonmatsu dan Fazio dalam Taylor, Peplau dan Sears,2000. Dijelaskan oleh Crites, Fabrigar, dan Petty dalam Taylor, Peplau dan Sears,
2000, komponen afektif berisi semua perasaan manusia dan mempengaruhi evaluasi positif atau negatif terhadap suatu objek. Komponen konatif terdiri dari
bagaimana seseorang cenderung bertindak terhadap suatu objek. Komponen kognitif terdiri dari pikiran seseorang tentang objek sikap, termasuk fakta
pengetahuan dan keyakinan. 3 tiga komponen ini tidak selalu berkaitan satu sama lain dan, penting untuk selalu mempertimbangkan ketiganya.
3. Faktor-faktor Pembentukan Sikap