Fasilitas POTENSI PENGEMBANGAN FASILITAS DAN AKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN

7. POTENSI PENGEMBANGAN FASILITAS DAN AKTIVITAS PELABUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN

SUBANG Kondisi dan aktivitas pelabuhan perikanan seharusnya dievaluasi secara berkala untuk menghasilkan rencana pengembangan; guna meningkatkan fungsi pelabuhan perikanan. Evaluasi yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan pelabuhan perikanan diantaranya adalah evaluasi unit penangkapan, produksi hasil tangkapan, dan fasilitas yang tersedia.

7.1 Fasilitas

Fasilitas merupakan modal utama sebuah pelabuhan perikanan ketika beroperasional. Fasilitas yang terdapat di pelabuhan perikanan adalah fasilitas pokok, fungsional, dan tambahan. Hanya terdapat satu pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang yang memiliki fasilitas yang lengkap. Tabel 14 pada Bab 5 telah memperlihatkan bahwa fasilitas yang paling lengkap berada di PPP Blanakan. Fasilitas tersebut adalah adanya dermaga, turap, TPI, instalasi listrik, instalasi air tawar, SPDN, pabrik es, pasar ikan, bengkel, masjid, kantor syahbandar, kantor pengelola pelabuhan, perumahan nelayan, pertokoaan dan pujasera di wilayah pelabuhan. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: KEP.10MEN2006 menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan dengan tipe D PPI diharuskan untuk memiliki dermaga dengan panjang sekurang-kurangnya 50 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang memiliki dermaga. Namun dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dermaga di beberapa pelabuhan perikanan sudah tidak layak lagi seperti halnya di PPP Blanakan dermaga yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kapasitasnya dan dalam kondisi yang tidak baik Kurniawan, 2009. Demikian halnya di PPP Muara Ciasem dermaga yang ada sudah tidak sesuai dengan kapasitasnya walaupun kondisinya baik Indrianto, 2006 Diantara beberapa fasilitas yang terdapat di pelabuhan perikanan, fasilitas yang harus ada dan mempunyai peranan penting dalam produksi hasil tangkapan adalah kolam pelabuhan, dermaga pendaratan ikan serta TPI. Fasilitas-fasilitas tersebut apabila dikelola dengan baik dan benar maka akan dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan karena banyak kapal-kapal akan memilih mendaratkan hasil tangkapannya ke pelabuhan tersebut. Fasilitas-fasilitas lainnya yang ada di pelabuhan perikanan secara tidak langsung akan meningkatkan produksi hasil tangkapan. Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai salah satu penyedia jasa sehingga aktivitas operasional yang digunakan oleh pengguna pelabuhan dapat dilakukan dengan baik. Kebutuhan yang didapatkan nelayan maupun pengusaha perikanan dapat dilihat dari fasilitas yang telah disediakan oleh pelabuhan baik itu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan bahkan fasilitas pendukung yang disediakan di pelabuhan perikanan. Salah satu jasa yang disediakan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap penyediaan kebutuhan melaut seperti solar, es dan air bersih. Beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia mekanisme penyediaan sarana dan fasilitas perbekalan melaut diserahkan pengaturan dan pengelolaannya kepada PERUM Prasarana Pelabuhan Perikanan Samudera setempat, namun ada juga yang dikelola langsung oleh pihak UPT pelabuhan. Pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak pelabuhan akan memberikan tingkat kepuasan bagi pengguna fasilitas-fasilitas di pelabuhan perikanan tersebut. Tingginya tingkat pelayanan jasa akan mempengaruhi pengguna pelabuhan perikanan dalam hal ini nelayan dan pedagang untuk memilih pelabuhan perikanan tersebut. Nelayan akan memilih mendaratkan hasil tangkapannya ke pelabuhan tersebut maka produksi hasil tangkapan di pelabuhan perikanan akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak pelabuhan