Produksi Tanaman Manggis Selama Lima Tahun Perlakuan Pemupukan

hanya berasal dari sisa-sisa tanaman seperti daun-daun yang rontok, dan kandungan N, P, K rendah karena umumnya daun yang rontok adalah daun yang tua. Hal ini penting untuk menjadi dasar pemupukan pada periode berikutnya, untuk memenuhi kebutuhan tanaman manggis agar dapat berproduksi maksimal.

4.5. Produksi Tanaman Manggis Selama Lima Tahun Perlakuan Pemupukan

Perlakuan pemberian pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium terbukti memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis. Adanya pengaruh ini disebabkan tanaman manggis membutuhkan dan memanfatkan nitrogen, fosfor dan kalium yang diberikan dalam berbagai proses metabolisme didalam mendukung pertumbuhan dan produksinya. Perlakuan pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium selama lima tahun menunjukkan bahwa tanaman manggis memberikan respon positif terhadap jumlah pupuk yang diberikan. Liferdi 2006 menyebutkan perlakuan pemberian pupuk nitrogen, fosfor dan kalium pada tahun 2004 dan 2005, menunjukkan terjadinya peningkatan pertumbuhan dan produksi buah manggis secara nyata terutama pada perlakuan pemberian fosfor dan kalium. Produksi buah pada tahun kedua dibandingkan pada tahun pertama pemberian pupuk, meningkat secara nyata dengan pola respon linear. Peningkatan produksi buah tertinggi didapat pada perlakuan 1200g nitrogen tanamantahun, 1200 g fosfor tanamantahun, dan 1400 g kaliumtanamantahun. Pengaruh perlakuan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada tahun ketiga perlakuan 2006 dilaporkan oleh Safrizal 2007 bahwa pada pohon manggis yang diberikan perlakuan pemupukan terbukti terjadi peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman manggis dengan pola respon linear, terutama pada jumlah buah yang dihasilkan bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan bila dibandingkan dengan produksi tanaman manggis pada tahun sebelumnya 2005 maka terjadi peningkatan produksi tanaman manggis yang sangat besar Gambar 11. Gambar 11 . Produksi Buah Manggis pada Kebun Manggis di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor selama 5 Tahun pada setiap Perlakuan Pemupukan; A = Pemupukan Nitrogen; B = Pemupukan Fosfor; C= Pemupukan Kalium. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 2004 2005 2006 2007 2008 tahun pengamatan h a s il t a n a m a n m a n g g is k g t a n a m a n tanpa N 300 g N tanaman tahun 600 g N tanaman tahun 900 g N tanaman tahun 1200 g N tanaman tahun A 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun pengamatan H a s il t a n a m a n m a n g g is k g t a n a m a n tanpa P2O5 300 g P2O5 tanaman tahun 600 g P2O5 tanaman tahun 900 g P2O5 tanaman tahun 1200 g P2O5 tanaman tahun B 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun pengamatan H a s il t a n a m a n m a n g g is k g t a n a m a n tanpa K2O 400 g K2O tanaman tahun 800 g K2O tanaman tahun 1200 g K2O tanaman tahun 1600 g K2O tanaman tahun C Hal yang sedikit berbeda disampaikan oleh Abdillah 2008 yang menyebutkan bahwa perlakuan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi manggis, namun menunjukkan produksi tanaman manggis yang lebih rendah bila dibandingkan produksi tanaman manggis pada tahun 2006, dengan rata-rata produksi sebesar 1 kg per pohon. Hasil ini dapat dikatakan merupakan data produksi terendah pada tanaman manggis selama lima tahun, karena produksi tanaman manggis pada tahun pengamatan kelima 2008 produksi tanaman manggis kembali mengalami peningkatan produksi gambar 11. Adanya fluktuatif hasil tanaman manggis disebabkan adanya pengaruh sifat biennial bearing pada tanaman manggis sebagai faktor genotif tanaman manggis yang mempengaruhi produksi serta kondisi curah hujan pada lokasi penelitian setiap tahun pengamatan Tabel 18. Pengaruh sifat biennial bearing ini dapat dilihat pada hasil tanaman manggis pada tahun 2004 yang terus mengalami peningkatan pada tahun 2005 dan mencapai puncaknya pada tahun 2006 dengan rata-rata hasil sebesar 30 kg per pohon. Keadaan ini disebut sebagai tahun panen raya pada siklus panen buah manggis, sedangkan pada tahun dimana terjadi penurunan produksi buah manggis disebut sebagai tahun off season. Off season terjadi pada tahun 2007, hal ini ditandai dengan adanya penurunan hasil tanaman manggis yang cukup besar. Disebutkan oleh Poerwanto 2003 biennial bearing merupakan fenomena dimana pada satu musim tertentu tanaman berproduksi sangat tinggi on year dan pada musim berikutnya produksi sangat rendah off year. Terjadinya peningkatan produksi manggis pada tahun kelima perlakuan pemupukan menunjukkan pengaruh biennial bearing terjadi secara fluktuatif, sehingga dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan produksi manggis pada tahun berikutnya mengikuti pola yang sama pola kubik. Walaupun terdapat pengaruh dari sifat biennial bearing tanaman manggis, namun terlihat bahwa pada setiap tahun produksi, perlakuan pemupukan baik nitrogen, fosfor dan kalium masing-masing memberikan pengaruh terhadap produksi buah manggis dan sebagian besar memberikan pengaruh dengan pola respon linear. Hal ini menjelaskan bahwa tanaman manggis memberikan respon positif terhadap pupuk nitrogen, fosfor dan kalium yang diberikan. Apabila dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan maka terlihat pengaruh nyata dari setiap dosis yang diberikan terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman manggis, sehingga dapat dikatakan walaupun perlakuan pemupukan nitrogen, fosfor maupun kalium belum mampu mempertahankan jumlah produksi manggis pada taraf produksi yang sama, namun tetap memberikan hasil terbaik seiring dengan jumlah dosis setiap pupuk.

4.6. Rekomendasi Pemupukan N, P, K pada Tanaman Manggis