Produksi dan Nilai Produksi Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Subang

6. OUTPUT PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN SUBANG

Tersediaanya prasarana pelabuhan perikanan mempunyai arti yang sangat penting dalam usaha menunjang peningkatan produksi perikanan laut. Hal tersebut dikarenakan pelabuhan perikanan merupakan tempat pendaratan, pengolahan, pemasaran dan pendistribusian hasil tangkapan ikan yang ada. Secara singkat, pelabuhan perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran Lubis, 2006. Output pelabuhan perikanan yang terjadi di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang dapat dilihat sebagai berikut;

6.1 Produksi dan Nilai Produksi Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Subang

Produksi dan nilai produksi hasil tangkapan didaratkan di suatu pelabuhan perikanan dapat dijadikan salah satu tolok ukur keberhasilan pengelolaan suatu pelabuhan perikanan. Produksi yang dimaksud adalah hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan yang tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nelayan, kebutuhan penelitian, maupun kegiatan khusus lainnya seperti sport fishing, melainkan untuk dilelang. Hasil tangkapan yang telah dilelang selanjutnya akan memberikan pemasukan bagi pemerintah daerah melalui KUD sebagai pihak pengelola TPI dan pelabuhan perikanan yang diberikan ijin serta kewenangan untuk menyelenggarakan aktivitas di setiap wilayah pelabuhan perikanan, sehingga diharapkan pemasukan tersebut dapat digunakan untuk pengelolaan dan pengembangan pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. 1 Volume dan nilai produksi menurut pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten yang sedang berkembang memiliki tujuh unit pelabuhan perikanan di wilayahnya. Ketujuh pelabuhan perikanan tersebut apabila dikelola secara bijaksana tentunya akan dapat memberikan keuntungan finansial berupa Pendapatan Asli Daerah PAD bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang. Data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa, pada tahun 2009 terjadi penurunan hasil tangkapan di Kabupaten Subang. Selama periode tahun 1998 - 2009 hanya sekali terjadi penurunan produksi dan nilai produksi hasil tangkapan yaitu pada tahun 2009. Terjadi selisih hasil tangkapan yang cukup jauh antara masing-masing pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. Tabel 21 Volume produksi dan nilai produksi serta rasio nilai produksi terhadap hasil tangkapan didaratkan di seluruh pelabuhan perikanan Kabupaten Subang tahun 2009 Pelabuhan Perikanan Volume ton Nilai Produksi Rp 1000 Rasio NPP Rpkg 1. PPI Rawameneng 95,9 763.828 7.960 2. PPI Patimban 152,1 710.906 4.671 3. PPI Mayangan 20,3 110.183 5.422 4. PPP Blanakan 2.882,9 16.653.019 5.777 5. PPP Muara Ciasem 916,5 6.415.743 7.000 6. PPI Cilamaya Girang 31,8 421.626 13.241 7. PPI Cirewang 14,3 98.526 6.879 Jumlah 4.114.067 25.173.831 50.949 Rata-rata 587.723,86 3.596.261,571 7.278 Sumber: Anonymous, 2010 b data diolah kembali Pelabuhan Perikanan Pantai Blanakan melalui KUD Fajar Sidik sebagai pengelola TPI, pada tahun 2009 memproduksi sebanyak 2.882.900 kg ikan hasil tangkapan dengan jumlah nilai produksi mencapai Rp16.653.019.000,00. Pelabuhan Perikanan Pantai Blanakan merupakan daerah sentra penghasil ikan utama di Kabupaten Subang. Selanjutnya PPP Muara Ciasem melalui KUD Mina Bahari, pada tahun yang sama hanya menghasilkan 916.531 kg ikan hasil tangkapan dengan nilai produksi sebesar Rp 6.415.743.000,00 atau berada di urutan kedua Pelabuhan perikanan Kabupaten Subang. KUD Sinar Agung sebagai pengelola TPI di PPI Cirewang hanya mampu menghasilkan 14.323 kg ikan hasil tangkapan untuk dilelang pada tahun 2009 dengan nilai produksi Rp 98.526.000,00 berada di urutan terakhir Tabel 21. Dari seluruh PPP dan PPI yang ada, rasio NPP tertinggi adalah PPP Cilamaya Girang. Hal ini diduga ikan- ikan yang ada banyak yang bernilai ekonomis tinggi. 