Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pengelolaan dan Output Pelabuhan Perikanan

untuk mempertahankan kemunduran mutu hasil tangkapan. Pengolahan hasil tangkapan juga berfungsi agar hasil tangkapan dapat dipertahankan seperti saat musim dimana harga ikan menjadi murah dan saat paceklik harga ikan menjadi mahal. Menurut Lubis 2006, jenis olahan yang umumnya terdapat di pelabuhan perikanan Indonesia kecuali PPS Nizam Zahman Jakarta, masih bersifat tradisional dan kiranya belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik antara lain jenis pengolahan pengasinan dan pemindangan. Jenis industri olahan lainnya yang sering dijumpai di lingkungan luar pelabuhan seperti pengalengan ikan, kerupuk dan terasi. Beberapa perusahaan di Pelabuhan Nizam Zachman, telah memodernisasi penanganan dan pengolahan ikannya yang memungkinkan dipatuhinya norma-norma higienis internasional untuk tujuan ekspor. Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai awal dari kegiatan distribusi dan pengolahan ikan, sehingga untuk memenuhi fungsi ini, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan fasilitas pelelangan, tempat untuk usaha pengepakan ikan basah, pengolahan, gudang dingin, dan gudang beku. Tersedia pula lapangan parkir yang cukup luas untuk memperlancar pengiriman Ilyas, 1983.

2.2 Pengelolaan dan Output Pelabuhan Perikanan

Kinerja pelabuhan perikanan sangat dipengaruhi oleh input pelabuhan itu sendiri. Selanjutnya input tersebut akan mengalami proses untuk menghasilkan produkoutput. Tingkat keberhasilan proses yang terjadi salah satunya dipengaruhi oleh pengelolaan pelabuhan perikanan itu sendiri.

2.2.1 Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

Suatu pelabuhan perikanan haruslah memperhatikan pengorganisasian dan pengelolaan dengan baik agar pengoperasian dapat berjalan sesuai fungsinya. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu rincian kegiatan-kegiatan yang dikelola oleh suatu pelabuhan dan kesiapan dalam mengelola kegiatan dan fasilitas yang ada. Berhasilnya pengelolaan suatu pelabuhan antara lain bergantung kepada pelaku-pelaku yang ada di pelabuhan, misalnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusianya, adanya hubungan baik antara pengelola pelabuhan, pedagang, nelayan, pengolah dan buruh. Pelaku-pelaku tersebut harus dapat bekerja secara profesional, bekerja sama dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Pada dasarnya terdapat empat tipe pengelolaan pelabuhan, dimana masing- masing tipe mempunyai pola yang berbeda menurut Lubis 2006 yaitu: 1 Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah Pemerintah daerah merupakan pengelola pelabuhan sekaligus pemiliknya. Biaya pengoperasian pelabuhan dapat ditunjang oleh pemerintah daerah tidak terkecuali dalam hal-hal tertentu seperti perbaikan dan perluasan dermaga ada juga bantuan finansial dari pemerintah pusat. 2 Pengelolaan oleh Perusahaan Umum Semi Publik Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh perusahaan umum yang dipercayakan oleh pemerintah setempat. Pelayanan umum dapat porsi yang layak dalam pengelolaan tipe ini. Anggaran tidak lagi merupakan bagian anggaran pemerintah daerah tapi dari pelabuhan sendiri. 3 Pengelolaan oleh Pemerintah Pusat Pengelola dan pemilik pelabuhan ini adalah pemerintah pusat. Fasillitas yang ada sifatnya milik umum dan dikelola oleh wakil-wakil yang ditunjuk pemerintah pusat dan bertanggung jawab langsung kepadanya. 4 Pengelolaan oleh Swasta Infrastruktur dibangun oleh perusahaan swasta sendiri atau sebagian mendapatkan bantuan pembiayaan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Pelabuhan ini dikelola oleh suatu perusahaan swasta atau satu grup swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan semata- mata, dalam hal ini kepentingan umum terabaikan, hanya pelayanan atau kegiatan yang memberikan keuntungan saja dilakukan sedangkan kegiatan yang tidak menguntungkan meskipun diperlukan oleh masyarakat tidak dilakukan

2.2.2 Output Pelabuhan Perikanan