Saran KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

terhadap peubah jumlah trubus, panjang daun, lebar daun, bobot biji segar, bobot biji kering, edible portion, kekerasan kulit buah dan TAT aril bug manggis, serta kandungan N, P, K pada kulit buah, tangkai dan cupat buah juga biji buah manggis kecuali kandungan N dan K pada biji buah manggis. 5. Terdapat dua rekomendasi pemupukan yang dapat dibuat pada penelitian ini, yaitu 1 rekomendasi pemupukan N, P, dan K berdasarkan data produksi buah manggis pada tahun 2008 yaitu pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium masing-masing sebesar 1020 g N, 1400 g P 2 O 5 , dan 1532 g K 2 0 per pohon manggis per tahun; 2 rekomendasi pemupukan N, P, dan K berdasarkan data produksi buah manggis selama lima tahun yaitu pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium masing-masing sebesar 1269 g N, 1436 g P 2 O 5 , dan 1023 g K 2 0 per pohon manggis per tahun, dimana pada rekomendasi kedua terdapat pengaruh sifat bienial bearing pada tanaman manggis. 6. Untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis, daun terminal trubus terakhir pada posisi manapun dapat digunakan sebagai sampel.

5.2. Saran

1. Untuk membangun rekomendasi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada saat on year dan off year maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pada tahun-tahun berikutnya 2. Daun yang digunakan sebagai sampel harus dalam kondisi baik dan tidak cacat atau terserang hama dan penyakit. 3. Jeda waktu antara pengambilan daun dan analisis daun haruslah sekecil mungkin untuk menghindari kerusakan daun yang lebih besar akibat transpirasi ataupun respirasi daun. DAFTAR PUSTAKA Abdillah, M. 2008. Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Manggis pada tahun produksi keempat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ahn. 1993. Tropical Soil and Fertilize use Intermediate Tropical Agriculture Series. Longman Scientific and Technical. England. Almeyda N, Martin FW. 1976. Cultivation of neglected tropical fruit with promise. Part I. The Mangosteen. Agricultural Research Service. Department of Agriculture. USA Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek budidaya. UI-Press.Jakarta. Bernier, G., J.M. Kinet, R.M. Sachs. 2000. The Physiology of Flowering : volume 1, the initiation of flowers. CRC Press,Inc. Florida. Black, C.A. 1968. Soil-plant relationship. John Willey Sons.Inc. New York Borchert, R. 1973. Simulation of Rythmic Growth Under Constant Conditions. Physiology Plant.29:173-180. Collings, G.H. 1955. Commercial Fertilizer. Fifth Edition. New York: Mc. Graw- Hill Book Company, Inc. Cox. J. E. K. 1988. Garcinia mangostana - Mangosteen. p. 361-375. In Gardner, R. J and S. A. Chaudori eds.. The Propagation of Tropical Fruit Trees. FAO and CAB, England. Crabble, J., P. Bernola. 1996. A New Conceptual Approach to Dormancy in Woody Plants. In G.A. Lang Edt.. Plant Dormancy. CABI Publishing. USA. Dahnke, W.C., R.A. Olson. 1990. Soil Test Corelation, Calibration and Recommendation. In Westeman Edt.. Soil Testing and Plant Analisys 3 rd edition. Soil Sci.Soc.Amer., Madison. Departemen Pertanian. 2008. komoditas pertanian-hortikultura Indonesia. http:www.deptan.go.id. [diakses pada 24 Januari 2008]. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kesuburan Tanah. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Dorly. 2008. Studi Struktur Sekretori dan Fitokimia Getah Kuning Serta Pengaruh Aplikasi Kalsium pada Buah Manggis. [Disertasi]. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor. Dwijoseputro, D. 1999. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Edmod, J.B., A.M. Musser, F.S. Andrews. 1957. Fundamentals of Horticulture. McGraw Hill Book Company, Inc. USA. Erez, A. 2000. Temperate Fruit Crops in Warm Climates. Kluwer Acad. Publ. London. Faust, M. 1989. Physiology of Temperate Zone Fruits Trees. A Willey- Interscience Publication. New york. Gardner,V.R., F.C. Bradford, H.D. Hooker, Jr. 1939. The Fundamental of fruit production. McGraw-Hill Book Company,Inc. New York. Gardner, F.P., R.B. Pearce, R.L.Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant. Terjemahan: Susilo H. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. Gunawan, E. 2007. Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi Tanaman dan Kualitas Buah Manggis di Lima Sentra Produksi di Pulau Jawa. [Thesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Harris, J.G, M.W.Harris. 1994. Plant Identification Terminology, an Illustrated Glossary. Spring Lake Publishing. USA Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian : Tinjauan singkat tentang anatomi, fisiologi, sistematika dan genetika dasar tumbuh-tumbuhan. CV.Rajawali. Jakarta. Hidayat, R. 2002. Kajian Ritme Pertumbuhan Tanaman Manggis Garcinia mangostana L. dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. [Disertasi]. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor. Ignatief, V., H. Page. 1968. Efficient Use of Fertilizers. Food and Agriculture Organization of The United Nation. Italy. Kidder, G. 1993. Methodhology for Calibration Soil Test. Soil and Crop Sci. Soc. Florida Proc. Klepper, B. 1991. Root-Shoot Relationships, p:265-286. In Waisel et.al. 1991. Plant Roots The Hidden Half. Marcel Dekker Inc. New York. Krishna, K.R. 2002. Soil Fertility and Crop Production. Science publisher,Inc. USA Laegreid M, O.C. Bockman, O.Kaarstad. 1999. Agriculture, Fertilizers and the Environment. CABI Publishing. USA. Lakitan, B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Rajawali Press. Jakarta. Liferdi. 2007. Diagnosis Status Hara Menggunakan Analisis Daun Untuk Menyusun Rekomendasi Pemupukan pada Tanaman Manggis Garcinia mangostana L.. [Disertasi]. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor. Lingga, P. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Lozano, F.C. 1990. Soil and Plant Analisys: A Diagnostic tool for Nursery Soil management, In Planting Stock Production Technology. Training Course Proceeding 1:45-56. Mengel K., Kirby. 1987. Principles of plant Nutrition. 4 th edition. International Potash institute. Switzerland. Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2 nd edition. Academic Press. London. Mooney, P.A. 1992. Citrus Nutrient-Leaf Nutrient Analisys. Hort Research. New Zealand. Nakasone H.Y., and R.E.Paull. 1999. Tropical Fruits. CABI Publishing. USA. Poepenoe, W. 1974. Manual of Tropical and Sub tropical Fruits. 2nd book. Hafner Press. New York. Poerwanto, R. 1995. Peluang dan prospek usahatani manggis. Makalah Seminar Peluang dan Prospek Usahatani Manggis. IPB. Bogor Poerwanto, R., R. Hidayat, E.Diana, R. Zahara. 1995. Usaha Mempercepat Pertumbuhan Batang Bawah Manggis. Pros.Simp.Hort.Nas., 105-112. Poerwanto, R. 2000. Teknologi budidaya manggis. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Bisnis dan Teknologi Manggis. Kerjasama Pusat Kajian Buah-buahan Tropika.LP-IPB dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Aneka Tanaman. Departemen Pertanian. Bogor. Poerwanto, R. 2002. Peningkatan Produksi dan Mutu untuk Mendukung Ekspor Manggis. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hotikultura Departemen Pertanian. Poerwanto, R. 2003. Bahan Ajar Budidaya Buah-Buahan. Modul VII. Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Kebun Buah-Buahan. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika. 2004. Program peningkatan produksi dan Kualitas Kebun manggis Rakyat Cengal Leuwiliang. LP2M-Institut Pertanian Bogor. Prihmantoro, H. 1999. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Purwani, J.T. Prihatini, J.S. Adiningsih. 1998. Pengelolaan Kesuburan Tanah dengan Memanfaatkan Bahan Organik dan Mikroorganism Effective EM4. BPDPP. Bandung. Rai, I Nyoman. 2004. Fisiologi Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Manggis Garcinia mangostana L. Asal Biji dan Sambungan. [Disertasi]. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor. Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta. Richards, A.J. 1990. Studies on Garcinia, dioecious Tropical Forest Trees: The Origin of The mangosteen Garcinia Mangostana L.. Bot.Jour.Linn.Soc.,103:301-308. Ryugo K. 1988. Fruit Culture: its Science and Art. John Wiley and Sons, Inc. New York. Safrizal. 