rendah atau tidak maksimal maka para nelayan juga tidak akan mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan tersebut sehingga produksi hasil tangkapan di pelabuhan perikanan akan menurun. Pengembangan pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang penting untuk dilakukan. Pengembangan dapat dilakukan dengan melihat kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh setiap pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang. Fasilitas yang dikembangkan sebaiknya adalah fasilitas yang berkaitan dengan volume produksi hasil tangkapan, mutu hasil tangkapan dan nilai hasil tangkapan. Selain itu fasilitas-fasilitas lain yang menjadi prioritas dalam pembangunan selanjutnya fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas penyediaan kebutuhan melaut. Fasilitas tersebut adalah depo BBM, pabrik es, instalasi air tawar. Pembangunan fasilitas ini selain berguna untuk kepentingan nelayan juga akan berpengaruh terhadap peningkatan status pelabuhan. Penyediaan tangki BBM, pabrik es atau depot es dan instalasi air bersih di setiap pelabuhan perikanan mutlak dilakukan. Keberadaan tangki BBM di setiap pelabuhan dapat memudahkan nelayan dalam memperoleh pasokan bahan bakar sebelum melaut. Selain itu juga dengan tersedianya bahan bakar solar di kawasan pelabuhan perikanan telah meringankan biaya nelayan karena telah mendapat subsidi dari pemerintah. Penentuan pengambilan keputusan pengembangan fasilitas BBM, pabrik es dan instalasi air bersih dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah penghitungan kebutuhan aktual BBM, es dan air bersih per hari oleh nelayan di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan penghitungan untuk mendapatkan ketersediaan BBM, es dan air bersih per hari yang disediakan oleh setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang. Penghitungan kebutuhan BBM aktual per hari dilakukan dengan cara mengalikan jumlah armada penangkapan yang membutuhkan BBM yang ada di salah satu pelabuhan dengan jumlah BBM yang diperlukan ketika melakukan operasi penangkapan per hari. Ketersediaan BBM yang ada di setiap pelabuhan yang telah diketahui kapasitasnya akan dikurangi dengan kebutuhan aktual BBM per hari yang dibutuhkan oleh nelayan. Selanjutnya setelah kebutuhan BBM per hari diperoleh dilakukan pengurangan antara kebutuhan BBM aktual per hari dengan pasokan BBM yang tersedia akan didapatkan hasil BBM yang sebenarnya. Hasilnya dapat berupa kekurangan ataupun kelebihan pasokan BBM. Apabila hasil yang diperoleh adalah kekurangan pasokan BBM maka keputusan yang dapat dilakukan adalah dilakukannya perawatan tangki dan penambahan pasokan BBM. Namun apabila hasil yang diperoleh adalah kelebihan pasokan maka keputusan yang diambil adalah perawatan tangki BBM yang ada dan penyaluran pasokan kepada nelayan yang membutuhkan semakin ditingkatkan. Selanjutnya cara yang sama dilakukan untuk menghitung ketersediaan kebutuhan pasokan es dan air bersih yang terjadi di setiap pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang Lampiran. Berikut ini disajikan analisis kebutuhan fasilitas per pelabuhan di Kabupaten Subang. Tabel 27 Analisis kebutuhan bahan perbekalan seluruh armada per pelabuhan perikanan per hari di Kabupaten Subang tahun 2009 PP Bahan Perbekalan dan satuan Kebutuhan Tersedia Kekurangan Kesimpulan 1 BBM liter 3.150 -3.150 Pengadaan SPDN Es balok 48 -48 Pengadaan depot es Air liter 864 5.000 0 Perawatan tangki air 2 BBM liter 10.035 10.000 -35 Penambahan kapasitas tangki BBM Es balok 170 -170 Pengadaan depot es Air liter 2.904 -2.904 Pengadaan tangki air 3 BBM liter 9.990 16.000 -6.010 Perawatan tangki BBM Es balok 124 -124 Pengadaan depot es Air liter 2.336 -2.336 Pengadaan tangki air 4 BBM liter 18.915 5.333 -13.582 Penambahan kapasitas tangki BBM Es balok 289 300 -11 Pengadaan depot es Air liter 5.284 10.000 0 Perawatan tangki air 5 BBM liter 6.225 10.000 0 