3. Pembentukan kelompok bisa berbentuk kelompok ekonomi, kelompok sosial
maupun kelompok budaya yang tumbuh dari keswadayaan. 4.
Guna mendorong proses optimalisasi dan berkembangnya PHBM dengan menyelaraskan para pihak yang terlibat, dibentuk Forum Komunikasi PHBM
baik tingkat desa, kecamatan, kabupaten, KPH, unit maupun propinsi. 5.
Untuk memperkuat komitmen para pihak maka MoU maupun naskah perjanjian kerjasama yang disepakati para pihak yang menjadi pegangan
implementasinya di lapangan. 6.
Unit terkecil dalam pengelolaan hutan yang disesuaikan dengan wilayah administratif adalah desa.
7. Akta notaris merupakan produk hukum yang keberadaannya secara formal
bisa diterima semua pihak, sehingga para pihak yang terlibat secara hukum tidak bisa menghindar dari komitmen-komitmen yang telah disepakati.
8. Apabila semua tahapan tersebut telah dilakukan maka pelaksanaan kegiatan
secara fisik di lapangan sudah mengacu kepada kesepakatan yang bisa diterima para pihak.
2.3 Kesatuan Bisnis Mandiri
Kesatuan Bisnis Mandiri Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan KBM AEJ dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani
Nomor :199kptsDir2009 tanggal 4 Mei 2009 tentang Struktur Organisasi yang merupakan perubahan struktur dari Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan
Usaha Lain KBM WBU. Kesatuan Bisnis Mandiri AEJ merupakan satuan unit organisasi dibawah Kantor Unit yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pengelolaan bisnis wisata di 11 Obyek Lokasi wisata dari semula sebanyak 42 obyek yang bertujuan guna meningkatkan pendapatan perusahaan secara mandiri.
Kesatuan Bisnis Mandiri AEJ dipimpin oleh General Manager sebagai penanggung jawab kinerja operasional dan keuangan KBM, dan dalam tugasnya
dibantu oleh Manager, Asisten Manajer, Kepala Urusan dan Staf. Usaha Wisata yang dilaksanakan Perum Perhutani sejak tahun 1980 sampai saat ini merupakan
pendapatan usaha lain diluar usaha pokok.
Maksud dan tujuan dari KBM AEJ adalah untuk optimalisasi wisata alam, agroforestry dan jasa lingkungan yang lestari sebagai salah satu kontributor
pendapatan bagi perusahaan yang dilaksanakan bersama masyarakat. Sifat Usaha KBM AEJ adalah untuk meningkatkan nilai jual obyek wisata, agroforestry dan
jasa lingkungan serta mengembangkan dan memasarkan dalam rangka meraih keuntungan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan
prinsip pengelolaan kelestarian. Adapun kegiatan dan bidang usaha KBM AEJ saat ini adalah :
1. Pembangunan dan Pengembangan Wana Wisata, Agroforestry dan Jasa
Lingkungan; 2.
Pengembangan dan Penguatan Manajemen Pengelolaan; 3.
Peningkatan profesionalisme SDM pengelolaan Wisata, Agroforestry dan Jasa Lingkungan;
4. Pembangunan Infrastruktur;
5. Pengembangan Networking Institusi;
6. Perluasan dan Pemanfaatan Pangsa Pasar;
7. Peningkatan dan Penggalian Sumber Penghasilan Wisata.
Penyelenggaraan semua kegiatan dan bidang usaha KBM AEJ didasarkan pada upaya mewujudkan tercapainya misi KBM sebagai institusi usaha yang mengelola
wisata, agroforestry dan jasa lingkungan guna menghasilkan nilai tambah tinggi dengan tetap memperhatikan prinsip dan tata kelola usaha yang baik good
corporate governance dan prinsip kelestarian lingkungan. Pengelolaan semua kegiatan dan bidang usaha KBM AEJ meiliki beberapa sifat, di antaranya :
1. Profesional, melakukan pengembangan diri secara terus menerus untuk
meningkatkan kemampuan; 2.
Inovatif, membuka diri untuk sesuatu yang baru dan terbaik bagi kepentingan KBM AEJ;
3. Kreatif, senantiasa mencari peluang dan cara dalam pelaksanaan tugas;
4. Kerjasama, mampu berbagi tugas dan tanggung jawab dalam bekerja sebagai
suatu tim; 5.
Ulet dan bertanggung jawab, bekerja keras untuk mewujudkan visi dan misi.
Adapun jenis bidang usaha yang dikelola oleh KBM AEJ saat ini meliputi Wisata Harian, Camping, Jungle Track, ResortPondokVilla, Outdoor Activity, Paket
Tour, Wisata Edukasi dan Gathering Perum Perhutani Unit 3 Jawa Barat dan Banten 2009.
2.4 Sistem Kemitraan 2.4.1 Definisi kemitraan