Sifat Bienial Bearing pada Tanaman Manggis

2003 biennial bearing merupakan fenomena dimana pada satu musim tertentu tanaman berproduksi sangat tinggi on year dan pada musim berikutnya produksi sangat rendah off year. Keadaan dimana terjadi peningkatan produksi disebut sebagai tahun panen raya pada siklus panen buah manggis, sedangkan pada tahun dimana terjadi penurunan produksi buah manggis disebut sebagai tahun off season. Liferdi 2006 menyebutkan pemupukan yang dilakukan pada tanaman manggis produktif yang sebelumnya belum pernah dilakukan pemupukan di Leuwiliang Bogor, menunjukkan peningkatan produksi pada tahun kedua pemupukan, hal ini menunjukkan tanaman manggis memberian respon terhadap pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium yang dilakukan, dengan jumlah produksi manggis berkisar 10-19 kgpohon pada tahun kedua percobaan pemupukan, dibandingkan tahun pertama yang hanya berkisar 2-6 kgpohon. Kemudian Safrizal 2007 menyebutkan bahwa pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi pada tanaman manggis di Leuwiliang Bogor mencapai 30 kgpohon, namun sebaliknya Abdillah 2008 melaporkan bahwa produksi buah manggis pada tahun 2008 di Leuwiliang Bogor sangat rendah mencapai 1 kgpohon bahkan terdapat tanaman manggis yang tidak bereproduksi. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh bienial bearing pada produksi tanaman manggis yang menyebabkan produksi tanaman manggis berfluktuatif setiap tahunnya, dimana pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi bila dibading tahun sebelumnya on year dan tahun 2007 terjadi produksi yang sangat rendah bila dibanding tahun sebelumnya off year.

2.5. Analisis Jaringan Tanaman

Terdapat beberapa pendekatan agar pemberian pupuk pada tanaman dilakukan secara tepat, yaitu dengan melakukan analisis tanah, analisis jaringan tanaman, percobaan screen house atau pot, memperhatikan gejala defisiensi dan melakukan percobaan lapangan Lozano 1990. Analisis tanah banyak digunakan sebagai alat manajemen pemupukan untuk tanaman semusim, seperti tanaman tomat, jagung dan kacang-kacangan. Analisis tanah untuk pohon buah-buahan agak sulit diinterpresentasikan, karena korelasi antar hasil analisis tanah dan produksi buah seringkali tidak baik Poerwanto 2003. Analisis jaringan tanaman lebih praktis dilakukan untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis bila dibandingkan dengan cara lain. Status hara pada jaringan tanaman juga merupakan gambaran status hara dalam tanah. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi suatu unsur hara di dalam tanaman merupakan hasil interaksi dari semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah. Disebutkan oleh Mooney 1992 jaringan tanaman yang umumnya dianalisis adalah jaringan daun. Hal ini karena daun menjadi tempat terjadinya fotosintesis dan metabolisme lainnya yang sangat aktif. Daun juga merupakan salah satu tempat penyimpanan karbohidrat dan mineral. Hara yang ada pada daun tidak hanya berperan dalam fotosintesis tetapi juga menggambarkan status hara aktual dalam tanaman, selain itu daun menjadi salah satu jaringan tanaman yang tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapatkan. Hal ini menyebabkan analisis jaringan daun lebih praktis dan umum dilakukan pada tanaman tahunan lain seperti yang disebutkan oleh Schroth et.al. 2002 bahwa pada salah satu analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui status hara pada tanaman tahunan baik buah-buahan maupun tanaman agroforestry adalah dengan menggunakan analisis jaringan daun, namun demikian perlu diketahui jaringan daun yang paling tepat berkorelasi terhadap produksi tanaman tersebut.