rapuh, pertumbuhannya lambat dan peka terhadap kondisi lingkungan. Disebutkan oleh Wiebel 1993 pada semua stadia pertumbuhannya, akar manggis tidak
memiliki bulu akar. Hal ini menyebabkan laju pembelahan sel pada meristem pucuk rendah Poerwanto 2000. Manggis seperti halnya tanaman tahunan tropis
dan sub-tropis lainnya memperlihatkan ritme pertumbuhan tunas dan akar dengan pola yang tetap di bawah kondisi lingkungan yang relatif konstan Borchert 1973;
Crabbe dan Barnola 1996. Dengan demikian terdapat pola hubungan ketergantungan antara
pertumbuhan tunas dan akar yang didukung oleh translokasi fosfor dan kalium pada jaringan tersebut, karena masing-masing organ mensuplai bahan untuk
pertumbuhan organ lainnya, dan berkurangnya fungsi organ yang satu akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan organ lainnya. Sebagaimana diketahui
bahwa akar merupakan sumber hormon tumbuh, salah satunya adalah sitokinin yang efektif sebagai senyawa pemecah dormansi Erez 2000; Klepper 1991.
Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium pada daun terminal manggis berdasarkan umur daun menunjukkan adanya korelasi umur daun terminal
tanaman manggis dengan hasil tanaman manggis, dengan keeratan hubungan yang beragam. Hubungan antara konsentrasi nitrogen pada daun dengan hasil yang
berasosiasi tinggi adalah pada jaringan daun terminal trubus terakhir bagian ujung batang, demikian pula hubungan antara konsentrasi fosfor dan kalium
dengan jaringan daun terminal. Hal ini mengindikasikan bahwa kandungan N, P, K pada daun terminal trubus terakhir tanaman manggis bagian ujung batang
memiliki keeratan hubungan yang paling kuat untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis.
4.7.2. Kandungan N, P, K pada Daun Terminal Berdasarkan Posisi Daun
Berdasarkan uji sidik ragam ketiga perlakuan pemupukan, baik nitrogen, fosfor maupun kalium tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan N, P, K
pada daun terminal trubus terakhir pada bagian ujung cabang, daun terminal trubus terakhir pada ranting kedua dari ujung cabang dan daun terminal trubus
terakhir pada ranting ketiga dari ujung cabang Tabel 22.
Tabel 22. Kandungan N, P, K pada Daun Terminal Tanaman Manggis
Berdasarkan Posisi Daun serta Koefisien Korelasi Perlakuan dengan Hasil Tanaman Manggis.
Perlakuan N
pada daun
Koefisien korelasi
perlakuan dengan hasil
Perlakuan P pada
daun Koefisien
korelasi perlakuan
dengan hasil Perlakuan
K pada
daun Koefisien
korelasi perlakuan
dengan hasil N0l0
1.29 0.877
p0l0 0.14
0.349 k0l0
0.84 0.535
N0l1 1.34
0.641 p0l1
0.14 -0.113
k0l1 0.92
0.149 N0l2
1.34 0.977
p0l2 0.14
-0.349 k0l2
0.78 0.547
N1l0 1.31
0.561 p1l0
0.15 -0.853
k1l0 0.83
0.749 N1l1
1.37 -0.577
p1l1 0.16
-0.277 k1l1
1.04 0.202
N1l2 1.63
0.747 p1l2
0.17 -0.770
k1l2 0.74
0.776 N2l0
1.38 -0.689
p2l0 0.15
-0.442 k2l0
0.89 0.349
N2l1 1.41
-0.915 p2l1
0.14 -0.124
k2l1 0.90
-0.476 N2l2
1.37 -0.171
p2l2 0.15
-0.897 k2l2
1.01 -0.278
N3l0 1.52
0.231 p3l0
0.19 -0.504
k3l0 1.08
-0.925 N3l1
1.44 -0.913
p3l1 0.17
-1.000 k3l1
1.11 -0.996
N3l2 1.40
0.388 p3l2
0.17 -0.401
k3l2 1.13
-1.000 N4l0
1.38 0.782
p4l0 0.14
0.093 k4l0
0.82 0.618
N4l1 1.44
-0.993 p4l1
0.16 0.238
k4l1 0.99
-0.585 N4l2
1.37 -0.391
p4l2 0.18
-0.279 k4l2
0.94 -0.983
Uji F tn
tn tn
Keterangan: Uji F untuk melihat pengaruh pemupukan terhadap kandungan hara pada jaringan daun manggis berdasarkan posisi; tn=tidak nyata; =derajat asosiasi sedang, =derajat asosiasi tinggi.
Perlakuan pemupukan nitrogen menunjukkan tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan nitrogen pada jaringan daun, baik pada jaringan daun
terminal trubus terakhir bagian ujung cabang, maupun jaringan daun terminal trubus terakhir pada ranting kedua dari ujung cabang dan daun terminal trubus
terakhir pada ranting ketiga dari ujung cabang. Demikian pula pada perlakuan pemupukan fosfor dan kalium, Hal ini diduga disebabkan oleh translokasi
nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman manggis terjadi merata pada setiap daun manggis yang telah sempurna dan berada pada umur yang sama.
Faktor posisi daun terminal manggis terbukti tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan hara pada jaringan daun tersebut, sehingga dapat dikatakan
untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis, daun terminal trubus terakhir pada posisi manapun dapat digunakan sebagai sampel. Hal ini akan
mempermudah petani didalam proses pemilihan dan pengambilan contoh daun manggis untuk mengetahui status hara tanaman manggis, kemudian disebutkan
oleh Liferdi 2008 berdasarkan model kuadratik konsentrasi N daun 0,99 statusnya adalah sangat rendah, 0,99-1,35 statusnya adalah rendah, 1,35-
2,10 statusnya dalah sedang. Status konsentrasi P daun 0,11 adalah sangat rendah, 0,11-0,21 adalah rendah dan 0,21-0,315 adalah sedang.
Konsentrasi K daun 0,69 statusnya adalah sangat rendah, 0,69-0,90 statusnya rendah dan 0,90-1,12 statusnya sedang.
Namun demikian, kondisi daun terminal manggis yang akan dijadikan sampel untuk mengetahui status hara menjadi hal yang penting agar tidak terjadi
kesalahan didalam hasil analisis jaringan daun tersebut. Daun yang digunakan harus dalam kondisi baik dan tidak cacat atau terserang hama dan penyakit. Selain
itu waktu antara pengambilan daun dan analisis daun haruslah sekecil mungkin untuk menghindari kerusakan daun yang lebih besar akibat transpirasi ataupun
respirasi daun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan