Aktivitas Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan

1 Fasilitas kesejahteraan: MCK, poliklinik, mess, kantinwarung, dan musholla 2 Fasilitas administrasi : Kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar dan kantor beacukai

2.1.2 Aktivitas Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan dapat mempunyai beberapa aktivitas mulai dari pendaratan sampai pemasaran hasil tangkapan. Dalam hal ini pelabuhan perikanan lebih diutamakan sebagai pemusatan kegiatan pendaratan serta penjualan hasil tangkapan. 1 Aktivitas Pendaratan Hasil Tangkapan Menurut Pane 2005 aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi pembongkaran hasil tangkapan dari palkah ke dek, penurunan hasil tangkapan dari dek ke dermaga dan pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga menuju TPI. 1 Pembongkaran Hasil Tangkapan Pembongkaran hasil tangkapan merupakan proses sebelum hasil tangkapan didaratkan di dermaga. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama karena hasil tangkapan terlebih dahulu disortir berdasarkan jenis dan ukurannya. Mekanisme pembongkaran hasil tangkapan yang baik adalah pembongkaran dengan memperhatikan kualitas hasil tangkapan. Pane 2005 mengemukakan bahwa pada pendaratan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan terdiri atas proses, penyortiran dan penyiapan pendistribusian hasil tangkapan. Pembongkaran merupakan proses mengeluarkan hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu atau tanpa alat bantu dari dalam palkah kapal ke atas dek kapal yang selanjutnya dilakukan penyortiran kemudian diangkut menuju tempat lain dermaga, TPI dan atau konsumen. Cara pembongkaran ikan dari dalam palkah dilakukan bermacam-macam, ada yang menggunakan alat bantu berupa peti, kantong-kantong yang terbuat dari jaring, sekop atau ganco Ilyas, 1983. Hasil tangkapan di dalam palkah harus mendapatkan penanganan yang baik saat proses pembongkaran terjadi. Penanganan tersebut antara lain adalah hasil tangkapan selama proses pembongkaran tidak boleh terkena sinar matahari langsung, karena dapat menurunkan kualitas hasil tangkapan tersebut serta alat- alat untuk pembongkaran tidak boleh merusak hasil tangkapan. Menurut Djulaeti 1994 mekanisme pembongkaran hasil tangkapan sebagaimana yang terjadi di PPN Palabuhanratu adalah sebagai berikut : a. Sebelum kapal melakukan pembongkaran, nahkoda kapal melapor untuk melakukan pembongkaran dengan membawa surat-surat kapal, yaitu pas biru, surat izin berlayar dan buku lapor kedatangan kapal; b. Petugas tambat labuh mencatat waktu dan kedatangan kapal di buku lapor kapal serta memberi izin untuk melakukan pembongkaran; c. Pembongkaran diawali dengan pengeluaran hasil tangkapan ikan dari palkah ke geladak. Pengangkatan ikan-ikan yang berukuran besar seperti cakalang, tuna, tongkol diangkat satu persatu sedangkan untuk ikan-ikan yang berukuran kecil dengan menggunakan keranjang. Jenis ikan yang besar dan berat seperti cucut, pengeluaran ikan dibantu dengan menggunakan tali yang berdiameter dua sampai empat centimeter ke geladak kapal oleh dua sampai tiga Anak Buah Kapal ABK. Cara pembongkaran hasil tangkapan disesuaikan dengan kondisi tempat pendaratannya. Dalam pembongkaran hasil tangkapan, selain cara-cara dalam pembongkaran yang benar, alat-alat yang dipergunakan harus sesuai dengan karakteristik ikan, bersih dan tidak bersifat merusak sehingga mampu mempertahankan mutu hasil tangkapan agar tidak menurun. 2 Penurunan hasil tangkapan Penurunan hasil tangkapan merupakan proses setelah hasil tangkapan dilakukan pembongkaran dari dalam palkah, penyortiran di atas dek menuju ke dermaga. Penurunan hasil tangkapan ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu, yaitu papan peluncur yang terbuat dari kayu maupun fiberglass. Hasil tangkapan sebelumnya diletakkan di dalam basket-basket sesuai ukuran dan jenis ikan. Penurunan hasil tangkapan dari dek ke dermaga Pane, 2005 yaitu dengan: a. Menggunakan tenaga pengangkut ABK, buruh angkut di banyak pelabuhan perikanan di Indonesia. Tenaga pengangkut dalam hal ini adalah ABK atau buruh angkut, yaitu orang yang bertugas mengangkut hasil tangkapan setelah didaratkan dari dek ke dermaga untuk dibawa ke TPI. b. Menggunakan papan peluncur di PPS Nizam Zachman Jakarta, PPN Pekalongan Papan peluncur merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah penurunan hasil tangkapan dari atas dek ke dermaga. Bahan papan peluncur ini biasanya terbuat dari lempengan kayu atau fiberglass. c. Menggunakan ban berjalan di PP di Eropa seperti Prancis, Inggris dan Jerman Ban berjalan digunakan untuk membawa hasil tangkapan yang dimasukkan ke dalam basket setelah diturunkan ke dermaga menuju ke TPI. 3 Pengangkutan Hasil Tangkapan Pengangkutan merupakan proses pemindahan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media angkut yang bertujuan mempermudah pemindahan ke tempat lain. Pengadaan alat bantu untuk pengangkutan hasil tangkapan, sangat penting dalam aktivitas pendaratan. Menurut Djulaeti 1994, alat bantu yang digunakan dalam pengangkutan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu adalah sebagai berikut: a. Gerobak dorong Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari dermaga ke daerah sekitar Palabuhanratu. b. Tong-tong plastik blong Alat ini dilengkapi dengan es dan diangkut dengan kendaraan pick up untuk daerah luar Pelabuhanratu. c. Keranjang Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan yang akan diolah. d. Traise keranjang plastik Alat ini digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan ke daerah di sekitar Pelabuhanratu. 2 Aktivitas Penyediaan Kebutuhan Melaut Aktivitas ini merupakan aktivitas yang disiapkan sebelum melakukan operasi penangkapan ikan. Persiapan yang dilakukan biasanya menyangkut perbekalan yang akan dibawa. Perbekalan yang akan dibawa meliputi es, BBM, air bersih dan bahan makanan yang akan dibawa. 1 Es Pemerintah seharusnya mendorong penggunaan es sebagai bahan pengawet untuk menciptakan cold chain system dalam mempertahankan mutu ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan. Selain itu juga hal ini untuk mencegah penggunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan. Es merupakan salah satu perbekalan kapal yang berfungsi untuk mengawetkan ikan dengan cara menurunkan suhu ikan, sehingga pada akhirnya penurunan mutu ikan dapat dihambat. Bentuk penggunaan es pada kapal penangkapan ikan adalah es curah agar lebih memudahkan penanganan saat berada di palka serta pendinginan yang dilakukan terhadap ikan lebih merata. Kebutuhan perbekalan es di suatu pelabuhan perikanan biasanya dihasilkan oleh pabrik es yang ada di pelabuhan tersebut. Menurut Ningsih 2006, kebutuhan perbekalan es di Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Nizam Zachman telah mampu disediakan oleh Perum PPS. Perum ini mengoperasikanmengelola 2 unit pabrik es dengan kapasitas 150 tonhari sebanyak 3.000 es balokhari dan pabrik es yang dikelola swasta yaitu PT. Safritindo Dwi Santoso mempunyai kapasitas 240 tonhari sebanyak 4.000 es balokhari sedangkan permintaan es rata-rata sebesar 9.000-10.000 es balokhari. 2 BBM BBM merupakan salah satu perbekalan penting dalam melakukan operasi penangkapan ikan yang dibawa saat melaut. BBM diperlukan sebagai bahan bakar mesin diesel yang merupakan mesin utama bagi armada penangkapan ikan. Berdasarkan Perpres No. 552005 tentang kenaikan harga BBM yang mengacu pada UU No. 222001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pada 1 Oktober 2005 kenaikan harga BBM mencapai rata-rata diatas 100. Hal ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US80 per barel, lonjakan harga minyak mentah ini memaksa patokan harga minyak Indonesia dalam APBN 2005 diubah dari US24 per barel menjadi US45 per barel dan akhirnya diputuskan menjadi sekitar US54 per barel Bisnis Indonesia, 2005 vide Wibowo 2009. Harga BBM yang semakin meningkat akan mempengaruhi biaya operasional melaut. Biaya operasional yang paling mahal adalah biaya kebutuhan akan solar dan oli. Semakin jauh daerah penangkapan ikan DPI akan membutuhkan jumlah solar dan oli yang semakin banyak. Tingginya harga BBM dan dengan jumlah hasil tangkapan di laut yang tidak pasti maka pendapatan pemilik kapal dan nelayan akan semakin menurun, sehingga banyak pemilik kapal yang meminjam uang sebelum mereka beroperasi ke laut. Keadaan ini akan mengakibatkan banyak pengusaha perikanan yang menjual kapalnya maupun pindah usaha, sehingga nelayan-nelayan tidak melaut, khususnya nelayan skala kecil akan merasa terbebani dengan meningkatnya harga BBM. Menurut Mahyuddin 2007 kebutuhan BBM solar untuk nelayan Palabuhanratu yang memiliki kapal berukuran 30 GT dipasok dari SPDN Station Package Dealer untuk Nelayan dengan harga Rp 4.300 per liter Oktober 2005. 