Pokok Fungsional Penunjang Kondisi dan potensi pengembangan kepelabuhanan perikanan di Kabupaten Subang

Tabel 15 Jenis – jenis fasilitas tersedia di Pelabuhan perikanan Kabupaten Subang tahun 2009 Jenis fasilitas Pelabuhan Perikanan 1 2 3 4 5 6 7

1. Pokok

a. Breakwater x x X X X x X b.Turap x x X X X X X c. Dermaga x x x x x x X d. Kolam pelabuhan x x x x x x X

2. Fungsional

a. TPI x x x X X X X b. Pasar ikan - - - X - - X c. Air bersih x - - X x X - d. Pabrik es x - - X - - - e. SPBNSPDN - x x X x - - f. Listrik x x x x x X X g. Bengkel x - - X - - - h. Alat angkut ikan x x x X x X X

3. Penunjang

a. Kantor syahbandar x X x X X x X b.Kantor pengelola PP x X x X X x X c.Perumahan nelayan - - - X - - - d.Pertokoan X X x X X x X e. Masjid x - - x - - - Keterangan : 1. PPI Rawameneng 3. PPI Mayangan 5. PPP Muara Ciasem 7. PPI Cirewang 2. PPI Patimban 4. PPP Blanakan 6. PPI Cilamaya Girang X = fasilitas tersedia - = fasilitas tidak tersedia Sumber: Anonymous, 2009 b 1 Fasilitas Pokok Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar atau utama yang diperlukan dalam melakukan aktivitas perikanan di pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal sewaktu berlayar, keluar masuk maupun hendak tambat labuh di area pelabuhan. Fasilitas pokok yang terdapat di pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang antara lain terdiri dari breakwater, turap, dermaga, dan kolam pelabuhan. a. Breakwater Breakwater atau lebih dikenal dengan istilah pemecah gelombang merupakan suatu fasilitas yang harus dimiliki oleh sebuah pelabuhan perikanan. Fasilitas ini berfungsi untuk menghalau ombak sehingga arus air yang tercipta di kolam pelabuhan menjadi lebih tenang. Kondisi arus yang tenang ini diperlukan untuk mencegah terjadinya tabrakan antar kapal yang sedang tambat labuh di area kolam pelabuhan. Keberadaan fasilitas ini dapat ditemui di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. b. Turap Turap atau reveatment merupakan bangunan pantai yang digunakan untuk melindungi pantai terhadap gelombang dan arus laut yang berpotensi merusak atau menyebabkan sedimentasi. Keberadaan fasilitas ini dapat dijumpai pada seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. c. Dermaga Fasilitas ini dapat ditemui di seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Keberadaan fasilitas ini sangat vital mengingat fungsinya selain sebagai tempat untuk bertambat dan berlabuhnya kapal, tempat mengisi bahan perbekalan untuk melaut, juga sebagai tempat untuk kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. d. Kolam pelabuhan Fasilitas ini juga dimiliki oleh seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Kolam pelabuhan merupakan suatu area lokasi perairan tempat masuknya kapal yang akan bersandar di dermaga Lubis, 2006. Selain untuk tempat tambat-labuh kapal, area kolam pelabuhan juga digunakan sebagai tempat untuk memutar turning basin kapal. 2 Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang terdiri dari tempat pelelangan ikan TPI, pasar ikan, air bersih, pabrik es, SPDN, listrik, bengkel perbaikan, dan alat angkut ikan. Namun tidak semua fasilitas tersebut ada di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang; sebagaimana digambarkan sebagai berikut: a. Tempat pelelangan ikan TPI Tempat pelelangan ikan TPI merupakan tempat berinteraksi langsung antara nelayan dan pedagang dalam hal pemasaran hasil tangkapan melalui pelelangan. Pengelolaan TPI dilakukan langsung oleh KUD, diatur dalam Perda Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa penyelenggara pelelangan ikan harus memiliki izin dari gubernur dan diberikan kepada KUD Mina yang memenuhi syarat. Sehingga walaupun pelabuhan perikanan berada di bawah dinas kelautan dan perikanan namun pelabuhan perikanan tidak memiliki wewenang dalam mengatur penyelenggaran sebuah pelelangan di TPI. Tujuan dibangunnya TPI adalah untuk mengupayakan stabilitas dan peningkatan harga ikan melalui aktivitas pelelangan ikan yang dapat menciptakan keseimbangan harga jual bagi nelayan maupun bakul. Secara keseluruhan pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang memiliki unit TPI masing-masing. Keberadaan TPI ini berfungsi sebagai sarana untuk pelelangan ikan yang nantinya akan diambil retribusinya sebagai pemasukan bagi daerah dan sebagian kembali ke pelabuhan tersebut. Namun pemakaian fasilitas ini diduga semakin menurun, hal ini dikarenakan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di Kabupaten Subang cenderung menurun Tabel 8, Subsubbab 4.2.1. b. Pasar ikan Pasar ikan adalah tempat bertransaksinya penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi kesepakatan harga. Pasar ikan sengaja dibangun untuk melayani kebutuhan eceran para konsumen yang ingin membeli ikan segar yang baru didaratkan