Unit penangkapan 1. Alat tangkap

Seluruh produksi hasil tangkapan tersebut didaratkan di TPI yang ada di seluruh pelabuhan perikanan Kabupaten Subang. Produksi perikanan tangkap Kabupaten Subang pada tahun 2009 mencapai 42.000 ton. Hasil ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 76,6. Perkembangan produksi hasil tangkapan di kabupaten Subang mengalami fluktuasi selama periode tahun 1998 – 2009. Selama periode tersebut rata-rata pertumbuhan produksi hasil tangkapan adalah - 4,24 per tahun atau pada kisaran -76,7 – 22,2. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produksi hasil tangkapan di Kabupaten Subang. Penurunan produksi yang signifikan terjadi pada tahun 2009 sebesar 76,7. Hal ini diduga terjadi karena adanya penurunan jumlah nelayan pada tahun yang sama. Produksi hasil tangkapan Kabupaten Subang pada tahun 2009 memberikan nilai produksi sebesar Rp 24.000.000.000. Secara keseluruhan, selama periode tahun 2000-2009 terjadi fluktuasi perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan. Namun nilai produksi ini mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2009. sebesar 83,8. Hal ini sesuai dengan penurunan produksi hasil tangkapan pada tahun yang sama di Kabupaten Subang.

4.2.2 Unit penangkapan 1. Alat tangkap

Alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan Kabupaten Subang sangat beragam jenisnya. Mulai dari alat tangkap payang, dogol, pukat pantai, gillnet jaring insang hanyut, jaring insang tetap, jaring klitik, dan lain-lain pancing tangan, pengumpul kerang, dan alat tangkap lainnya. Alat tangkap dominan di Kabupaten ini meliputi jenis jaring klitik, jaring insang tetap, dan payang. Perkembangan jumlah alat tangkap di Kabupaten Subang periode 1999 sampai 2008 disajikan pada Tabel 7. Grafik perkembangan ketiga jenis alat tangkap dominan tersebut dapat diihat pada Gambar 2. Jumlah alat tangkap yang digunakan nelayan Kabupaten Subang pada tahun 2009 adalah sebanyak 807 unit. Persentase jenis alat tangkap yang dominan digunakan nelayan selama tahun 2009 berturut-turut adalah gillnet 19, jaring klitik 16,3, dan jaring insang hanyut 14. Jumlah alat tangkap pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 44,8 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 601 alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Subang. Sumber: Anonymous, 2009 b diolah kembali Gambar 2 Grafik perkembangan alat tangkap dominan di Kabupaten Subang periode tahun 2000-2009 Perkembangan jumlah alat tangkap dominan yang digunakan di Kabupaten Subang selama periode tahun 2000 – 2009 cukup berfluktuatif terutama pada jenis jaring insang hanyut Gambar 2. Penurunan pertumbuhan jumlah alat tangkap ini terjadi sejak tahun 2006 hingga 2008, selanjutnya meningkat pada tahun 2009. Kondisi ini diduga terjadi karena pihak statistik DKP Kabupaten Subang menggolongkan alat tangkap jaring klitik ini sebagai kumpulan dari berbagai alat tangkap yang menggunakan jaring. Secara keseluruhan, jumlah masing-masing ketiga jenis alat tangkap dominan tersebut mengalami penurunan pada tahun 2008; masing-masing sebesar -13,3, -22,0, dan -13,6. Hal ini sesuai dengan terjadinya penurunan jumlah produksi hasil tangkapan namun bertolak belakang terhadap peningkatan jumlah armada PMT pada tahun yang sama Tabel 6 dan 10. Hal ini diduga PMT yang bertambah tersebut merupakan PMT yang bertipe pengangkut atau carrier, sehingga walaupun jumlah PMT tersebut bertambah tetapi tidak diikuti oleh peningkatan jumlah alat tangkap dan hasil tangkapan yang didaratkan.

2. Armada