Permasalahan kemitraan usaha wisata

sebagian syarat yang harus dipenuhi untuk mengarah pada integrasi vertikal agar kemitraan usaha wisata dapat mencapai sasaran, yaitu terciptanya suasana saling membutuhkan, saling memperkuat dan menguntungkan di antara kedua belah pihak. Namun pada kenyataannya hak dan kewajiban tersebut belum direalisasikan sepenuhnya oleh pihak yang bermitra sehingga keadaan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan dalam kemitraan usaha.

5.2.4 Permasalahan kemitraan usaha wisata

Penerapan hak dan kewajiban yang telah disepakati tidak sepenuhnya terwujud dalam pelaksanaan pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih Ciwidey. Terdapat beberapa hak dan kewajiban yang belum dipenuhi oleh kedua pihak. Hal ini yang menyebabkan timbulnya ketidaksesuaian atau permasalahan dalam pengelolaan kemitraan usaha di WWKP Ciwidey. Permasalahan yang timbul menurut pengelola termasuk dalam kategori tidak krusial, namun sumber permasalahan berasal dari pihak mitra sendiri yaitu anggota LMDH Wisata. Pihak mitra cenderung tidak menjalankan kewajibannya, seperti macetnya pembayaran sharing yang telah disepakati kepada pihak pengelola. Berdasarkan Pasal 6 Perjanjian Kerjasama Kemitraan Lampiran 5 seharusnya setiap mitra menjalankan kewajiban pembayaran sharing setiap bulannya kepada koordinator masing-masing kelompok usaha atau ketua LMDH Wisata dan dibayarkan secara kumulatif paling lambat pada tanggal 28 setiap bulannya selama masa kerjasama. Selain itu permasalahan yang sering timbul yaitu konflik horizontal, kecemburuan sosial antar sesama mitra dalam kegiatan kemitraan usaha wisata ini. Hal ini terkait dengan sistem pembagian fasilitas pendukung kegiatan usaha mitra pasca penertiban seperti bangunan tempat berjualan. Mitra yang tidak nyaman dengan tempat melakukan usahanya merasa sistem ini tidak adil, keadaan seperti inilah yang menimbulkan kecemburuan sosial antar sesama mitra. Sebaiknya pengelola dapat menerapkan prinsip dasar pengelolaan sumberdayahutan bersama masyarakat masyarakat, yaitu prinsip keadilan dan demokratis PT Perhutani 2001 sebelum pembagian fasilitas tersebut agar mitra merasa puas dengan hasil pembagian apabila dilakukan secara demokratis. Selain itu, pihak pengelola juga belum sepenuhnya memenuhi hak dan kewajiban yang telah disepakati. Salah satu di antaranya yaitu belum terealisasikan secara tegas kewajiban untuk memberikan bimbingan, pembinaan dan pengawasan serta teguran kepada pihak mitra sehingga para mitra belum terbina dengan baik sesuai dengan perberdayaan masyarakat. Menurut Awang 1991 diacu dalam Anantanyu 1998, hal ini dirasa perlu agar terwujud pembangunan kehutanan dengan memperhatikan aspek sumberdaya manusia yang dapat berpartisipasi aktif. Pembinaan yang dilakukan tidak hanya bersifat untuk menambah wawasan dan meningkatkan kecintaannya terhadap kawasan tetapi juga berkaitan dengan program dalam pengelolaan wisata di WWKP Ciwidey. Salah satu pembinaan yang dapat dilakukan yaitu melakukan standardisasi terhadap kualitas produk wisata yang ditawarkan oleh mitra di WWKP Ciwidey. Standardisasi tersebut dapat dirumuskan secara bersama-sama oleh pihak pengelola dan mitra. Standardisasi ini dirasa perlu dilakukan agar pengunjung dapat memperoleh kepuasan yang sama dari setiap produk wisata yang dibelinya baik dari jasa angkutan, produk yang dijual maupun pelayanan yang dilakukan oleh mitra. Selain masalah di atas terdapat juga permasalahan lainnya, di di antaranya responden mitra usaha menyampaikan keluhan mereka tentang penurunan pendapatan setelah dilakukan penertiban terhadap mitra usaha yang berjualan secara tidak teratur di parkiran atas menuju lokasi Kawah Putih. Menurut mereka jumlah pengunjung berkurang akibat kenaikan harga tiket yang terlalu tinggi. Selain itu banyaknya pengunjung yang menggunakan mobil pribadi sampai lokasi kawah menyebabkan angkutan ontang-anting merasa dirugikan. Begitu pula dengan mitra usaha warungan, menurut mereka pengunjung cenderung tidak mau berbelanja di sekitar pelataran parkir bawah. Karena mereka telah membayar mahal untuk harga tiket maka mereka membawa bekal masing-masing. Pengunjung merasa fasilitas yang ada di WWKP kurang memadai sehingga sebagian besar dari responden mengharapkan perbaikan terhadap fasilitas tersebut. Pengunjung menyarankan untuk dilakukan perbaikanpelebaran jalan menuju lokasi kawah untuk lebih menjamin keselamatan pengunjung. Selain itu keberadaan toilet umum hendaknya diperbanyak dan dapat digunakan secara gratis. Penambahan shelter juga sangat diharapkan agar pengunjung dapat memanfaatkannya untuk berteduh pada saat hujan tiba karena jumlah yang ada untuk saat ini terbatas. Pengunjung merasa bahwa dengan harga tiket yang telah ditetapkan, mereka juga mendapatkan masker yang disediakan oleh pengelola tanpa harus membeli lagi.

5.3 Manfaat Kemitraan Usaha Wisata