dan dilelang di TPI. Umumnya pihak penjual di pasar ikan tersebut adalah para bakul atau pengumpul kecil, dan pihak konsumennya adalah masyarakat sekitar pelabuhan. Keberadaan pasar ikan tidak dapat dijumpai di seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Pelabuhan Perikanan Pantai Blanakan dan Cirewang merupakan PPI yang memiliki unit fasilitas pasar ikan di lingkungannya. Pangkalan pendaratan ini telah memfasilitasi masyarakat nelayannya dalam pemenuhan kebutuhan ikan melalui penyediaan pasar ikan. Diharapkan juga melalui pasar ikan yang telah ada mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan harga yang murah untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di sekitar pelabuhan. c. Air bersih Instalasi air bersih merupakan salah satu fasilitas yang terkait dengan produksi hasil tangkapan yang didaratkan. Keberadaan fasilitas ini sangat vital peranannya selain digunakan untuk kebutuhan hidup orang banyak, air bersih ini juga dibutuhkan untuk membersihkan ikan hasil tangkapan yang akan maupun telah dilelang agar tidak terkontaminasi dengan darah ikan lainnya maupun kotoran sehingga mutu ikan tersebut tetap terjaga. Saat ini perkembangan fasilitas instalasi air bersih di Kabupaten Subang cenderung memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan. Ketersediaan fasilitas air bersih hanya terdapat di empat pelabuhan perikanan saja yaitu PPI Rawameneng, PPP Blanakan, PPP Muara Ciasem dan PPI Cilamaya Girang. d. Pabrik es Pelayanan penyediaan kebutuhan es di suatu unit pelabuhan perikanan dapat difasilitasi melalui keberadaan pabrik es. Hanafiah dan Saefuddin 2006 mengatakan bahwa, fasilitas seperti pabrik es sangat diperlukan di tempat pendaratan ikan, karena es digunakan untuk mempertahankan kesegaran ikan setelah ikan ditangkap, pada saat proses pendaratan serta dalam proses pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran. Namun tidak semua unit pelabuhan perikanan mampu untuk membangun pabrik es di wilayahnya. Hal ini dapat disebabkan oleh hasil tangkapan yang didaratkan sangat sedikit dan hasilnya tidak menentu. Oleh karena itu kondisi tersebut dapat disiasati dengan pembangunan depot-depot penyediaan es. Depot es merupakan tempat penyimpanan sementara balok-balok es sebelum disalurkan kepada nelayan. Suplai es dapat diperoleh melalui pabrik es terdekat. Keberadaan pabrik es tidak dapat dijumpai di setiap pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Pabrik es hanya terdapat di PPI Rawameneng dan PPP Blanakan. Pemenuhan kebutuhan es untuk PPI lainnya yaitu PPI Patimban, PPI Mayangan, PPI Cilamaya Girang, dan PPI Cirewang, berdasarkan wawancara diketahui bahwa biasa dilakukan di luar PPI seperti di daerah Pamanukan dan Eretan. Namun berbeda dengan PPP Muara Ciasem walaupun tidak memiliki pabrik es sendiri, pelabuhan ini telah mampu menjaga kebutuhan esnya dengan membangun depot es di lingkungan pelabuhannya. Suplai es untuk kebutuhan PPP Muara Ciasem didatangkan dari PT. Tirta Ratna yang berlokasi di PPP Blanakan. e. Solar Packed Dealer Nelayan Solar packed dealer nelayan SPDN di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang merupakan salah satu unit usaha yang dikelola oleh KUD. Unit usaha SPDN merupakan bentuk bantuan dari DKP pusat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Subang, BP – MIGAS dan Pertamina. Tujuan didirikannya SPDN ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nelayan akan bahan bakar minyak, khususnya solar dengan harga yang murah. Keberadaan SPDN ini tidak sepenuhnya mampu difasilitasi oleh seluruh PPI di Kabupaten Subang. Berdasarkan data pada Tabel 15 diketahui bahwa hanya empat pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang yang telah memiliki fasilitas SPDN yaitu PPI Patimban, PPI Mayangan, PPP Blanakan dan PPP Muara Ciasem. f. Listrik Fasilitas ini dapat dijumpai di seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Fasilitas ini berfungsi selain sebagai penerang di malam hari, fasilitas ini juga diperlukan dalam pembekuan es. g. Bengkel Bengkel adalah tempat perbaikan dan perawatan mesin kapal. Letak bengkel tersebut sebaiknya berada di dalam kawasan pelabuhan perikanan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi nelayan dalam penggunaan fasilitas ini. Nelayan di Kabupaten Subang apabila ingin melakukan perbaikan kapal biasanya akan melakukannya di PPP Blanakan dan PPI Rawameneng. Hal ini dikarenakan tidak semua pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang memiliki fasilitas perawatan berupa bengkel. h. Alat angkut ikan Fasilitas alat angkut ikan dapat dijumpai di seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Fasilitas ini diperlukan dalam proses pembokaran hasil tangkapan yang didaratkan menuju TPI sebelum pelelangan dilakukan.

