20 internasional dikemas dalam kerangka justifikasi ilmiah atau isu-isu global yang
telah disepakati sebelumnya secara universal. Indonesia harus mengikuti semua aturan yang terkandung dalam konvensi-
konvensi tersebut. Kecepatan dan konsistensi merespon kesepakatan dalam konvensi tersebut akan berdampak langsung pada perdagangan internasional
produk-produk perikanan Indonesia.
3.1.3. Kebijakan Perdagangan
Teori dan kebijakan perdagangan internasional merupakan aspek mikro ilmu ekonomi sebab berhubungan dengan masing-masing negara sebagai individu
yang diperlakukan sebagai unit tunggal, serta berhubungan dengan harga relatif suatu komoditas. Dalam arti luas, kebijaksanaan ekonomi internasional adalah
tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan
internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif, kuota, dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal Nopirin, 1999 diacu dalam
Rastikarany, 2008. Kebijakan perdagangan dilakukan sebagai proses proteksi terhadap
produk-produk yang dianggap sebagai penghambat dalam proses perdagangan bebas. Hambatan dalam arus perdagangan ada dua macam, yaitu hambatan yang
bersifat tarif tariff barrier dan hambatan yang bersifat nontarif non tariff barrier
. Hambatan yang bersifat tarif merupakan hambatan terhadap arus barang ke dalam suatu negara yang disebabkan oleh diberlakukannya tarif bea masuk dan
tarif lainnya, sedangkan hambatan yang bersifat nontarif merupakan hambatan terhadap arus barang ke dalam suatu negara yang disebabkan oleh tindakan-
tindakan selain penerapan pengenaan tarif atas suatu barang.
3.1.3.1. Kebijakan Hambatan Tarif Tariff barrier
Tarif adalah pajak yang dikenakan atas barang yang diperdagangkan lintas batas teritorial. Ditinjau dari aspek asal komoditas, ada dua macam tarif yaitu tarif
ekspor export tariff dan tarif impor import tariff. Tarif impor adalah pungutan bea masuk yang dikenakan atas barang impor yang masuk untuk
21 dipakaidikonsumsi habis di dalam negeri. Sedangkan tarif ekspor merupakan
pajak untuk suatu komoditas yang di ekspor Salvatore, 1997. Kebijakan tariff barrier dalam bentuk bea masuk adalah sebagai berikut
Hady, 2004: 1
Pembebanan bea masuk atau tarif rendah antara nol sampai lima persen dikenakan
untuk bahan
kebutuhan pokok
dan vital,
alat-alat militerpertahanankeamanan, dan lainnya.
2 Tarif sedang antara nol sampai dua puluh persen dikenakan untuk barang
setengah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi dalam negeri.
3 Tarif tinggi di atas dua puluh persen dikenakan untuk barang-barang mewah
dan barang-barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok.
Tarif dan bea masuk pada hakekatnya merupakan diskriminatif yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan, antara lain melindungi produk dalam
negeri dari persaingan dengan produk sejenis asal impor, meningkatkan penerimaan negara, mengendalikan konsumsi barang tertentu, dan lain-lain.
Penggunaan tarif bea masuk yang ditujukan untuk melindungi produk dalam negeri sangat besar pengaruhnya terhadap globalisasi ekonomi Rastikarany,
2008.
3.1.3.2. Kebijakan Hambatan Nontarif Non Tariff Barrier
Bentuk hambatan lain yang berbeda dengan pengenaan tarif adalah hambatan nontarif yang berarti hambatan masuk sebuah produk yang bukan
disebabkan karena adanya pengenaan tarif impor, tetapi akibat adanya pelarangan yang dilakukan oleh negaraorganisasi internasional yang menerima komoditas
dari negara lain. Kebijakan non tariff barrier terdiri atas beberapa bagian yaitu: 1
Pembatasan spesifik, terdiri dari larangan impor secara mutlak; pembatasan impor atau quota system; peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk
tertentu; peraturan kesehatan atau karantina, peraturan pertahanan dan keamanan negara; peraturan kebudayaan, perizinan imporimport licenses;
embargo; dan hambatan pemasaran seperti VER Voluntary Export Restraint
, OMA Orderly Marketing Agreement.
22 2
Peraturan Bea Cukai Custom Administration Rules, terdiri dari tata laksana impor tertentu; penetapan harga bea; penetapan forres rate kurs valas dan
pengawasan devisa; consultan formalities; packaginglabelling regulation; documentation hended; quality and testing standard;
pungutan administrasi fees
; dan tariff classification. 3
Partisipasi pemerintah, terdiri dari kebijakan pengadaan pemerintah; subsidi dan insentif ekspor; countervailing duties; domestic assistance programs; dan
trade-diverting. 4
Import charges, terdiri dari import deposits; supplementary duties; dan variable levies.
Menurut Koo dan Kennedy 2005, beberapa negara menggunakan bermacam kebijakan perdagangan tarif dan nontarif untuk melindungi industri
yang tidak efisien. Hal ini berlaku pada pertanian. Rata-rata tarif untuk produk pertanian tiga puluh persen lebih besar daripada untuk produk industri enam
persen. Tarif adalah pajak yang dibebankan pemerintah untuk suatu komoditas sebagai batas garis nasional. Tarif digunakan untuk melindungi ekonomi domestik
dari kompetisi luar negeri. Hambatan nontarif bisa mengandung rintangan dengan angka yang besar
selain tarif, seperti kebijakan, peraturan, dan prosedur yang mempengaruhi perdagangan. Hambatan nontarif yang paling banyak digunakan untuk mengontrol
impor pertanian yaitu Koo dan Kennedy, 2005: 1 pembatasan kuantitatif dan pembatasan sepesifik sejenis misalnya kuota, voluntary export restraints, dan
kartel internasional; 2 beban nontarif dan kebijakan yang berhubungan mempengaruhi impor misalnya kebijakan antidumping dan kebijakan
countervailing ; 3 kebijakan umum pemerintah yang membatasi misalnya
kebijakan kompetisi dan penetapan perdagangan; 4 prosedur umum dan kegiatan administrasi misalnya prosedur evaluasi dan prosedur perizinan; dan
5 hambatan teknis peraturan dan standar kualitas kesehatan dan sanitasi, keamanan, peraturan dan standar industrial, dan peraturan pengemasan dan
pelabelan.
23
3.1.4. Analisis Kebijakan