2007. Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Tanaman Manggis tahun produksi ketiga. [Thesis]. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor. Salisbury, Ross. 1992. Plant Physiology. Terjemahan : Diah R.Lukman dan Sumaryono. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung Schroth, G, M.E.A. Elias, J.L.V. Maceˆdo, M.S.S. Mota, R. Lieberei. 2002. Mineral nutrition of peach palm Bactris gasipaes in Amazonian agroforestry and recommendations for foliar analysis. Elsevier. European Journal of Agronomy 17 2002 81–92 Schroth, G., F.L. Sinclair. 2003. Trees, Crop and soil fertility consepts and research methods. CABI publishing. UK. Schulze, E.D., E. Beck, K. Mű ller, Hohenstein. 2002. Plant Ecology. Springer. Jerman Simanjuntak, J. 2006. Pengaruh pemberian kalium terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman manggis Garcinia mangostana L. [skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Subagyo, Samad. 1970. Dasar-dasar Ilmu Tanah Jilid I dan II. Yasaguna. Jakarta. Sulaiman. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPPS 10. Penerbit Andi. Yogyakarta Sunaryono, H. 1988. Memperpendek Masa Remaja Tanaman manggis. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9:4-6. Susila, A.D. 2004. Fungsi Hara, bahan kuliah Interaksi Hara dan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB. Bogor. Sutejo, MM. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Institut Pertanian Bogor, Bogor Soepartini, M., Nurjaya, A. Kasno, S. Ardjakusumah, Moersidi S., J. Sri Adiningsih. 1994. Status hara P dan K serta sifat-sifat tanah sebagai penduga kebutuhan pupuk padi sawah di Pulau Lombok. Pemb. Pen. Tanah dan Pupuk 12 : 23-34. Syah M., Ellina, Titin, Dewi, Firdaus. 2007. Teknologi Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis. http:www.pustaka- deptan.go.idinovasikl070102.pdf. [diakses 26 Desember 2008]. Taiz L., E.Zeiger. 2002. Plant Physiology. 3th edition. Sinauer Associates,Inc., Publishers. Sunderland, Massachusetts. Thompson, LM.. 1957. Soils and Soil Fertility. Mc Graw-Hill Book Company. New York. Thorne, DW., M.D. Thorne. 1979. Soil, water and crop production. AVI Publishing Company,INC. United States of America. Tisdale, Nelson WL, Beaton JD. 1985. Soil Fertility and Fertilizer. 4th edition. Macmillan Publishing Company. New York. Verheij EWM. 1992. Garcinia mangostana L. In E.W.M Verheij ed. Plant Recources of South Asia, edible fruit and nuts. Bogor a selection.PUDOC. Wageningen Vogel, A.I., Tatchell, A.R., Furnis, B.S., Hannaford, A.J., P.W.G. Smith. 1996. Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry, 5th Edition. Prentice Hall. Waugh, D.L., R.B.Cate, Jr., L.A. Nelson. 1973. Discontinuous Models for Rapid Corelation, Interpretation, and Utilization of Soil Analysis and Fertilizer Response Data. North Carolina State University. USA. Wiebel, J., W.J.S. Downton, E.K. Chacko. 1992. Influence of Applied Plant Growth Regulators on Bud Dormancy and Growth of Mangosteen Garcinia mangostana L.. Scientia Hort, 52:27-35. Wiebel, J. 1993. Physiology and Growth of Mangosteen Garcinia mangostana L. Seedlings. [Disertasi]. Technische Universitat Berlin. Wilde, S.A., R.B. Corey, J.G. Iyer, G.K. Voigt. 1979. Soil and Plant Analysis for Tree Culture. Oxford IBH Publisihing Co. New Delhi. Yaacob,O., H.D. Tindall. 1995. mangosteen Cultivation. FAO Plant Production and Protection Paper No.128. FAO Plant Production and Protection Division of The United Nations Belgium. Zomlefer WB .1994. Guide to flowering Plant Families. Library of congres cataloguing-in-publication. New York Lampiran 1. Gambar Contoh daun Berdasarkan Umur Daun Keterangan : = Daun terminal pada trubus terakhir bagian ujung = Daun terminal pada trubus kedua dari ujung = Daun terminal pada trubus ketiga dari ujung Lampiran 2. Gambar Contoh daun Berdasarkan Posisi Daun Keterangan : = Daun terminal pada trubus terakhir bagian ujung cabang = Daun terminal pada trubus terakhir ranting kedua dari ujung