3 Penunjang

Fasilitas penunjang di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang terdiri dari kantor syahbandar, kantor pengelola pelabuhan, perumahan nelayan, pertokoan dan pujasera, rumah ibadah. namun tidak semua fasilitas tersebut ada di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang; sebagaimana digambarkan sebagai berikut: a. Kantor Syahbandar Pengelolaan kantor syahbandar berada di bawah Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Tugas pokok syahbandar ini adalah melakukan pemeriksaan terhadap peralatan keselamatan kapal, pengukuran dan pendaftaran kapal, pengawakan dan tertib bandar, pencegahan pencemaran laut, serta kegiatan jasa maritim. Pembangunan kantor syahbandar di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang dapat digolongkan telah merata Tabel 15. Setiap kapal penangkap ikan yang memasuki pelabuhan perikanan harus menyerahkan semua dokumen-dokumen kepada syahbandar untuk diperiksa dan disimpan. Dokumen tersebut antara lain Surat Ukur, Grosse Akte, Pas Tahunan, Sertifikat Kelaiklautan dan Pengawakan, serta Pas Kecil Kapal Penangkap Ikan Anonymous, 1978. b. Kantor pengelola pelabuhan perikanan Fasilitas kantor pengelola pelabuhan perikanan digunakan untuk melaksanakan tugas administrasi untuk kelancaran operasional pelabuhan perikanan. Selain itu fasilitas ini juga melayani keluhan-keluhan dari nelayan yang disampaikan melalui pihak KUD ataupun UPT. Fasilitas perkantoran ini dapat dijumpai pada seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. c. Perumahan nelayan Perumahan nelayan merupakan fasilitas yang diberikan kepada nelayan oleh pihak pelabuhan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Fasilitas perumahan ini biasanya berupa rumah yang disewakan atau dikontrakkan kepada nelayan lokal maupun nelayan pendatang. Fasilitas perumahan nelayan ini hanya terdapat di PPP Blanakan. Perumahan nelayan yang terdapat di PPP Blanakan meliputi 150 unit rumah dengan type 36120. Perumahan tersebut dibangun diatas areal lahan seluas 52.500 m². Kepemilikan rumah nelayan tersebut adalah melalui kredit yang wajib disetorkan melalui KUD Mina Fajar Sidik Kurniawan, 2009 d. Pertokoan Fasilitas pertokoan merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh nelayan ketika melakukan operasi penangkapan. Melalui fasilitas ini nelayan dapat memenuhi kebutuhan logistiknya selama melakukan operasi penangkapan. Fasilitas pertokoan yang terdapat di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang antara lain meliputi toko bahan alat perikanan, warung kebutuhan pokok, hiburan dan rumah makan. Keberadaan fasilitas ini dapat ditemui di seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang yaitu pada PPI Rawameneng, PPI Patimban, PPI Mayangan, PPP Blanakan, PPP Muara Ciasem, PPI Cilamaya Girang, dan PPI Cirewang. e. Masjid Masjid dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rohani para pengguna di pelabuhan. Namun sangat disayangkan jumlah masjid yang tersedia hingga saat ini baru berjumlah dua unit yaitu pada pada PPP Blanakan dan PPI Rawameneng. Selain berbagai fasilitas yang disebutkan di atas Tabel 15 terdapat juga fasilitas lain yang sangat vital peranannya dan berfungsi untuk meningkatkan nilai guna pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Fasilitas tersebut adalah fasilitas penghubung yang menghubungkan antara pelabuhan perikanan dengan komunnitas konsumen yang berada di luar pelabuhan perikanan. Fasilitas tersebut terdiri dari jalan, drainase, dan jembatan. Pada dasarnya fasilitas penghubung di pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang masih dapat digunakan hingga saat ini. Namun seiring dengan berkembangnya pelabuhan perikanan tersebut maka perawatan dan penambahan fasilitas penghubung ini mutlak dilakukan agar tidak mengganggu kelancaran akses bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan kawasan pelabuhan perikanan.