3 Air Bersih Kebutuhan air bersih untuk nelayan biasanya dipasok dari PDAM kemudian dikelola oleh pelabuhan perikanan yang bersangkutan. Kebutuhan air bersih tidak hanya diperlukan oleh nelayan yang hendak melaut saja tetapi juga untuk kegiatan lainnya antara lain aktivitas kantor, kapal, TPI dan WC umum. 3 Aktivitas Pemasaran Pelelangan ikan adalah salah satu mata rantai tata niaga ikan. Aktivitas pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan merupakan salah satu aktivitas di suatu pelabuhan perikanan yang termasuk dalam kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pendaratan dan pemasaran ikan. Pelelangan ikan memiliki peran yang cukup penting untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam pemasaran ikan. Pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di tempat pelelangan ikan guna mempertemukan penjual dan pembeli sehingga terjadi tawar-menawar harga ikan yang disepakati bersama. Fungsi tempat pelelangan ikan adalah untuk melelang ikan, dimana terjadi pertemuan antara penjual nelayan atau pemilik kapal dengan pembeli pedagang atau agen perusahaan perikanan. Letak dan pembagian ruang di gedung pelelangan harus direncanakan supaya aliran produk flow of product berjalan dengan cepat Lubis, 2006. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa produk perikanan merupakan produk yang cepat mengalami penurunan mutu, sehingga apabila aliran produk ini terganggu akan menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan. Ruangan yang ada pada gedung pelelangan adalah: a. Ruang sortir, yaitu tempat membersihkan, menyortir, dan memasukkan ikan ke dalam peti atau keranjang; b. Ruang pelelangan, yaitu tempat menimbang, memperagakan dan melelang ikan; c. Ruang pengepakan, yaitu tempat memindahkan ikan ke dalam peti lain dengan diberi es, garam, dan lain-lain selanjutnya siap untuk dikirim; dan d. Ruang administrasi pelelangan, terdiri dari loket-loket, gudang peralatan lelang, ruang duduk untuk peserta lelang, toilet dan ruang cuci umum. Fungsi lain dari tempat pelelangan ikan adalah sebagai pusat pendaratan ikan, pusat pembinaan mutu hasil tangkapan, pusat pengumpulan data dan pusat kegiatan para nelayan di bidang pemasaran. Proses pelelangan ikan yang terjadi di dalam gedung TPI bertujuan untuk menarik sejumlah pembeli yang potensial, menjual dengan penawaran tinggi, menerima harga sebaik mungkin dan menjual sejumlah besar ikan dalam waktu yang sesingkat mungkin Biro Pusat Statistik, 1990 vide Desiwardani, 2007. 4 Aktivitas Pengolahan Aktivitas pengolahan yang ada di wilayah pelabuhan perikanan Indonesia masih bersifat tradisional. Namun ada juga yang sudah bersifat semi modern maupun modern. Pengolahan tradisional meliputi pemindangan, pengeringan, pengasapan, dan fermentasi ikan. Pengolahan semi modern antara lain meliputi pengalengan, fillet, pembuatan makanan jadi berbahan ikan bakso ikan, fish nugget . Pengolahan modern meliputi surimi, industri tingkat tiga “rumput laut” bahan kosmetik, obat-obatan Sumiati, 2008. Aktivitas pengolahan di suatu pelabuhan perikanan dimaksudkan untuk menambah nilai jual hasil tangkapan. Pengolahan memegang peranan penting untuk mempertahankan kemunduran mutu hasil tangkapan. Pengolahan hasil tangkapan juga berfungsi agar hasil tangkapan dapat dipertahankan seperti saat musim dimana harga ikan menjadi murah dan saat paceklik harga ikan menjadi mahal. Menurut Lubis 2006, jenis olahan yang umumnya terdapat di pelabuhan perikanan Indonesia kecuali PPS Nizam Zahman Jakarta, masih bersifat tradisional dan kiranya belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik antara lain jenis pengolahan pengasinan dan pemindangan. Jenis industri olahan lainnya yang sering dijumpai di lingkungan luar pelabuhan seperti pengalengan ikan, kerupuk dan terasi. Beberapa perusahaan di Pelabuhan Nizam Zachman, telah memodernisasi penanganan dan pengolahan ikannya yang memungkinkan dipatuhinya norma-norma higienis internasional untuk tujuan ekspor. Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai awal dari kegiatan distribusi dan pengolahan ikan, sehingga untuk memenuhi fungsi ini, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan fasilitas pelelangan, tempat untuk usaha pengepakan ikan basah, pengolahan, gudang dingin, dan gudang beku. Tersedia pula lapangan parkir yang cukup luas untuk memperlancar pengiriman Ilyas, 1983.

2.2 Pengelolaan dan Output Pelabuhan Perikanan