cabang = Daun terminal pada trubus terakhir ranting ketiga dari ujung cabang Lampiran 3. Prosedur penerapan nitrogen total dengan metode Kjeldahl Wilde et.al. 1979 Kadar N = 100 14 mg l Bobotsampe x xNHCLx blanco contoh IsiHCl  Perhitungan: 500 gram tanah atau 0,2 gram jaringan tanaman dimasukkan kedalam labu Kjeldahl + 1,9 g campuran Se, CuSO 4 dan NaSO 4 + 5 ml H 2 SO 4 pekat + 5 tetes parafin cair Dipanaskan pada suhu 200 C dalam ruang asam hingga diperoleh cairan berwarna terang hijau-biru selama 15 menit Dipindahkan kedalam labu destilasi, sambil dibilas dengan air 100-150 ml, digoyang sebentar dan kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 50 Destilasi ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang telah terisi 10 ml H 3 BO 3 4 dan 5 tetes indikator Conway. Destilasi berlangsung kira-kira mencapai 100 ml. Hasil destilasi dititrasi dengan HCL 0,0474 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi merah muda Lampiran 4. Metode penentuan fosfor dan kalium jaringan tanaman Wilde et.al. 1979 1 gram contoh sampel diabukan pada suhu 500 C selama 2 jam, lalu didinginkan Kemudian ditambahkan 5 tetes HCL 37 dan diulang sebanyak tiga kali diatas hot plate 70 C. Selanjutnya ditambahkan 10 HXl 1N, diaduk dan kemudian disaring Hasil saringan dipipet sebanyak 1ml kedalam tera labu ukuran 50 ml Kalium Fosfor 1 ml contoh diencerkan menjadi 10 ml Diamati dengan menggunakan Flamefotometer 1 ml contoh sampel diencerkan menjadi 5 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml PB, selanjutnya ditambahkan 5 tetes PC Diamati dengan menggunakan Flamefotometer Λ 600 nm Lampiran 5. Indeks kematangan buah manggis Indeks warna 0 : Warna kulit buah kuning kehijauan. Kulit buah banyak mengandung getah dan buah belum siap dipetik Indeks warna 1 : Warna kulit buah hijau kekuningan dengan bercak merah. Getah agak kurang dan isi masih sulit dipisahkan dari kulit Indeks warna 2 : Warna kulit buah kuning kemerahan dan bercak merah jelas merata. Getah sedikit dan isi bisa dipisahkan dari dari kulit. Baik untuk ekspor. Indeks warna 3 : warna kulit buah coklat kemerahan pada seluruh permukaan buah. Bisa dikonsumsi tapi masih mengandung getah Indeks warna 4 : warna kulit buah ungu kemerahan pada seluruh permukaan kulit. Getah telah hilang, isi mudah dilepas dari kulit. Baik untuk pasar domestik Indeks warna 5 : warna kulit buah ungu gelap atau kehitaman pada seluruh permukaan kulit. Buah telah masak dan siap saji. Mutu dan citarasa baik. Sumber : Standar Prosedur Operasional manggis 2004 Lampiran 6 . Ukuran Buah Manggis Berdasarkan Standar Codex. Kode Berat g Diameter mm A 30-50 38-45 B 51-75 46-52 C 76-100 53-58 D 101-125 59-62 E 125 62 Sumber : CODEX STAN 204-1997,AMD.1-2005 Lampiran 7 . Ukuran Buah Manggis Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Grade Jumlah buah dalam 1 kg Berat buah gram Lingkaran buah mm Super A 6-8 20,36 ± 1,02 135,14 ± 15,44 A 10 18,70 ± 0,96 105,81 ± 12,11 B 13 17,02 ± 0,61 78,07 ± 6,31 C 15 15,58 ± 0,25 62,30 ± 2,83 Sumber : SNI 0-13211-1992 i DETERMINASI STATUS HARA N, P, K PADA JARINGAN DAUN UNTUK REKOMENDASI PEMUPUKAN DAN PREDIKSI PRODUKSI MANGGIS ODIT FERRY KURNIADINATA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Determinasi Status Hara N, P, K pada Jaringan Daun untuk Rekomendasi Pemupukan dan Prediksi Produksi Manggis adalah hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Januari 2010 Odit Ferry Kurniadinata A252070101 iii ABSTRACT ODIT FERRY KURNIADINATA. 