5.2.2 Aktivitas kepelabuhanan perikanan

Kemajuan suatu pelabuhan perikanan dapat dilihat dari ada tidaknya serangkaian aktivitas yang terjadi di dalamnya. Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya merupakan pusat kegiatan ekonomi perikanan baik ditinjau dari aspek pendaratan dan pembongkaran ikan maupun pengolahan, pemasaran dan pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Keseluruhan aktivitas ini saling terkait satu dengan yang lainnya dengan bahan baku yang yang sama yaitu ikan hasil tangkapan yang didaratkan. Aktivitas kepelabuhanan perikanan yang terdapat di Pelabuhan perikanan Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Aktivitas kepelabuhanan perikanan di pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang tahun 2009 Jenis aktivitas Pelabuhan Perikanan 1 2 3 4 5 6 7 1. Pendaratan dan pembongkaran X X X X X x x 2. Penyediaan kebutuhan melaut X X X X X x x 3. Pemasaran X X X X X x x 4. Pengolahan X X X X X x x Keterangan : 1. PPI Rawameneng 3. PPI Mayangan 5. PPI Muara 7. PPI Cirewang 2. PPI Patimban 4. PPP Blanakan 6. PPI Cilamaya Girang X = fasilitas tersedia - = fasilitas tidak tersedia Sumber: Sumber: Anonymous, 2010 b data diolah kembali Rangkaian aktivitas yang terjadi di beberapa pelabuhan perikanan Kabupaten Subang terdiri atas aktivitas pendaratan dan pembongkaran, pengolahan, dan pemasaran. Keseluruhan jenis aktivitas tersebut telah berjalan di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas yang berkaitan dengan keberlangsungan aktivitas tersebut telah dimanfaatkan oleh pelabuhan tersebut. Aktivitas pendaratan dan pembongkaran ikan dilakukan oleh nelayan dengan baik karena tersedia dermaga. Selain itu juga aktivitas pendaratan dan pembongkaran ikan memerlukan pelayanan penyediaan es dan atau garam untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan. Aktivitas penyediaan kebutuhan melaut telah dimiliki oleh seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Hal ini ditunjukkan oleh adanya unit pertokoan pujasera yang ada hampir di setiap pelabuhan perikanan Tabel 13. Unit pertokoan pujasera ini biasanya menjual kebutuhan logistik nelayan seperti beras, sayur, mie instan, dan kebutuhan lainnya. Selain itu juga unit pertokoan dan pujasera ini juga melayani kebutuhan lain seperti yang berhubungan dengan perbaikan alat tangkap nelayan yang rusak. Aktivitas pemasaran hasil tangkapan didaratkan terutama melalui pelelangan ikan merupakan kegiatan utama yang sangat diandalkan dalam memenuhi salah satu fungsi pelabuhan perikanan. Dalam pelaksanaannya, KUD sebagai penyelenggara pelelangan ikan berpedoman pada Perda Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2005 dan hasil keputusan rapat anggota. Seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang melakukan aktivitas pemasaran hasil tangkapan yang didaratkan melalui kegiatan pelelangan. Salah satu contoh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang yang melakukan pelelangan adalah PPP Muara Ciasem. Proses pelelangan di TPI ini hampir sama dengan pelelangan di TPI-TPI pelabuhan perikanan lainnya di Kabupaten Subang pada umumnya. Ikan hasil tangkapan