Perawatan SPDN Es balok 98 120 0 Perawatan depot es Air liter 1.752 10.000 0 Perawatan tangki air 6 BBM liter 6.975 -6.975 Pengadaan SPDN Es balok 97 -97 Pengadaan depot es Air liter 1.876 5.000 0 Perawatan tangki air 7 BBM liter 3.450 -3.450 Pengadaan SPDN Es balok 52 -52 Pengadaan depot es Air liter 944 -944 Pengadaan tangki air Keterangan: 1. PPI Rawameneng 4. PPP Blanakan 7. PPI Cirewang 2. PPI Patimban 5. PPP Muara Ciasem = Perlu 3. PPI Mayangan 6. PPI Cilamaya Girang PP = Pelabuhan Perikanan Sumber: Indrianto, 2006; Kurniawan, 2010; Puspaningsih, 2010; Rusdi, 2010; Janah, 2010, data diolah kembali Penyediaan solar di pelabuhan perikanan adalah sangat penting karena diperlukan para nelayan dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Kebutuhan nelayan akan pasokan solar seharusnya didukung oleh pengelola pelabuhan perikanan. Keberadaan Solar Packed Dealer Nelayan SPDN di pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang hanya dimiliki oleh empat unit pelabuhan saja yaitu PPI Patimban, PPI Mayangan, PPP Blanakan dan PPP Muara Ciasem. Kebutuhan pasokan BBM tertinggi berada di PPP Blanakan dengan jumlah 13.582 liter per hari sedangkan kapasitas tangki BBM yang tersedia di pelabuhan ini hanya sebesar 5.333 liter. Selanjutnya kekurangan pasokan BBM juga terjadi di PPI Cilamaya Girang dengan jumlah 6.975 liter per hari. Keadaan yang terjadi di PPI Cilamaya Girang dengan PPP Blanakan yaitu tidak adanya tangki BBM yang tersedia di kedua pelabuhan perikanan. Hal ini menyebabkan nelayan akan membeli kebutuhan bahan bakar solarnya di luar pelabuhan. Oleh karenanya sangat penting bagi DKP Subang dan pengelola pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang untuk segera melakukan pengadaan tangki BBM SPDN di pelabuhan perikanan yang belum memiliki unit SPDN dan segera menambah kapasitas tangki BBM di PPP Blanakan mengingat kebutuhan aktual bahan bakar solar di pelabuhan tersebut sangat tinggi apabila dalam satu periode waktu yang sama seluruh armada penangkapan melakukan aktivitas penangkapan. Pemenuhan kebutuhan BBM yang dilakukan oleh nelayan di luar pelabuhan akan menyebabkan nelayan mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya pengangkutan BBM. Pembelian bahan bakar solar diluar kawasan pelabuhan akan memaksa nelayan untuk menyewa kendaraan mobil pick-up atau sepeda motorojek untuk membawa bahan bakar kapal nelayan. Selain itu juga harga bahan bakar yang dibeli di luar pelabuhan biasanya lebih mahal daripada harga yang ditawarkan SPDN. Hal ini tentu saja sangat memberatkan bagi nelayan. Sebagaimana diketahui bahwa operasi penangkapan ikan merupakan kegiatan yang membutuhkan biaya produksi yang sangat besar dengan hasil yang belum pasti. Selain itu kebutuhan akan es sebagai pengawet hasil tangkapan tidak bisa dikesampingkan. Kebutuhan es bagi operasi penangkapan sangat penting untuk menjaga kualitas mutu hasil tangkapan selama operasi penangkapan sehingga ketika hasil tangkapan tersebut didaratkan masih layak untuk dilelang. Penyediaan es di kawasan pelabuhan perikanan digunakan untuk keperluan penanganan hasil tangkapan sehingga dapat mempertahankan mutu hasil tangkapan sebelum dilelang maupun setelah pelelangan. Kebutuhan es di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini dikarenakan hanya terdapat satu pabrik es di Kabupaten Subang yaitu PT. Tirta Ratna di PPP Blanakan. Kebutuhan pasokan es tertinggi terdapat di PPI Patimban dengan jumlah 170 balok per hari. Selanjutnya kekurangan pasokan es juga terjadi di PPI Mayangan dan PPI Cilamaya Girang dengan jumlah berturut-turut adalah 124 balok per hari dan 97 balok per hari. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Penangkapan DKP Subang diketahui bahwa para nelayan di ketiga PPI ini dan nelayan dari pelabuhan lainnya yang kekurangan pasokan es biasanya membeli es balok di luar pelabuhan yaitu di daerah Pamanukan dan Eretan. Mengingat fungsi es yang sangat penting dalam mempertahankan mutu hasil tangkapan maka DKP Subang dan pengelola pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Subang untuk segera melakukan pengadaan pabrik es ataupun depot es di pelabuhan yang belum memiliki pabrik es ataupun depot es seperti di PPI Rawameneng, PPI Patimban, PPI Mayangan, PPI Cilamaya Girang, dan PPI Cirewang. Kebutuhan akan air bersih juga sangat penting. Air bersih di kawasan pelabuhan perikanan digunakan untuk kegiatan industri pengolahan ikan, pabrik es, perbekalan kapal perikanan, pencucian basket atau keranjang ikan, dan pencucian lantai TPI. Selain itu air bersih juga digunakan untuk kepentingan umum antara lain perkantoran, rumah tinggal, mess dan masyarakat di sekitar pelabuhan perikanan Pane, 2006. Selama melakukan operasi penangkapan selain untuk keperluan sehari-hari para nelayan dapat juga dipakai untuk membersihkan hasil tangkapan dari kotoran yang menempel seperti darah maupun benda asing lain yang menempel pada hasil tangkapan. Menurut Pane 2005 kebutuhan air bersih untuk kapal penangkap ikan di Indonesia saat ini tidak mengikuti patokan teoritis sebagaimana yang disebutkan diatas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya sebagian armada kapal penangkap ikan di Indonesia melakukan aktivitas penangkap yang bersifat one day fishing dengan lama operasi 1 hari sehingga tidak memerlukan alokasi air bersih untuk mandi dan cuci atau kalaupun mandi menggunakan air laut maka setelah itu dibilas menggunakan air tawar atau terkadang mandi dengan “menyeburkan” diri ke laut selesai haulling seperti pada purseiner di Laut Jawa. Selanjutnya menurut Pane untuk kapal penangkap ikan di Indonesia dengan lama trip 1 hari pada umumnya belum dilengkapi dengan fasilitas sarana yang layak untuk menyimpan ketersediaan air selama di kapal. Faktor yang juga turut mempengaruhi rendahnya pemanfaatan air bersih di kapal adalah untuk keperluan MCK, pencucian peralatan dan penanganan hasil tangkapan dimana nelayan lebih menggunakan air laut. Disamping itu, ketersediaan air bersih di kapal-kapal penangkapan lebih diprioritaskan untuk kebutuhan makan dan minum, sedangkan untuk mandicuci sangat terbatas atau sengaja dibatasi kecuali pada kapal-kapal berukuran besar seperti 200GT. Kebutuhan pasokan air bersih tertinggi di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang terdapat di PPI Patimban sebesar 2.904 liter per hari. Selanjutnya kekurangan pasokan air bersih juga terjadi di PPI Mayangan dengan jumlah 2.336 liter per hari. Tingginya kekurangan pasokan air bersih di kedua pelabuhan ini disebabkan oleh tidak tersedianya instalasi air bersih, sehingga nelayan yang berada di pelabuhan ini akan memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan cara mencarinya di luar kawasan pelabuhan. Fasilitas pelabuhan perikanan adalah sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan pelabuhan perikanan untuk mendukung operasional pelabuhan KepMen No.10 tahun 2004 tentang Pelabuhan perikanan. Dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas atau sarana yang ada pada umumnya menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan dan akan berkaitan pula dengan skala usaha perikanannya Lubis, 2006. Tabel 28. Profil fasilitas yang perlu dikembangkan di pelabuhan perikanan Kabupaten Subang tahun 2009 Pelabuhan Perikanan Fasilitas yang perlu dikembangkan 1. PPI Rawameneng BBM 2. PPI Patimban Air bersih 3. PPI Mayangan BBM 4. PPP Blanakan BBM 5. PPP Muara Ciasem Depot es 6. PPI Cilamaya Girang BBM 7. PPI Cirewang BBM Hampir seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang membutuhkan pengadaan dan perbaikan pada fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas pemenuhan kebutuhan melaut. Fasilitas yang paling dibutuhkan di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Subang adalah fasilitas tangki BBM Tabel 28.

7.2 Aktivitas