2 Jenis hasil tangkapan Jenis hasil tangkapan yang didaratkan di Kabupaten Subang sangat beragam. Hasil tangkapan tersebut dikategorikan sebagai hasil tangkapan dominan yang didaratkan di seluruh TPI yang ada di Kabupaten Subang dan hasil tangkapan ekonomis penting yang didaratkan tidak di seluruh TPI yang ada di Kabupaten Subang. Hasil tangkapan yang dominan didaratkan di ketujuh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang adalah ikan kembung, peperek, udang jerbung, udang dogol, cumi-cumi, selar, kuro, kakap hitam, belanak, dan tigawaja. Jenis ikan hasil tangkapan tersebut tidak seluruhnya termasuk ke dalam kategori hasil tangkapan ekonomis penting Anonymous, 2009. Tabel 22 Jenis hasil tangkapan ekonomis penting per pelabuhan di Kabupaten Subang tahun 2009 PP Jenis hasil tangkapan Kerapu ton Tenggiri ton Bawal ton Kakap hitam ton Pari ton Udang ton Ekor kuning ton Jumlah ton 1 - - - 3,7 - 65,3 - 69,0 2 - 27,3 31,3 40,2 6,5 389,2 - 494,5 3 3,4 67,3 21,7 10,7 43,4 154, 3 - 146,5 4 56,1 409,4 194,1 107,8 415,1 487,5 76,8 1746,8 5 19,9 144,9 68,7 38,2 146,9 172, 2 27,2 445,8 6 25,9 38,3 - 6,3 14,3 75,2 - 160,0 7 - - - 4,1 21,1 87,1 - 112,3 Keterangan: 1. PPI Rawameneng 4. PPP Blanakan 7. PPI Cirewang 2. PPI Patimban 5. PPP Muara Ciasem PP = Pelabuhan Perikanan 3. PPI Mayangan 6. PPI Cilamaya Girang Sumber: Anonymous, 2009 b Beberapa jenis hasil tangkapan yang tergolong ikan ekonomis penting adalah kerapu, tenggiri, bawal, kakap hitam, pari, ekor kuning, dan udang. Keseluruhan hasil tangkapan tersebut tidak didaratkan seluruh TPI yang ada di Kabupaten Subang namun hanya di beberapa TPI saja yaitu di TPI PPP Blanakan, PPP Muara Ciasem, PPI Patimban, PPI Mayangan dan PPI Cilamaya Girang Tabel 22. Jumlah hasil tangkapan ikan ekonomis penting yang terbanyak didaratkan di PPP Blanakan dengan jumlah 1746,80 ton. Selanjutnya diikuti oleh PPI Patimban dan PPP Muara Ciasem dengan jumlah berturut-turut adalah 494,50 ton dan 445, 80 ton. 3 Rasio NPP per jenis ikan Rasio NPP adalah perbandingan nilai produksi terhadap produksi pada suatu waktu tertentu. Rasio ini merupakan suatu indikator bagi harga jual ikan hasil tangkapan yang didaratkan di suatu pelabuhan pada waktu tertentu Pane, 2010. Rasio tersebut bukan merupakan harga riil ikan yang terjual pada saat transaksi penjual dan pembeli pelelangan. Harga riil yang terjadi adalah harga yang tercatat pada saat transaksi tersebut berlangsung. Tidak terdapat data harga riil di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang, oleh karena itu digunakan pendekatan rasio NPP di atas untuk menduga harga jualnya. Ikan dan produk hasil perikanan memiliki sifat cepat atau mudah rusak perishable dan sangat cepat mengalami kemunduran mutu sehingga akan berpengaruh terhadap harga ikan yang akan cenderung mengalami penurunan baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen. Harga ikan di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang mengalami fluktuasi yang diindikasikan dengan tidak stabilnya nilai rasio NPP. Gambar 12 Histogram rasio nilai produksi terhadap produksi NPP hasil tangkapan didaratkan di seluruh PPI Kab. Subang tahun 2009 7.960 60 4.671 35 5.422 41 5.777 44 7.000 53 13.241 100 6.879 52 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 R asio NP P R p k g Pelabuhan Perikanan Grafik pada Gambar 6 memperlihatkan bahwa rasio NPP untuk ikan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang pada tahun 2009 mengalami fluktuasi. Nilai rasio NPP tertinggi terjadi di PPI Cilamaya Girang dengan nilai rasio NPP Rp13.240,8 ditetapkan sebagi nilai indeks 100. Nilai rasio NPP terendah dimiliki oleh PPI Patimban dengan rasio Rp 4.671,3 35. Volume hasil tangkapan didaratkan yang tertinggi di PPP Blanakan 2.882, 9 ton hanya menghasilkan nilai rasio NPP Rp 5.776,5. Hal ini sangat bertolak belakang dengan PPI Cilamaya Girang dengan volume produksi pada tahun yang sama sebesar 31,843 ton urutan kelima namun mampu menghasilkan nilai rasio NPP tertinggi yaitu Rp 13.240,8. Tingginya nilai rasio NPP yang ada di PPI Cilamaya Girang menunjukkan bahwa harga jual ikan di PPI Cilamaya Girang adalah relatif lebih tinggi daripada di PPP Blanakan dan di pelabuhan lainnya di Kabupaten Subang. Faktor harga jual yang tinggi ini selain dipengaruhi oleh jenis hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tinggi yang tersedia di PPI Cilamaya Girang juga diduga dikarenakan lebih baiknya kondisi pemasaran ikan di PPI Cilamaya Girang dibandingkan di pelabuhan perikanan lainnya. Dapat dikatakan bahwa PPI Cilamaya Girang memiliki kondisi pemasaran ikan terbaik di Kabupaten Subang. Berdasarkan gambaran kondisi pemasaran di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Subang melalui DKP Kabupaten Subang sudah sepatutnya memberikan perhatian lebih kepada PPI Cilamaya Girang. Telah diketahui bersama Tabel 13 PPI Cilamaya Girang belum memiliki fasilitas yang lengkap baik fasilitas pokok dan penunjang. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Subang hendaknya dapat segera atau memprioritaskan melengkapi fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang di PPI ini.

6.2 Penyediaan Kebutuhan Melaut