yang didaratkan disusun berdasarkan jenisnya pada masing-masing basket. Setelah semua ikan disusun maka pelelangan dimulai. Proses pelelangan di TPI PPP Muara Ciasem dipimpin oleh seorang juru lelang dari pihak TPI, dalam hal ini berasal dari pihak Muara Ciasem dan dihadiri oleh juru catat, peserta lelang dan nelayan pemilik ikan. Juru lelang akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk tiap jenis ikan per tumpukan melalui alat pengeras suara. Harga penawaran awal disesuaikan dengan harga pasaran ikan pada saat itu, kemudian meningkat sampai tercapai harga penawaran tertinggi dari calon pembeli dengan cara mengacungkan tangan sebagai tanda setuju dengan harga yang ditawarkan. Setelah terjadi kesepakatan harga, ikan akan langsung diangkut oleh pemenang lelang. Selama proses pelelangan, nelayan pemilik akan mencatat jenis ikan, jumlah tumpukan ikan, harga ikan per tumpuk dan nama pemenang lelang. Setelah selesai pelelangan catatan tersebut akan diberikan kepada petugas TPI, yaitu juru catat untuk dibuatkan karcis lelang. Karcis lelang ini dibuat 3 rangkap, satu untuk pemenang lelang, satu untuk nelayan dan satu lagi untuk arsip pihak TPI. Para pemenang lelang akan menyetorkan sejumlah uang atas pembelian ikannya ditambah retribusi lelang sebesar 3 dari total pembelian kepada kasir TPI untuk mendapat karcis sebagai tanda lunas pembayaran. Setelah semua pemenang lelang menyelesaikan pembayarannya kepada kasir TPI, pihak TPI akan membayarkannya kepada nelayan pemilik setelah dipotong retribusi lelang sebesar 2 dari total penjualan dan nelayan mendapat karcis lelang sebagai tanda terima uang Indrianto, 2006. Kegiatan pelelangan ini merupakan salah satu sumber penghasilan baik untuk KUD maupun untuk Kabupaten Subang. Adapun kegiatan lain yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi pelabuhan perikanan adalah aktivitas perbengkelan. Namun sangat disayangkan kegiatan ini terbatas hanya pada beberapa pelabuhan saja yaitu PPP Blanakan dan PPI Rawameneng Tabel 15. Keberadaan fasilitas di unit pelabuhan perikanan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelabuhan perikanan tersebut. Peningkatan kinerja ini berkaitan dengan pemanfatan fasilitas yang mendukung aktivitas. Oleh karena itu, keberadaan fasilitas dan aktivitas yang terjadi saling terkait satu sama lain. Pada dasarnya fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan perikanan adalah sama dengan fasilitas yang dimiliki oleh pangkalan pendaratan ikan, hanya kapasitas fasilitasnya saja yang berbeda Lubis Pane, 2006. Selanjutnya Lubis Et all, 2005 bahwa berdasarkan pada kepentingannya terhadap kebutuhan pengoperasian suatu pelabuhan perikanan secara ideal maka terdapat 9 unsur yang termasuk dalam kategori fasilitas yang “mutlak diperlukan” atau “vital” yakni : 1 dermaga pendaratan ikan dan muat, 2 Kolam pelabuhan, 3 Sistem rambu-rambu, 4 TPI, 5 Pabrik es, 6 Tangki dan Instalasi air, 7 Tempat penyediaan bahwa bahan bakar, 8 Bengkel reparasi kapal, 9 Kantor administrasi. Tabel 17 Profil fasilitas di ketujuh pelabuhan perikanan Kabupaten Subang tahun 2009 Fasilitas Pelabuhan Perikanan 1 2 3 4 5 6 7

1. Pokok