2010. The Determination of Nitrogen, Phosphor and Potassium Status in Leaf Tissues to Built a Fertilizer Recommendation and to Predict Yield of Mangosteen. Supervised by Roedhy Poerwanto and Anas Dinurrohman Susila. The objectives of this study were to find out the response of growth, yield and quality of mangosteen fruit on rate of nitrogen, phosphorus and potassium; find out the best mangosteen leaves as a sample of tissue analysis to determine nutrient status based on the mangosteen plant flush age and leaf position on the terminal flush; build the nitrogen, phosphorus and potassium fertilizer recommendation at productive mangosteen trees. This study consists of five separate experiments, ie: nitrogen fertilization experiment, phosphorus fertilization experiment, potassium fertilization experiment, determination of the mangosteen leaf samples based on flush ages and determination of the mangosteen leaf samples based on the position of the terminal leaves. Content of nitrogen, phosphorus and potassium in the leaves of the mangosteen plant terminals were observed since 2008 until 2009. The increased of plant growth and yield of mangosteen in line with increasing rate of fertilizer. The mangosteen plant yield fluctuated over five years due to the influence of biennial bearing. The best rate of nitrogen, phosphorus and potassium fertilizer that able to increase the relative yield of mangosteen yield reaches 80 were used to build fertilizer recomendation. There are two fertilizer recommendation can be build in this study: 1st nitrogen, phosphorus and potassium fertilizer recommendation based on the mangosteen yield in 2008 were 1020 g N, 1400 g P 2 O 5 , and 1532 g K 2 0 per tree mangosteen per year; 2nd nitrogen, phosphorus and potassium fertilizer recommendation based on the mangosteen yield for five years were 1269 g N, 1436 g P 2 O 5 , and 1023 g K 2 0 per year the mangosteen tree. The treatment of phosphorus and potassium fertilization influence on phosphorus and potassium content in mangosteen terminals leaves based on the mangosteen plant flush age, but does not give effect to the content of nitrogen, phosphorus and potassium in the terminal leaves based on leaf position on the terminal flush. This indicates that the terminal leaves on the last flush at any position can be used as a sample for leaf tissue analysis to determine nutrient status of the mangosteen plant. Keywords: Mangosteen, fertilizer recommendation, nitrogen, phosphorus, potassium, leaf tissue analysis, yield iv RINGKASAN ODIT FERRY KURNIADINATA.

2010. Determinasi Status Hara N, P, K Pada

Jaringan Daun Untuk Rekomendasi Pemupukan Dan Prediksi Produksi Manggis. Dibimbing oleh Roedhy Poerwanto dan Anas Dinurrohman Susila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan, produksi dan kualitas buah manggis pada berbagai dosis nitrogen, fosfor dan kalium; mengetahui daun manggis yang paling tepat untuk dijadikan sebagai contoh analisis jaringan untuk mengetahui status hara tanaman manggis berdasarkan umur trubus dan posisi daun terminal pada trubus; membangun rekomendasi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium bagi tanaman manggis produktif. Penelitian dilakukan di kebun manggis Kelompok Tani Manggis Karya Mekar, di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 390-398 m di atas permukaan laut dpl. Penelitian berlangsung selama 13 bulan sejak persiapan hingga pangambilan data, yaitu dimulai pada bulan Maret 2008 hingga April 2009. Penelitian ini terdiri atas lima percobaan yang terpisah, yaitu percobaan pemupukan nitrogen, pemupukan fosfor, pemupukan kalium, percobaan penentuan contoh daun manggis berdasarkan umur trubus dan penentuan contoh daun berdasarkan posisi daun terminal pada analisis jaringan. Masing-masing percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK. Percobaan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium, masing-masing terdiri atas lima taraf perlakuan dengan enam ulangan. Sedangkan percobaan penentuan contoh daun manggis berdasarkan umur trubus dan penentuan contoh daun berdasarkan posisi daun terminal pada analisis jaringan, masing-masing terdiri atas tiga taraf perlakuan dengan tiga ulangan. Terjadi peningkatan kandungan nitrogen, fosfor dan kalium pada daun terminal tanaman manggis yang diamati sejak setelah panen tahun 2008 hingga setelah panen tahun 2009. Peningkatan dosis pupuk nitrogen hingga 1200 g tanaman tahun meningkatkan panjang trubus, panjang daun, lebar daun, jumlah bunga, jumlah bunga dan buah rontok, jumlah buah panen, produksi buah per pohon, bobot buah segar, bobot kulit buah segar, bobot kulit buah kering, bobot tangkai dan cupat