36 tahun 1996 dan melewati rekor tertinggi sebelumnya sebesar dua persen Infofish,
2003. Perkembangan nilai ekspor udang Indonesia sama halnya seperti
perkembangan volumenya yang berfluktuatif, namun nilai ekspor komoditas ini tidak selalu sejalan dengan perkembangan volumenya. Volume udang seperti
yang disebutkan sebelumnya tertinggi pada tahun 2008, akan tetapi nilai ekspor tertingginya justru terjadi pada tahun 2011 yaitu senilai US 1,3 miliar, sedangkan
pada tahun 2008 hanya US 1,1 miliar. Sementara itu, nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar US 948,1 juta. Fenomena ini menunjukkan
bahwa nilai ekspor udang Indonesia secara implisit lebih respon terhadap perubahan harga udang dunia Aisya, et al. 2006.
5.3.2. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa
Uni Eropa UE dengan 27 negara anggota saat ini menjadi pasar terbesar di dunia untuk komoditas perikanan. Penduduk yang diperkirakan mencapai
hampir setengah miliar akan membutuhkan pasokan bahan pangan yang luar biasa. Diperkirakan konsumsi komoditas perikanan selama enam tahun terakhir
mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen Purnomo, 2007a. Salah satu komoditas perikanan Indonesia yang banyak masuk ke Uni Eropa adalah udang.
Perkembangan volume ekspor udang selama 12 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Tahun 2000-
2011. Sumber: KKP 2012, diolah
17,734 20,056
16,140 23,689
26,317 27,775
31,016 28,845 27,834
23,689
13,383 16,659
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000 30,000
35,000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Vo lum
e T
o n
Tahun
37 Produk udang yang diekspor ke Uni Eropa terdiri dari bentuk segar fresh
atau chilled, bentuk beku frozen, dan bentuk olahan preserved baik dalam kemasan kedap udara in airtight containers maupun kemasan tidak kedap udara
in not airtight containers. Volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa
didominasi oleh udang beku dan segar. Uni Eropa setiap tahunnya mengimpor udang tidak kurang dari 300 ribu
ton dan merupakan pasar udang terbesar bersama Jepang dan Amerika Serikat, namun selama periode tahun 2000-2011 Gambar 5, ekspor udang Indonesia ke
Uni Eropa tidak pernah berkontribusi lebih dari 10 persen kebutuhan impor udang Uni Eropa. Meskipun demikian, jika dilihat perkembangan pada periode 1974-
1999, volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa telah menunjukkan peningkatan yang sangat baik, dimana pada periode tersebut meningkat sebesar
2.545,46 persen yaitu dari 0,55 ribu ton menjadi 14,55 ribu ton DKP 2009. Hingga periode 2011 ini, volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa tertinggi
berada pada tahun 2006 yaitu sebesar 31 ribu ton. Importir udang terbesar di pasar Uni Eropa ini adalah Spanyol, Inggris, dan Perancis.
Penurunan volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa dalam lima tahun terakhir ini, menurut Yusuf dan Tajerin 2007 disebabkan oleh melemahnya
harga rata-rata udang di pasar internasional sebagai akibat dari lonjakan produksi, terutama udang vannamae. Disamping itu, banyak muncul berbagai hambatan
perdagangan perdagangan yang bernuansa tarif seperti isu “dumping” dan
hambatan-hambatan nontarif seperti bioterrorism act, traceability, zero tolerance terhadap residu antibiotik, isu lingkungan, dan sebagainya.
VI PENERAPAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI UNI EROPA DAN PENGARUHNYA TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA
6.1. Kebijakan Perdagangan Internasional