segar, bobot aril, edible portion, diameter horizontal buah, diameter vertikal buah dan tebal kulit buah manggis, namun tidak memberikan pengaruh terhadap peubah jumlah trubus, bobot biji segar, bobot biji kering, bobot tangkai dan cupat kering, kekerasan kulit buah, Total Padatan Terlarut TPT dan Total Asam Terlarut TAT aril buah manggis, serta kandungan nitrogen, fosfor dan kalium pada kulit buah, tangkai dan cupat buah serta biji buah manggis kecuali kandungan K pada biji buah manggis. Peningkatan dosis pupuk fosfor nitrogen hingga 1200 g tanaman tahu meningkatkan jumlah bunga, jumlah buah panen, produksi buah per pohon, bobot buah segar, bobot kulit buah segar, bobot kulit buah kering, bobot tangkai dan cupat segar, bobot aril, diameter horizontal dan vertikal buah, tebal kulit buah dan TPT aril buah manggis, namun tidak memberikan pengaruh terhadap peubah jumlah trubus, panjang trubus, panjang daun, lebar daun, jumlah bunga dan buah rontok, bobot biji segar, bobot biji kering, bobot tangkai dan cupat kering, edible portion, kekerasan kulit buah, TAT aril buah manggis, serta kandungan nitrogen, v fosfor dan kalium pada kulit buah, tangkai dan cupat buah juga pada biji buah manggis. Peningkatan dosis pupuk kalium nitrogen hingga 1600 g tanaman tahun meningkatkan panjang trubus, jumlah bunga, jumlah bunga dan buah rontok, jumlah buah panen, produksi buah per pohon, bobot buah segar, bobot kulit buah segar, bobot kulit buah kering, bobot tangkai dan cupat segar, bobot tangkai dan cupat kering, bobot aril, diameter horizontal buah, diameter vertikal buah, tebal kulit buah dan TPT aril buah manggis, namun tidak memberikan pengaruh terhadap peubah jumlah trubus, panjang daun, lebar daun, bobot biji segar, bobot biji kering, edible portion, kekerasan kulit buah dan TAT aril buah manggis, serta kandungan nitrogen, fosfor dan kalium pada kulit buah, tangkai dan cupat buah juga biji buah manggis kecuali kandungan N dan K pada biji buah manggis. Perlakuan pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium selama lima tahun menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman manggis, adanya fluktuatif produksi tanaman manggis selama lima tahun disebabkan adanya pengaruh sifat biennial bearing pada tanaman manggis Rekomendasi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium dibangun dengan melakukan pendekatan berupa konsolidasi data produksi buah manggis selama tahun 2008 serta konsolidasi data produksi buah manggis selama lima tahun yaitu sejak 2004 sampai dengan 2008. Dosis pupuk N, P, dan K yang mampu meningkatkan nilai hasil relatif produksi manggis mencapai nilai 80 akan menjadi rekomendasi pupuk N, P dan K. Terdapat dua rekomendasi pemupukan yang dapat dibangun pada penelitian ini, yaitu 1 rekomendasi pemupukan N, P, dan K berdasarkan data produksi buah manggis pada tahun 2008 yaitu pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium masing-masing sebesar 1020 g N, 1400 g P 2 O 5 , dan 1532 g K 2 0 per pohon manggis per tahun; 2 rekomendasi pemupukan N, P, dan K berdasarkan data produksi buah manggis selama lima tahun yaitu pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium masing-masing sebesar 1269 g N, 1436 g P 2 O 5 , dan 1023 g K 2 0 per pohon manggis per tahun, dimana pada rekomendasi kedua terdapat pengaruh sifat bienial bearing pada tanaman manggis. Perlakuan pemupukan fosfor dan kalium memberikan pengaruh terhadap kandungan fosfor dan kalium pada daun terminal manggis berdasarkan umur trubus. Namun tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan nitrogen, fosfor dan kalium pada daun terminal trubus terakhir pada bagian ujung cabang, daun terminal trubus terakhir pada ranting kedua dari ujung cabang dan daun terminal trubus terakhir pada ranting ketiga dari ujung cabang. Hal ini menunjukkan bahwa daun terminal trubus terakhir pada posisi manapun dapat digunakan sebagai contoh analisis jaringan daun untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis. Kata Kunci : Manggis, rekomendasi pemupukan, nitrogen, fosfor, kalium, analisis jaringan daun, produksi